Hal yang sama juga disampaikan warga lain Martin Simbolon (25). Ia mengaku pernah melihat buaya tersebut naik ke permukaan dan berjemur di tepian Aek Sordang.
\"Ada dua ekor, waktu itu lagi surut sungai. Terbuka-buka gitu mulutnya bang,\" ungkapnya.
Kepala Desa Makarti Nauli Nasrul mengaku terus mendapatkan laporan dari warga tentang kemunculan hewan buas itu. \"Ada yang lihat di air, mengambang gitu, katanya kalau balok (batang kayu besar), gak mungkin dia melawan arus,†ungkap Nasrul.
Sejauh ini Nasrul memang belum mendapat bukti konkrit dokumentasi berupa foto atau video. \"Kalau kita mau moto (memfoto) ini buayanya ya gak mungkin ya kan, yang penting kita sampaikan ke masyarakat jangan mandi-mandi di sungai atau di pinggir parit,\" ujarnya.
Laporan warga sudah disampaikan ke instansi terkait. Dia mengimbau warga agar tetap waspada. Beberapa malam terakhir, warga juga sudah menggelar ronda.
Kendati tak memiliki bukti dokumentasi soal buaya, Nasrul berharap persoalan ini bisa dicarikan solusinya. Jangan sampai ada korban terlebih dahulu baru mendapat respon dari instansi terkait.
Kita mau menampakan bukti fakta ril kita belum bisa, kapan dan dimana. Harapan kami dari dinas terkait bagaimana mengantisipasi, jangan sampai memakan korban desa Makarti Nauli, itulah harapan kami,\" tandasnya." itemprop="description"/>
Hal yang sama juga disampaikan warga lain Martin Simbolon (25). Ia mengaku pernah melihat buaya tersebut naik ke permukaan dan berjemur di tepian Aek Sordang.
\"Ada dua ekor, waktu itu lagi surut sungai. Terbuka-buka gitu mulutnya bang,\" ungkapnya.
Kepala Desa Makarti Nauli Nasrul mengaku terus mendapatkan laporan dari warga tentang kemunculan hewan buas itu. \"Ada yang lihat di air, mengambang gitu, katanya kalau balok (batang kayu besar), gak mungkin dia melawan arus,†ungkap Nasrul.
Sejauh ini Nasrul memang belum mendapat bukti konkrit dokumentasi berupa foto atau video. \"Kalau kita mau moto (memfoto) ini buayanya ya gak mungkin ya kan, yang penting kita sampaikan ke masyarakat jangan mandi-mandi di sungai atau di pinggir parit,\" ujarnya.
Laporan warga sudah disampaikan ke instansi terkait. Dia mengimbau warga agar tetap waspada. Beberapa malam terakhir, warga juga sudah menggelar ronda.
Kendati tak memiliki bukti dokumentasi soal buaya, Nasrul berharap persoalan ini bisa dicarikan solusinya. Jangan sampai ada korban terlebih dahulu baru mendapat respon dari instansi terkait.
Kita mau menampakan bukti fakta ril kita belum bisa, kapan dan dimana. Harapan kami dari dinas terkait bagaimana mengantisipasi, jangan sampai memakan korban desa Makarti Nauli, itulah harapan kami,\" tandasnya."/>
Hal yang sama juga disampaikan warga lain Martin Simbolon (25). Ia mengaku pernah melihat buaya tersebut naik ke permukaan dan berjemur di tepian Aek Sordang.
\"Ada dua ekor, waktu itu lagi surut sungai. Terbuka-buka gitu mulutnya bang,\" ungkapnya.
Kepala Desa Makarti Nauli Nasrul mengaku terus mendapatkan laporan dari warga tentang kemunculan hewan buas itu. \"Ada yang lihat di air, mengambang gitu, katanya kalau balok (batang kayu besar), gak mungkin dia melawan arus,†ungkap Nasrul.
Sejauh ini Nasrul memang belum mendapat bukti konkrit dokumentasi berupa foto atau video. \"Kalau kita mau moto (memfoto) ini buayanya ya gak mungkin ya kan, yang penting kita sampaikan ke masyarakat jangan mandi-mandi di sungai atau di pinggir parit,\" ujarnya.
Laporan warga sudah disampaikan ke instansi terkait. Dia mengimbau warga agar tetap waspada. Beberapa malam terakhir, warga juga sudah menggelar ronda.
Kendati tak memiliki bukti dokumentasi soal buaya, Nasrul berharap persoalan ini bisa dicarikan solusinya. Jangan sampai ada korban terlebih dahulu baru mendapat respon dari instansi terkait.
Kita mau menampakan bukti fakta ril kita belum bisa, kapan dan dimana. Harapan kami dari dinas terkait bagaimana mengantisipasi, jangan sampai memakan korban desa Makarti Nauli, itulah harapan kami,\" tandasnya."/>
Teror Buaya menghantui warga yang tinggal di Desa Makarti Nauli dan Dusun Sordang, Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah. Buaya yang menurut mereka diperkirakan berukuran sekitar 2,5 meter tersebut kerap muncul di Aek (Sungai) Sordang yang dekat dengan pemukiman mereka. Bahkan buaya tersebut beberapa kali menurut mereka menyusuri parit warga yang memang bermuara ke sungai tersebut.
"Pas tengah malam juga udah berkali-kali. Kemarin udah naik ke darat dia. Ada di atas tumpukan kelapa itu dia. Tapi saat kami dekati langsung lari dia," kata salah seorang warga Josh Tamba, Selasa (29/1).
Hal yang sama juga disampaikan warga lain Martin Simbolon (25). Ia mengaku pernah melihat buaya tersebut naik ke permukaan dan berjemur di tepian Aek Sordang.
"Ada dua ekor, waktu itu lagi surut sungai. Terbuka-buka gitu mulutnya bang," ungkapnya.
Kepala Desa Makarti Nauli Nasrul mengaku terus mendapatkan laporan dari warga tentang kemunculan hewan buas itu. "Ada yang lihat di air, mengambang gitu, katanya kalau balok (batang kayu besar), gak mungkin dia melawan arus,†ungkap Nasrul.
Sejauh ini Nasrul memang belum mendapat bukti konkrit dokumentasi berupa foto atau video. "Kalau kita mau moto (memfoto) ini buayanya ya gak mungkin ya kan, yang penting kita sampaikan ke masyarakat jangan mandi-mandi di sungai atau di pinggir parit," ujarnya.
Laporan warga sudah disampaikan ke instansi terkait. Dia mengimbau warga agar tetap waspada. Beberapa malam terakhir, warga juga sudah menggelar ronda.
Kendati tak memiliki bukti dokumentasi soal buaya, Nasrul berharap persoalan ini bisa dicarikan solusinya. Jangan sampai ada korban terlebih dahulu baru mendapat respon dari instansi terkait.
Kita mau menampakan bukti fakta ril kita belum bisa, kapan dan dimana. Harapan kami dari dinas terkait bagaimana mengantisipasi, jangan sampai memakan korban desa Makarti Nauli, itulah harapan kami," tandasnya.
Teror Buaya menghantui warga yang tinggal di Desa Makarti Nauli dan Dusun Sordang, Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah. Buaya yang menurut mereka diperkirakan berukuran sekitar 2,5 meter tersebut kerap muncul di Aek (Sungai) Sordang yang dekat dengan pemukiman mereka. Bahkan buaya tersebut beberapa kali menurut mereka menyusuri parit warga yang memang bermuara ke sungai tersebut.
"Pas tengah malam juga udah berkali-kali. Kemarin udah naik ke darat dia. Ada di atas tumpukan kelapa itu dia. Tapi saat kami dekati langsung lari dia," kata salah seorang warga Josh Tamba, Selasa (29/1).
Hal yang sama juga disampaikan warga lain Martin Simbolon (25). Ia mengaku pernah melihat buaya tersebut naik ke permukaan dan berjemur di tepian Aek Sordang.
"Ada dua ekor, waktu itu lagi surut sungai. Terbuka-buka gitu mulutnya bang," ungkapnya.
Kepala Desa Makarti Nauli Nasrul mengaku terus mendapatkan laporan dari warga tentang kemunculan hewan buas itu. "Ada yang lihat di air, mengambang gitu, katanya kalau balok (batang kayu besar), gak mungkin dia melawan arus,†ungkap Nasrul.
Sejauh ini Nasrul memang belum mendapat bukti konkrit dokumentasi berupa foto atau video. "Kalau kita mau moto (memfoto) ini buayanya ya gak mungkin ya kan, yang penting kita sampaikan ke masyarakat jangan mandi-mandi di sungai atau di pinggir parit," ujarnya.
Laporan warga sudah disampaikan ke instansi terkait. Dia mengimbau warga agar tetap waspada. Beberapa malam terakhir, warga juga sudah menggelar ronda.
Kendati tak memiliki bukti dokumentasi soal buaya, Nasrul berharap persoalan ini bisa dicarikan solusinya. Jangan sampai ada korban terlebih dahulu baru mendapat respon dari instansi terkait.
Kita mau menampakan bukti fakta ril kita belum bisa, kapan dan dimana. Harapan kami dari dinas terkait bagaimana mengantisipasi, jangan sampai memakan korban desa Makarti Nauli, itulah harapan kami," tandasnya.