Akhyar Nasution menjelaskan, dari beberapa pengalaman mereka saat membersihkan parit tumpat, mereka kerap menemukan benda-benda yang tidak wajar ditemukan di dalam parit seperti rongsokan televisi, kasur dan benda lainnya.
\"Jangan sembunyikan sampah didalam parit, jadinya petugas kita kesulitan untuk mengangkutnya,\" ujarnya.
Akhyar menegaskan, tugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan adalah memastikan bahwa seluruh sampah masyarakat terdistribusi hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA). Keberhasilan kinerja ini sangat dituntut oleh dukungan masyarakat dengan mewadahi sampah masing-masing untuk kemudian diangkut oleh petugas. Pemko Medan sendiri menurutnya belum mampu memberikan wadah pembungan sampah untuk masing-masing rumah penduduk. Hal ini karena berdasarkan pengalaman, wadah tempat sampah juga kerap hilang.
\"Ini kan jadi masalah juga, sampah tetap ada justru wadahnya yang hilang. Yang bingung itu pelaksana teknis pengadaan, saat diaudit nggak ada lagi barang buktinya sehingga kerap dianggap pengadaan fiktif,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Akhyar Nasution menjelaskan, dari beberapa pengalaman mereka saat membersihkan parit tumpat, mereka kerap menemukan benda-benda yang tidak wajar ditemukan di dalam parit seperti rongsokan televisi, kasur dan benda lainnya.
\"Jangan sembunyikan sampah didalam parit, jadinya petugas kita kesulitan untuk mengangkutnya,\" ujarnya.
Akhyar menegaskan, tugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan adalah memastikan bahwa seluruh sampah masyarakat terdistribusi hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA). Keberhasilan kinerja ini sangat dituntut oleh dukungan masyarakat dengan mewadahi sampah masing-masing untuk kemudian diangkut oleh petugas. Pemko Medan sendiri menurutnya belum mampu memberikan wadah pembungan sampah untuk masing-masing rumah penduduk. Hal ini karena berdasarkan pengalaman, wadah tempat sampah juga kerap hilang.
\"Ini kan jadi masalah juga, sampah tetap ada justru wadahnya yang hilang. Yang bingung itu pelaksana teknis pengadaan, saat diaudit nggak ada lagi barang buktinya sehingga kerap dianggap pengadaan fiktif,\" pungkasnya."/>
Akhyar Nasution menjelaskan, dari beberapa pengalaman mereka saat membersihkan parit tumpat, mereka kerap menemukan benda-benda yang tidak wajar ditemukan di dalam parit seperti rongsokan televisi, kasur dan benda lainnya.
\"Jangan sembunyikan sampah didalam parit, jadinya petugas kita kesulitan untuk mengangkutnya,\" ujarnya.
Akhyar menegaskan, tugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan adalah memastikan bahwa seluruh sampah masyarakat terdistribusi hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA). Keberhasilan kinerja ini sangat dituntut oleh dukungan masyarakat dengan mewadahi sampah masing-masing untuk kemudian diangkut oleh petugas. Pemko Medan sendiri menurutnya belum mampu memberikan wadah pembungan sampah untuk masing-masing rumah penduduk. Hal ini karena berdasarkan pengalaman, wadah tempat sampah juga kerap hilang.
\"Ini kan jadi masalah juga, sampah tetap ada justru wadahnya yang hilang. Yang bingung itu pelaksana teknis pengadaan, saat diaudit nggak ada lagi barang buktinya sehingga kerap dianggap pengadaan fiktif,\" pungkasnya."/>
Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution mengatakan persoalan kebersihan di Kota Medan sangat membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Hal ini disampaikannya terkait kritik terhadap Pemko Medan atas pengelolaan sampah, yang masih terus menjadi salah satu trending topic pada media sosial.
"Perlu dibangun kesadaran bersama, kami meminta masyarakat janganlah suka menyembunyikan sampah," katanya kepada wartawan akhir pekan lalu.
Akhyar Nasution menjelaskan, dari beberapa pengalaman mereka saat membersihkan parit tumpat, mereka kerap menemukan benda-benda yang tidak wajar ditemukan di dalam parit seperti rongsokan televisi, kasur dan benda lainnya.
"Jangan sembunyikan sampah didalam parit, jadinya petugas kita kesulitan untuk mengangkutnya," ujarnya.
Akhyar menegaskan, tugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan adalah memastikan bahwa seluruh sampah masyarakat terdistribusi hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA). Keberhasilan kinerja ini sangat dituntut oleh dukungan masyarakat dengan mewadahi sampah masing-masing untuk kemudian diangkut oleh petugas. Pemko Medan sendiri menurutnya belum mampu memberikan wadah pembungan sampah untuk masing-masing rumah penduduk. Hal ini karena berdasarkan pengalaman, wadah tempat sampah juga kerap hilang.
"Ini kan jadi masalah juga, sampah tetap ada justru wadahnya yang hilang. Yang bingung itu pelaksana teknis pengadaan, saat diaudit nggak ada lagi barang buktinya sehingga kerap dianggap pengadaan fiktif," pungkasnya.
Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution mengatakan persoalan kebersihan di Kota Medan sangat membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Hal ini disampaikannya terkait kritik terhadap Pemko Medan atas pengelolaan sampah, yang masih terus menjadi salah satu trending topic pada media sosial.
"Perlu dibangun kesadaran bersama, kami meminta masyarakat janganlah suka menyembunyikan sampah," katanya kepada wartawan akhir pekan lalu.
Akhyar Nasution menjelaskan, dari beberapa pengalaman mereka saat membersihkan parit tumpat, mereka kerap menemukan benda-benda yang tidak wajar ditemukan di dalam parit seperti rongsokan televisi, kasur dan benda lainnya.
"Jangan sembunyikan sampah didalam parit, jadinya petugas kita kesulitan untuk mengangkutnya," ujarnya.
Akhyar menegaskan, tugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan adalah memastikan bahwa seluruh sampah masyarakat terdistribusi hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA). Keberhasilan kinerja ini sangat dituntut oleh dukungan masyarakat dengan mewadahi sampah masing-masing untuk kemudian diangkut oleh petugas. Pemko Medan sendiri menurutnya belum mampu memberikan wadah pembungan sampah untuk masing-masing rumah penduduk. Hal ini karena berdasarkan pengalaman, wadah tempat sampah juga kerap hilang.
"Ini kan jadi masalah juga, sampah tetap ada justru wadahnya yang hilang. Yang bingung itu pelaksana teknis pengadaan, saat diaudit nggak ada lagi barang buktinya sehingga kerap dianggap pengadaan fiktif," pungkasnya.