Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/9).
Haris
mengaku, mengenal betul rekam jejak Sirajuddin dalam berorganisasi.
Dulu saat membawa organisasi seperti KNPI dan BMK57, Sirajuddin adalah
aktor yang dianggap sebagai pemecah belah organisasi.
\"Dia
pernah jadi Sekjen DPP KNPI dan Ketua Umum BMK57, saya pernah jadi
pengurusnya. Dia adalah sosok yang tidak bisa memimpin,\" ujar Haris
yang juga Ketua Umum KNPI itu.
Haris menyebut Sirajudin sebagai
politisi yang pragmatis. Haris pun mewanti-wanti kandidat ketum
Golkar, Bambang Soesetyo untuk mewaspadai gerakan Sirajuddin.
Diketahui, Sirajuddin adalah salah satu pendukung Bamsoet.
\"Saya
berharap Pak Bamsoet bisa berhati-hati kepada dia, manuver yang kerap
dilakukannya tidak datang dari hati yang tulus. Ada maksud tertentu,\"
ujarnya.
Terkait dengan Munas Partai Golkar Desember
mendatang, Haris yakin jika Dewan Pengurus Daerah (DPD) secara penuh
akan mendukung Airlangga Hartarto untuk periode keduanya.
\"Kekuatan DPD Golkar nyata dan bulat untuk memenangkan Airlangga untuk periode keduanya. Saya yakin suara DPD bulat,\" tandasnya.
Sirajuddin
memang kerap mengkritik kebijakan Airlangga Hartarto. Termasuk
pernyataan Airlangga tentang pelaksanaan Munas Golkar. Menurutnya, Munas
digelar pada Desember 2019 tidak memiliki dasar yang kuat.
Pasalnya,
AD/ART Partai Golkar, tidak menjelaskan dengan rinci tentang periode
kepengurusan DPP Partai Golkar. AD/ART hanya menjelaskan bahwa Munas
Partai Golkar dilaksanakan satu kali dalam lima tahun.
Begitupan
peraturan lainnya yang ditetapkan pada tingkat DPP Partai Golkar,
tidak ada satupun klausul yang menjelaskan dengan rinci tanggal atau
bulan untuk diselenggarakannya Munas Partai Golkar.
\"Di waktu
Pak JK menjadi ketua umum Golkar dan terpilihnya ARB menjadi ketua
umum pada Bulan Oktober 2009, begitupun Setya Novanto terpilih menjadi
ketua umum dalam Munaslub pada Bulan Mei 2016, saya kira Airlangga
mendadak mengalami amnesia mekanisme,\" ungkapnya. [fak]" itemprop="description"/>
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/9).
Haris
mengaku, mengenal betul rekam jejak Sirajuddin dalam berorganisasi.
Dulu saat membawa organisasi seperti KNPI dan BMK57, Sirajuddin adalah
aktor yang dianggap sebagai pemecah belah organisasi.
\"Dia
pernah jadi Sekjen DPP KNPI dan Ketua Umum BMK57, saya pernah jadi
pengurusnya. Dia adalah sosok yang tidak bisa memimpin,\" ujar Haris
yang juga Ketua Umum KNPI itu.
Haris menyebut Sirajudin sebagai
politisi yang pragmatis. Haris pun mewanti-wanti kandidat ketum
Golkar, Bambang Soesetyo untuk mewaspadai gerakan Sirajuddin.
Diketahui, Sirajuddin adalah salah satu pendukung Bamsoet.
\"Saya
berharap Pak Bamsoet bisa berhati-hati kepada dia, manuver yang kerap
dilakukannya tidak datang dari hati yang tulus. Ada maksud tertentu,\"
ujarnya.
Terkait dengan Munas Partai Golkar Desember
mendatang, Haris yakin jika Dewan Pengurus Daerah (DPD) secara penuh
akan mendukung Airlangga Hartarto untuk periode keduanya.
\"Kekuatan DPD Golkar nyata dan bulat untuk memenangkan Airlangga untuk periode keduanya. Saya yakin suara DPD bulat,\" tandasnya.
Sirajuddin
memang kerap mengkritik kebijakan Airlangga Hartarto. Termasuk
pernyataan Airlangga tentang pelaksanaan Munas Golkar. Menurutnya, Munas
digelar pada Desember 2019 tidak memiliki dasar yang kuat.
Pasalnya,
AD/ART Partai Golkar, tidak menjelaskan dengan rinci tentang periode
kepengurusan DPP Partai Golkar. AD/ART hanya menjelaskan bahwa Munas
Partai Golkar dilaksanakan satu kali dalam lima tahun.
Begitupan
peraturan lainnya yang ditetapkan pada tingkat DPP Partai Golkar,
tidak ada satupun klausul yang menjelaskan dengan rinci tanggal atau
bulan untuk diselenggarakannya Munas Partai Golkar.
\"Di waktu
Pak JK menjadi ketua umum Golkar dan terpilihnya ARB menjadi ketua
umum pada Bulan Oktober 2009, begitupun Setya Novanto terpilih menjadi
ketua umum dalam Munaslub pada Bulan Mei 2016, saya kira Airlangga
mendadak mengalami amnesia mekanisme,\" ungkapnya. [fak]"/>
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/9).
Haris
mengaku, mengenal betul rekam jejak Sirajuddin dalam berorganisasi.
Dulu saat membawa organisasi seperti KNPI dan BMK57, Sirajuddin adalah
aktor yang dianggap sebagai pemecah belah organisasi.
\"Dia
pernah jadi Sekjen DPP KNPI dan Ketua Umum BMK57, saya pernah jadi
pengurusnya. Dia adalah sosok yang tidak bisa memimpin,\" ujar Haris
yang juga Ketua Umum KNPI itu.
Haris menyebut Sirajudin sebagai
politisi yang pragmatis. Haris pun mewanti-wanti kandidat ketum
Golkar, Bambang Soesetyo untuk mewaspadai gerakan Sirajuddin.
Diketahui, Sirajuddin adalah salah satu pendukung Bamsoet.
\"Saya
berharap Pak Bamsoet bisa berhati-hati kepada dia, manuver yang kerap
dilakukannya tidak datang dari hati yang tulus. Ada maksud tertentu,\"
ujarnya.
Terkait dengan Munas Partai Golkar Desember
mendatang, Haris yakin jika Dewan Pengurus Daerah (DPD) secara penuh
akan mendukung Airlangga Hartarto untuk periode keduanya.
\"Kekuatan DPD Golkar nyata dan bulat untuk memenangkan Airlangga untuk periode keduanya. Saya yakin suara DPD bulat,\" tandasnya.
Sirajuddin
memang kerap mengkritik kebijakan Airlangga Hartarto. Termasuk
pernyataan Airlangga tentang pelaksanaan Munas Golkar. Menurutnya, Munas
digelar pada Desember 2019 tidak memiliki dasar yang kuat.
Pasalnya,
AD/ART Partai Golkar, tidak menjelaskan dengan rinci tentang periode
kepengurusan DPP Partai Golkar. AD/ART hanya menjelaskan bahwa Munas
Partai Golkar dilaksanakan satu kali dalam lima tahun.
Begitupan
peraturan lainnya yang ditetapkan pada tingkat DPP Partai Golkar,
tidak ada satupun klausul yang menjelaskan dengan rinci tanggal atau
bulan untuk diselenggarakannya Munas Partai Golkar.
\"Di waktu
Pak JK menjadi ketua umum Golkar dan terpilihnya ARB menjadi ketua
umum pada Bulan Oktober 2009, begitupun Setya Novanto terpilih menjadi
ketua umum dalam Munaslub pada Bulan Mei 2016, saya kira Airlangga
mendadak mengalami amnesia mekanisme,\" ungkapnya. [fak]"/>