Pengamat politik Universitas Sumatera Utara (USU) Indra Fauzan mengatakan pernyataan Akhyar Nasution yang mengaitkan masa jabatan hanya 3,5 tahun dengan kemampuan mewujudkan janji politik menunjukkan rasa tidak percaya diri dalam memimpin Kota Medan.
Hal ini disampaikannya menyikapi pernyataan Akhyar Nasution seperti dilansir sejumlah media massa yang menyebut dirinya tidak mau berjanji muluk-muluk mengingat masa jabatan hanya 3,5 tahun.
“Masa jabatan yang relatif singkat itu membuatnya tak percaya diri (PeDe) mampu menghadirkan perubahan besar di Medan. Masyarakat yang menyimak pernyataan itu saya rasa sudah cukup cerdas untuk mengetahui latar belakangnya,” kata Indra Fauzan, Senin (5/10).
Sebagaimana dimuat sejumlah media, Akhyar Nasution melakukan pertemuan dengan Komunitas Kristen Protestan dan Katolik dalam aktivitas kampanye di Hotel Pardede, Jalan Ir. H. Juanda, Medan, akhir pekan kemarin (Sabtu, 3/10/2020). Dalam pertemuan tersebut ia mengakut tidak akan mengumbar janji muluk dalam membangun Kota Medan ke depan mengingat masa jabatan yang relatif singkat.
“Karena relatif singkat. Saya tidak mau berjanji muluk dalam membangun Medan ke depan. Jika ada kandidat lain yang berjanji bisa menyelesaikan permasalahan Kota Medan dalam waktu 3,5 tahun, jelas itu sangat tidak realistis,” ujarnya, sembari memaparkan dirinya telah menyusun konsep mengatasi masalah transportasi, banjir, pembangunan infrastruktur, reformasi birokasi, pelayan publik serta penguatan ekonomi.
Memang diketahui, Undang-Undang No 10/ 2016, tepatnya Pasal 201 Point 7, menegaskan jabatan kepala daerah hasil Pilkada 2020 hanya sampai 2024. Sebab, setelah itu akan dilaksanakan pilkada serentak di seluruh Indonesia. Saat ini, secara teknis skema masa jabatan kepala daerah tengah dirampungkan DPR RI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved