Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan keputusan untuk menunda Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang diambilnya sudah terlebih dahulu melalui berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut diantaranya masukan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Psikolog Klinis hingga Ahli Epidemiologi.
- Prof Dr Syaiful: Kajian Antropologi Semakin Dibutuhkan Ditengah Perkembangan Era Digital
- Hadiri Pengukuhan 3 Guru Besar USU, Edy Rahmayadi: Warga Sumut Menanti Kontribusi Kita
- Terima Gelar Profesor dari Seoul Institute of The Arts, Megawati Bangga Indonesia Punya Pancasila
Baca Juga
“Saya telah mendengarkan masukan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis, Ahli Epidemiologi pada tanggal 30 Desember 2020 silam, mereka pun memberikan masukan bahwa saat ini belum tepat melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung pada awal 2021 sesuai kondisi,” katanya, Selasa (5/1).
Dijelaskan Edy, kebijakan yang ditandai dengan keluarnya Surat Edaran Gubernur Sumatera Utara tersebut sepenuhnya untuk perlindungan dan keselamatan para peserta didik dari potensi terinfeksi Covid-19.
"Perlindungan keselamatan dan kesehatan peserta didik juga menjadi fokus dari pemerintah," tambahnya.
Ditambahkannya, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (pemprovsu) akan terus memantau perkembangan situasi terkait pandemi covid-19. Selama proses itu berlangsung, sekolah harus tetap melaksanakan persiapan, sehingga saat dinyatakan dapat dilakukan PTM maka sekolah-sekolah tersebut sudah siap.
- Realisasikan Kurikulum Antikorupsi, Para Jaksa Bakal Kunjungi Sekolah-sekolah di Jabar
- Garap Proyek Sekolah Enuma, Yayasan Fondasi Hidup Gandeng 9 SD di Deli Serdang
- Lewat STEAM Expo 2022, Sampoerna Academy Medan Berkomitmen Cetak Inovator Sejak Usia Dini