Jambore Nasional adalah
pesta anggota Pramuka tingkat Penggalang yang digelar lima tahun
sekali. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan anggota Pramuka Penggalang
dari seluruh Indonesia. Sejak 10 tahun mantan peserta Jamnas 1991
membentuk organisasi yang diberi nama Purna Jamnas 1991. Musda Purna
Jamnas DKI Jakarta diikuti oleh 40an peserta dari Jakarta dan
kota-kota lain di Indonesia. Juga hadir dalam Musda DKI Jakarta Purna
Jamnas 1991 ini Ketua Umum Purna Jamnas 1991 Muhammad Yusuf.
\"Sebelum
berpartisipasi dalam Jamnas 1991, harus saya akui bahwa Indonesia
saya ketahui dari buku pelajaran di sekolah. Kita mempelajari sejarah
negeri-negeri Nusantara, dari Kutai, Sriwijaya, Singasari, Majapahit,
Demak, dan seterusnya. Sungguh luar biasa biasa saat itu bisa ikut ke
Cibubur,†cerita Teguh lagi.
Teguh menambahkan, kini dia
semakin mengerti arti dari keikutsertaan dalam Gerakan Pramuka di masa
lalu, khususnya Jamnas 1991. Teguh yang kini bekerja sebagai wartawan
dan dosen, berharap organisasi Purna Jamnas 1991 bisa menjadi
kelompok tengah yang mempertahankan tenun kebangsaan Indonesia di
tengah berbagai ujian.
\"Saya rasa itulah tugas terbesar kita
sekarang di tengah ujian yang sedang dihadapi bangsa ini. Saya percaya
semboyan Jamnas 1991, Bersatu, Bersaudara, Mandiri, akan tetap kita
ingat bersama Dasa Dharma Pramuka,†demikian Teguh, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. []" itemprop="description"/>
Jambore Nasional adalah
pesta anggota Pramuka tingkat Penggalang yang digelar lima tahun
sekali. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan anggota Pramuka Penggalang
dari seluruh Indonesia. Sejak 10 tahun mantan peserta Jamnas 1991
membentuk organisasi yang diberi nama Purna Jamnas 1991. Musda Purna
Jamnas DKI Jakarta diikuti oleh 40an peserta dari Jakarta dan
kota-kota lain di Indonesia. Juga hadir dalam Musda DKI Jakarta Purna
Jamnas 1991 ini Ketua Umum Purna Jamnas 1991 Muhammad Yusuf.
\"Sebelum
berpartisipasi dalam Jamnas 1991, harus saya akui bahwa Indonesia
saya ketahui dari buku pelajaran di sekolah. Kita mempelajari sejarah
negeri-negeri Nusantara, dari Kutai, Sriwijaya, Singasari, Majapahit,
Demak, dan seterusnya. Sungguh luar biasa biasa saat itu bisa ikut ke
Cibubur,†cerita Teguh lagi.
Teguh menambahkan, kini dia
semakin mengerti arti dari keikutsertaan dalam Gerakan Pramuka di masa
lalu, khususnya Jamnas 1991. Teguh yang kini bekerja sebagai wartawan
dan dosen, berharap organisasi Purna Jamnas 1991 bisa menjadi
kelompok tengah yang mempertahankan tenun kebangsaan Indonesia di
tengah berbagai ujian.
\"Saya rasa itulah tugas terbesar kita
sekarang di tengah ujian yang sedang dihadapi bangsa ini. Saya percaya
semboyan Jamnas 1991, Bersatu, Bersaudara, Mandiri, akan tetap kita
ingat bersama Dasa Dharma Pramuka,†demikian Teguh, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. []"/>
Jambore Nasional adalah
pesta anggota Pramuka tingkat Penggalang yang digelar lima tahun
sekali. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan anggota Pramuka Penggalang
dari seluruh Indonesia. Sejak 10 tahun mantan peserta Jamnas 1991
membentuk organisasi yang diberi nama Purna Jamnas 1991. Musda Purna
Jamnas DKI Jakarta diikuti oleh 40an peserta dari Jakarta dan
kota-kota lain di Indonesia. Juga hadir dalam Musda DKI Jakarta Purna
Jamnas 1991 ini Ketua Umum Purna Jamnas 1991 Muhammad Yusuf.
\"Sebelum
berpartisipasi dalam Jamnas 1991, harus saya akui bahwa Indonesia
saya ketahui dari buku pelajaran di sekolah. Kita mempelajari sejarah
negeri-negeri Nusantara, dari Kutai, Sriwijaya, Singasari, Majapahit,
Demak, dan seterusnya. Sungguh luar biasa biasa saat itu bisa ikut ke
Cibubur,†cerita Teguh lagi.
Teguh menambahkan, kini dia
semakin mengerti arti dari keikutsertaan dalam Gerakan Pramuka di masa
lalu, khususnya Jamnas 1991. Teguh yang kini bekerja sebagai wartawan
dan dosen, berharap organisasi Purna Jamnas 1991 bisa menjadi
kelompok tengah yang mempertahankan tenun kebangsaan Indonesia di
tengah berbagai ujian.
\"Saya rasa itulah tugas terbesar kita
sekarang di tengah ujian yang sedang dihadapi bangsa ini. Saya percaya
semboyan Jamnas 1991, Bersatu, Bersaudara, Mandiri, akan tetap kita
ingat bersama Dasa Dharma Pramuka,†demikian Teguh, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. []"/>
Bagi kebanyakan peserta Jambore Nasional 1991,
keikutsertaan dalam kegiatan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur,
pada 28 tahun lalu itu adalah pengalaman pertama bersentuhan dengan
Indonesia.
Sebelum itu, Indonesia hanya diketahui lewat pelajaran di bangku sekolah.
Demikian
dikatakan Ketua Dewan Kehormatan Purna Jamnas 1991 Teguh Santosa
ketika membuka Musyawarah Daerah Purna Jamnas 1991 di Bumi Perkemahan
Cibubur, Jakarta Timur, Jumat siang (20/4).
"Bagi saya dan
barangkali juga bagi kebanyakan kawan-kawan yang hadir di sini, 28
tahun lalu itu adalah pengalaman pertama bertemu Indonesia. Sebelum
itu saya hanya mengetahui Indonesia dari buku pelajaran dan cerita
guru dan pembina Pramuka,†ujar Teguh.
Jambore Nasional adalah
pesta anggota Pramuka tingkat Penggalang yang digelar lima tahun
sekali. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan anggota Pramuka Penggalang
dari seluruh Indonesia. Sejak 10 tahun mantan peserta Jamnas 1991
membentuk organisasi yang diberi nama Purna Jamnas 1991. Musda Purna
Jamnas DKI Jakarta diikuti oleh 40an peserta dari Jakarta dan
kota-kota lain di Indonesia. Juga hadir dalam Musda DKI Jakarta Purna
Jamnas 1991 ini Ketua Umum Purna Jamnas 1991 Muhammad Yusuf.
"Sebelum
berpartisipasi dalam Jamnas 1991, harus saya akui bahwa Indonesia
saya ketahui dari buku pelajaran di sekolah. Kita mempelajari sejarah
negeri-negeri Nusantara, dari Kutai, Sriwijaya, Singasari, Majapahit,
Demak, dan seterusnya. Sungguh luar biasa biasa saat itu bisa ikut ke
Cibubur,†cerita Teguh lagi.
Teguh menambahkan, kini dia
semakin mengerti arti dari keikutsertaan dalam Gerakan Pramuka di masa
lalu, khususnya Jamnas 1991. Teguh yang kini bekerja sebagai wartawan
dan dosen, berharap organisasi Purna Jamnas 1991 bisa menjadi
kelompok tengah yang mempertahankan tenun kebangsaan Indonesia di
tengah berbagai ujian.
"Saya rasa itulah tugas terbesar kita
sekarang di tengah ujian yang sedang dihadapi bangsa ini. Saya percaya
semboyan Jamnas 1991, Bersatu, Bersaudara, Mandiri, akan tetap kita
ingat bersama Dasa Dharma Pramuka,†demikian Teguh, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. []
Bagi kebanyakan peserta Jambore Nasional 1991,
keikutsertaan dalam kegiatan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur,
pada 28 tahun lalu itu adalah pengalaman pertama bersentuhan dengan
Indonesia.
Sebelum itu, Indonesia hanya diketahui lewat pelajaran di bangku sekolah.
Demikian
dikatakan Ketua Dewan Kehormatan Purna Jamnas 1991 Teguh Santosa
ketika membuka Musyawarah Daerah Purna Jamnas 1991 di Bumi Perkemahan
Cibubur, Jakarta Timur, Jumat siang (20/4).
"Bagi saya dan
barangkali juga bagi kebanyakan kawan-kawan yang hadir di sini, 28
tahun lalu itu adalah pengalaman pertama bertemu Indonesia. Sebelum
itu saya hanya mengetahui Indonesia dari buku pelajaran dan cerita
guru dan pembina Pramuka,†ujar Teguh.
Jambore Nasional adalah
pesta anggota Pramuka tingkat Penggalang yang digelar lima tahun
sekali. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan anggota Pramuka Penggalang
dari seluruh Indonesia. Sejak 10 tahun mantan peserta Jamnas 1991
membentuk organisasi yang diberi nama Purna Jamnas 1991. Musda Purna
Jamnas DKI Jakarta diikuti oleh 40an peserta dari Jakarta dan
kota-kota lain di Indonesia. Juga hadir dalam Musda DKI Jakarta Purna
Jamnas 1991 ini Ketua Umum Purna Jamnas 1991 Muhammad Yusuf.
"Sebelum
berpartisipasi dalam Jamnas 1991, harus saya akui bahwa Indonesia
saya ketahui dari buku pelajaran di sekolah. Kita mempelajari sejarah
negeri-negeri Nusantara, dari Kutai, Sriwijaya, Singasari, Majapahit,
Demak, dan seterusnya. Sungguh luar biasa biasa saat itu bisa ikut ke
Cibubur,†cerita Teguh lagi.
Teguh menambahkan, kini dia
semakin mengerti arti dari keikutsertaan dalam Gerakan Pramuka di masa
lalu, khususnya Jamnas 1991. Teguh yang kini bekerja sebagai wartawan
dan dosen, berharap organisasi Purna Jamnas 1991 bisa menjadi
kelompok tengah yang mempertahankan tenun kebangsaan Indonesia di
tengah berbagai ujian.
"Saya rasa itulah tugas terbesar kita
sekarang di tengah ujian yang sedang dihadapi bangsa ini. Saya percaya
semboyan Jamnas 1991, Bersatu, Bersaudara, Mandiri, akan tetap kita
ingat bersama Dasa Dharma Pramuka,†demikian Teguh, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. []