Terkait kabar PT TPL sebagai penyumbang pencemaran lingkungan Danau Toba, Norma menampik isu tersebut. Ia mengatakan, isu-isu tersebut sudah lama digaungkan ke publik. Bahkan hingga saat ini isu itu terus bergulir.
Norma mengungkapkan, secara logika letak geografis Danau Toba dengan TPL cukup jauh. \"Memang kita (TPL) berada di sekitar wilayah Danau Toba. Tapi geografisnya sangat berjauhan dengan Danau Toba. Operasional TPL lebih dekat dengan aliran Sungai Asahan,\" jelasnya.
Norma membeberkan, jarak antara Danau Toba dengan TPL sejauh 6 kilometer, sehingga TPL tidak mungkin mengalirkan limbahnya ke Danau Toba. \"Hasil pengelolaan air limbah TPL yang telah melalui tahap proses penetralisiran dialirkan ke Sungai Asahan. Limbah tersebut sudah aman barulah dialirkan,\" ucapnya.
Norma secara terbuka kepada awak media memaparkan bahwa isu pencemaran Danau Toba yang dituduhkan ke TPL, tidaklah dapat dipertanggungjawabkan kebenaran. \"Silahkan bagi siapa saja yang ingin meninjau operasional datang ke operasional TPL. Pintu kami terbuka lebar untuk dikunjungi siapa saja yang ingin mengetahui informasi kebenarannya. Kami (TPL) siap melayani,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Terkait kabar PT TPL sebagai penyumbang pencemaran lingkungan Danau Toba, Norma menampik isu tersebut. Ia mengatakan, isu-isu tersebut sudah lama digaungkan ke publik. Bahkan hingga saat ini isu itu terus bergulir.
Norma mengungkapkan, secara logika letak geografis Danau Toba dengan TPL cukup jauh. \"Memang kita (TPL) berada di sekitar wilayah Danau Toba. Tapi geografisnya sangat berjauhan dengan Danau Toba. Operasional TPL lebih dekat dengan aliran Sungai Asahan,\" jelasnya.
Norma membeberkan, jarak antara Danau Toba dengan TPL sejauh 6 kilometer, sehingga TPL tidak mungkin mengalirkan limbahnya ke Danau Toba. \"Hasil pengelolaan air limbah TPL yang telah melalui tahap proses penetralisiran dialirkan ke Sungai Asahan. Limbah tersebut sudah aman barulah dialirkan,\" ucapnya.
Norma secara terbuka kepada awak media memaparkan bahwa isu pencemaran Danau Toba yang dituduhkan ke TPL, tidaklah dapat dipertanggungjawabkan kebenaran. \"Silahkan bagi siapa saja yang ingin meninjau operasional datang ke operasional TPL. Pintu kami terbuka lebar untuk dikunjungi siapa saja yang ingin mengetahui informasi kebenarannya. Kami (TPL) siap melayani,\" pungkasnya."/>
Terkait kabar PT TPL sebagai penyumbang pencemaran lingkungan Danau Toba, Norma menampik isu tersebut. Ia mengatakan, isu-isu tersebut sudah lama digaungkan ke publik. Bahkan hingga saat ini isu itu terus bergulir.
Norma mengungkapkan, secara logika letak geografis Danau Toba dengan TPL cukup jauh. \"Memang kita (TPL) berada di sekitar wilayah Danau Toba. Tapi geografisnya sangat berjauhan dengan Danau Toba. Operasional TPL lebih dekat dengan aliran Sungai Asahan,\" jelasnya.
Norma membeberkan, jarak antara Danau Toba dengan TPL sejauh 6 kilometer, sehingga TPL tidak mungkin mengalirkan limbahnya ke Danau Toba. \"Hasil pengelolaan air limbah TPL yang telah melalui tahap proses penetralisiran dialirkan ke Sungai Asahan. Limbah tersebut sudah aman barulah dialirkan,\" ucapnya.
Norma secara terbuka kepada awak media memaparkan bahwa isu pencemaran Danau Toba yang dituduhkan ke TPL, tidaklah dapat dipertanggungjawabkan kebenaran. \"Silahkan bagi siapa saja yang ingin meninjau operasional datang ke operasional TPL. Pintu kami terbuka lebar untuk dikunjungi siapa saja yang ingin mengetahui informasi kebenarannya. Kami (TPL) siap melayani,\" pungkasnya."/>
Pihak PT Toba Pulp Lestari kembali menegaskan perusahaan mereka tidak melakukan perusakan hutan maupun pencemaran lingkungan di kawasan Danau Toba. Hal ini mereka perkuat dengan membuka kembali seluruh informasi mengenai operasional perusahaan kepada masyarakat lewat media. Kepada sejumlah media, pihak perusahaan memaparkan seluruh kegiatan perusahaan mulai dari proses penanaman tanaman ecaliptus pada lahan konsesi mereka hingga proses pembuatan bubur kertas.
Manager Communication Norma Hutajulu didampingi Humas Dedy Armaya, Juliandri dan sejumlah staf PT TPL mengatakan perusahaan TPL beroperasional di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) sejak 2003 (bernama TPL). Bahan baku pulp yang dipergunakan PT TPL, 100 persen menggunakan batang pohon berjenis ecaliptus yang diproduksi sendiri di konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI).
"Batang pohon ecaliptus yang dipanen rata-rata berusia lebih dari 5 tahun, diolah menjadi pulp (bubur kertas) yang hasilnya diekspor ke luar negeri," katanya.
Terkait kabar PT TPL sebagai penyumbang pencemaran lingkungan Danau Toba, Norma menampik isu tersebut. Ia mengatakan, isu-isu tersebut sudah lama digaungkan ke publik. Bahkan hingga saat ini isu itu terus bergulir.
Norma mengungkapkan, secara logika letak geografis Danau Toba dengan TPL cukup jauh. "Memang kita (TPL) berada di sekitar wilayah Danau Toba. Tapi geografisnya sangat berjauhan dengan Danau Toba. Operasional TPL lebih dekat dengan aliran Sungai Asahan," jelasnya.
Norma membeberkan, jarak antara Danau Toba dengan TPL sejauh 6 kilometer, sehingga TPL tidak mungkin mengalirkan limbahnya ke Danau Toba. "Hasil pengelolaan air limbah TPL yang telah melalui tahap proses penetralisiran dialirkan ke Sungai Asahan. Limbah tersebut sudah aman barulah dialirkan," ucapnya.
Norma secara terbuka kepada awak media memaparkan bahwa isu pencemaran Danau Toba yang dituduhkan ke TPL, tidaklah dapat dipertanggungjawabkan kebenaran. "Silahkan bagi siapa saja yang ingin meninjau operasional datang ke operasional TPL. Pintu kami terbuka lebar untuk dikunjungi siapa saja yang ingin mengetahui informasi kebenarannya. Kami (TPL) siap melayani," pungkasnya.
Pihak PT Toba Pulp Lestari kembali menegaskan perusahaan mereka tidak melakukan perusakan hutan maupun pencemaran lingkungan di kawasan Danau Toba. Hal ini mereka perkuat dengan membuka kembali seluruh informasi mengenai operasional perusahaan kepada masyarakat lewat media. Kepada sejumlah media, pihak perusahaan memaparkan seluruh kegiatan perusahaan mulai dari proses penanaman tanaman ecaliptus pada lahan konsesi mereka hingga proses pembuatan bubur kertas.
Manager Communication Norma Hutajulu didampingi Humas Dedy Armaya, Juliandri dan sejumlah staf PT TPL mengatakan perusahaan TPL beroperasional di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) sejak 2003 (bernama TPL). Bahan baku pulp yang dipergunakan PT TPL, 100 persen menggunakan batang pohon berjenis ecaliptus yang diproduksi sendiri di konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI).
"Batang pohon ecaliptus yang dipanen rata-rata berusia lebih dari 5 tahun, diolah menjadi pulp (bubur kertas) yang hasilnya diekspor ke luar negeri," katanya.
Terkait kabar PT TPL sebagai penyumbang pencemaran lingkungan Danau Toba, Norma menampik isu tersebut. Ia mengatakan, isu-isu tersebut sudah lama digaungkan ke publik. Bahkan hingga saat ini isu itu terus bergulir.
Norma mengungkapkan, secara logika letak geografis Danau Toba dengan TPL cukup jauh. "Memang kita (TPL) berada di sekitar wilayah Danau Toba. Tapi geografisnya sangat berjauhan dengan Danau Toba. Operasional TPL lebih dekat dengan aliran Sungai Asahan," jelasnya.
Norma membeberkan, jarak antara Danau Toba dengan TPL sejauh 6 kilometer, sehingga TPL tidak mungkin mengalirkan limbahnya ke Danau Toba. "Hasil pengelolaan air limbah TPL yang telah melalui tahap proses penetralisiran dialirkan ke Sungai Asahan. Limbah tersebut sudah aman barulah dialirkan," ucapnya.
Norma secara terbuka kepada awak media memaparkan bahwa isu pencemaran Danau Toba yang dituduhkan ke TPL, tidaklah dapat dipertanggungjawabkan kebenaran. "Silahkan bagi siapa saja yang ingin meninjau operasional datang ke operasional TPL. Pintu kami terbuka lebar untuk dikunjungi siapa saja yang ingin mengetahui informasi kebenarannya. Kami (TPL) siap melayani," pungkasnya.