PEKERJA anak merupakan isu global yang diagendakan untuk ditanggulangi secara menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini dikarenakan masih tingginya jumlah pekerja anak di seluruh dunia. Di Indonesia, sebesar 1,5 persen dari total populasi anak merupakan pekerja anak diberbagai sektor industri mulai dari hulu hingga hilir. Mereka sebagian besar tidak lagi melanjutkan pendidikan dan tidak memiliki ruang untuk bermain dan menyampaikan pendapat mereka.
Hal ini lantas menjadi pemicu terbentuknya kampanye Time to Talk di tahun 2016. Kampanye ini bertujuan agar anak-anak yang bekerja memiliki ruang untuk berpendapat dan menceritakan pengalaman mereka sebagai pekerja anak. Kampanye ini dilakanakan di 36 negara dan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) memperoleh kesempatan untuk melaksanakan kampanye ini di Kota Medan mewakili Indonesia dengan didukung oleh Kinder Not Hilfe (KNH), Terres des Hommes (TDH).
Selama tahun 2016 hingga 2018, PKPA melaksanakan beberapa diskusi konsultasi pan pembentukan Kelompok Penasehat Anak yang berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan. Sebagian anak bekerja sebagai pemulung, pengamen, pedagang asongan dan juga bekerja di warung makan. Beberapa anak cukup beruntung karena masih berkesempatan untuk bersekolah di sela-sela waktu kerja, namun sebagian anak lainnya tidak lagi bersekolah karena masalah biaya dan waktu kerja yang panjang.
Selama dua tahun kampanye time to talk berlangsung, sebagian anak-anak telah tumbuh menjadi lebih percaya diri dan berani menyampaikan pendapat mereka, tidak hanya di depan teman-temannya, namun juga diantara perwakilan pemerintah bahkan pelaku bisnis global.
Mereka menyampaikan pendapat terkait penolakan mereka terhadap pekerja anak dan perlakuan tidak menyenangkan yang sering mereka alami di tempat kerja. Selain itu pekerja anak menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan dan meningkatkan layanan-layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan bagi anak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved