Ekspor karet asal Sumatera Utara diprediksi akan tertahan. Hal ini terjadi karena penundaan pengapalan (Shipment Delay) dari pihak pengimpor.
Demikian disampaikan Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Edy Irwansyah, Sabtu (16/10/2021). Menurutnya, pengapalan pada Oktober 2021 ini, masih diwarnai adanya delay sehipment.
"Apalagi kondisi ketersediaan bahan baku belakangan ini semakin memburuk. Kekurangan bahan baku tidak saja dialami oleh pabrik pengolahan karet di Sumatera Utara, di daerah lain juga mengalami hal yang sama," ungkapnya.
Data yang disampaikannya, berdasarkan Kinerja ekspor komoditi karet asal Sumatera Utara tumbuh 1,9 persen di September 2021 lalu. Naik 521 ton dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 27.843 ton.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, Edy Irwansyah mengatakan kinerja ekspor karet asal Sumut sebenarnya masih bisa lebih besar lagi. Namun peningkatan ekspor tertahan karena adanya penundaan pengapalan (delay shipment) dari pengimpor.
"Delay shipment karena kelangkaan palet-metalbox masih berlanjut. Sedangkan delay shipment karena mother vessel over space sudah mulai berkurang," kata Edy, Sabtu (16/10/2021).
Namun secara kumulatif pada Januari-Septenber 2021 ada penurunan 1.658 ton (0,6%) dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun 2020.
"Jepang menempati posisi pertama sebagai tujuan ekspor. Berikut adalah top 5 negara tujuan ekspor pada September 2021 : Jepang (25,9%), USA (20,6%), Brazil (9,2%), China (7,7%), Turki (4,6%)," paparnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved