Pernyataan tegas dari Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara Lokot Nsution tentang pembersihan kader yang terlibat Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit seharusnya tidak perlu diumbang ke publik.
Hal ini cukup menjadi bagian dari introspeksi, monitoring dan evaluasi PartaI Demokrat dibawah kepemimpinannya.
Demikian disampaikan pengamat politik Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Bakhrul Khair Amal dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik, RMOLSumut, Jumat (3/6/2022).
“Soal pembersihan itu cukup jadi ‘panggung belakang’. Karena apa pun ceritanya dalam partai politik itu selalu ada pro dan kontra. Leadership atau kepemimpinan itulah yang menentukan,” katanya.
Bakhrul menjelaskan, KLB Sibolangit terjadi karena adanya permain di tingkat pusat. Artinya, para kader dari tingkat daerah bisa dikatakan hanya menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
“Artinya ketika Partai Demokrat sudah kembali ke tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maka tidak perlu lagi mengumbar soal KLB Sibolangit. Untuk saat ini, itu bisa dianggap ketakutan yang berlebihan,’ ujarnya.
Pada sisi lain kata Bakhrul, Lokot Nasution juga tidak boleh menutup mata bahwa rivalitas dalam partai politik merupakan hal yang akan terus terjadi dan harus dimanajemen sebagai bagian dari upaya penguatan partai.
“Bicara politik tidak bisa bicara soal sakit hati, marah, kecewa. Kalau masih di tatanan itu, maka itu bukan perbincangan politisi tapi pedagang. harus dipahami bahwa kata penghianat akan dituding sebagai kelompok yang mengubah konsistensi, dan pada sisi lain mereka akan menyebut pihak yang bersebelahan sebagai penjilat yang juga pasti ditafsirkan sebagai kelompok yang berupaya mempertahankan eksistensi. Pada tataran inilah dibutuhkan kecakapan seorang pemimpin,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved