Program dari pemerintah untuk merehabilitasi dan merestorasi lahan gambut dan hutan Mangrove tidak akan berhasil jika hanya berbasis proyek.
Hal ini disampaikan Pengamat Lingkungan dari Universitas Sumatera Utara Onrizal dalam diskusi virtual 'Mangrove Restoration to Support Indonesia Low Carbon Development Initiative', Jumat (30/4/2021).
"Kalau rehabilitasi dan restorasi ini hanya berbasis project maka ini tidak akan berhasil," katanya.
Dijelaskan Onrizal, restorasi dan rehabilitasi Mangrove harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. Hubungan kemitraan dengan masyarakat yang ada di kawasan restorasi dan rehabilitasi Mangrove harus terjalin sehingga masyarakat disana merasa bagian dari pihak yang harus terlibat dengan restorasi ini.
"Keberhasilan Mangrove kunci pertama adalah munculnya inisiatif masyarakat. Sehingga yang perlu dibangun partisipasi masyarakat. Tanpa keterlibatan masyarakat itu akan gagal," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Senior Advisor Yayasan Lahan Basah, Nyoman Suryadiputra. Secara khusus di Sumatera Utara kata Nyoman mereka memiliki project rehabilitasi Mangrove di Tapanuli Selatan.
"Benar itu, bahwa tidak bisa ujuk-ujuk sifatnya untuk membuat project Mangrove bisa berhasil. Tidak bisa kita bawa uang kesana dan bilang mau menanam Mangrove ke masyarakat. Nggak bisa itu, kalau kondisi mereka disana tidak kita perhatikan," pungkasnya.
Dalam diskusi virtual ini, restorasi Mangrove dinilai menjadi salah satu bagian penting dalam menjaga keberlangsungan lingkungan hidup di Indonesia dengan mengurangi bahaya karbon.
© Copyright 2024, All Rights Reserved