Jika kedua oknum anggota DPR RI itu menemukan bukti- bukti kuat, silahkan gunakan lembaga DPR RI untuk memanggil Kapolri, lakukan Rapat Kerja di DPR RI. Jika tidak sanggup membuat rapat kerja, lapor ke Propam, jika terkait Pemilu, lapor ke Bawaslu,\" katanya, Sabtu (2/3/2019).
Sutrisno menyebutkan kedua anggota DPR RI tersebut akan lebih terlihat cerdas jika menggunakan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas menguji netralitas Polri untuk menyelesaikan persoalan tersebut jika memang benar terjadi. Ironisnya hingga saat ini tidak ada satupun upaya dari keduanya untuk menggunakan jalan yang cerdas tersebut, melainkan hanya terus menyampaikan hal-hal yang sama sekali tidak membangun.
\"Saya belum pernah mendengar kedua oknum Anggota DPR RI ini menyampaikan pandangan, ajakan, himbauan untuk Pemilu 2019 yang sejuk, aman, dan damai. Keduanya justru menebar isu politik murahan, yang dapat memicu kegaduhan politik.
Kasihan masyarakat Sumatera Utara jika para politisinya tidak membangun wacana politik yang sehat, mendidik, dan beradab,\" ungkapnya.
Sutrisno yang juga menjadi jurubicara tim kampanye daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin di Sumatera Utara mengatakan hal berbeda akan terus mereka lakukan dalam menatap Pemilu 2019. Tim mereka menurutnya akan lebih mengedepankan pendekatan dengan hal-hal yang lebih cerdas dan positif serta tidak memicu kegaduhan. Hal ini mereka lakukan karena meyakini, kebaikan yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama memimpin dapat menangkal berbagai serangan buruk yang dialamatkan kepadanya termasuk tudingan menggunakan aparat-aparat negara untuk memenangkan Pilpres 2019.
\"Mari berlomba-lomba menabur kebaikan, menebar optimisme, jangan menebar fitnah, hoax apalagi menuding alat negara tidak netral hanya demi mencari simpati. Itu akan membangun kebencian kepada pemerintah,\" pungkasnya. " itemprop="description"/>
Jika kedua oknum anggota DPR RI itu menemukan bukti- bukti kuat, silahkan gunakan lembaga DPR RI untuk memanggil Kapolri, lakukan Rapat Kerja di DPR RI. Jika tidak sanggup membuat rapat kerja, lapor ke Propam, jika terkait Pemilu, lapor ke Bawaslu,\" katanya, Sabtu (2/3/2019).
Sutrisno menyebutkan kedua anggota DPR RI tersebut akan lebih terlihat cerdas jika menggunakan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas menguji netralitas Polri untuk menyelesaikan persoalan tersebut jika memang benar terjadi. Ironisnya hingga saat ini tidak ada satupun upaya dari keduanya untuk menggunakan jalan yang cerdas tersebut, melainkan hanya terus menyampaikan hal-hal yang sama sekali tidak membangun.
\"Saya belum pernah mendengar kedua oknum Anggota DPR RI ini menyampaikan pandangan, ajakan, himbauan untuk Pemilu 2019 yang sejuk, aman, dan damai. Keduanya justru menebar isu politik murahan, yang dapat memicu kegaduhan politik.
Kasihan masyarakat Sumatera Utara jika para politisinya tidak membangun wacana politik yang sehat, mendidik, dan beradab,\" ungkapnya.
Sutrisno yang juga menjadi jurubicara tim kampanye daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin di Sumatera Utara mengatakan hal berbeda akan terus mereka lakukan dalam menatap Pemilu 2019. Tim mereka menurutnya akan lebih mengedepankan pendekatan dengan hal-hal yang lebih cerdas dan positif serta tidak memicu kegaduhan. Hal ini mereka lakukan karena meyakini, kebaikan yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama memimpin dapat menangkal berbagai serangan buruk yang dialamatkan kepadanya termasuk tudingan menggunakan aparat-aparat negara untuk memenangkan Pilpres 2019.
\"Mari berlomba-lomba menabur kebaikan, menebar optimisme, jangan menebar fitnah, hoax apalagi menuding alat negara tidak netral hanya demi mencari simpati. Itu akan membangun kebencian kepada pemerintah,\" pungkasnya. "/>
Jika kedua oknum anggota DPR RI itu menemukan bukti- bukti kuat, silahkan gunakan lembaga DPR RI untuk memanggil Kapolri, lakukan Rapat Kerja di DPR RI. Jika tidak sanggup membuat rapat kerja, lapor ke Propam, jika terkait Pemilu, lapor ke Bawaslu,\" katanya, Sabtu (2/3/2019).
Sutrisno menyebutkan kedua anggota DPR RI tersebut akan lebih terlihat cerdas jika menggunakan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas menguji netralitas Polri untuk menyelesaikan persoalan tersebut jika memang benar terjadi. Ironisnya hingga saat ini tidak ada satupun upaya dari keduanya untuk menggunakan jalan yang cerdas tersebut, melainkan hanya terus menyampaikan hal-hal yang sama sekali tidak membangun.
\"Saya belum pernah mendengar kedua oknum Anggota DPR RI ini menyampaikan pandangan, ajakan, himbauan untuk Pemilu 2019 yang sejuk, aman, dan damai. Keduanya justru menebar isu politik murahan, yang dapat memicu kegaduhan politik.
Kasihan masyarakat Sumatera Utara jika para politisinya tidak membangun wacana politik yang sehat, mendidik, dan beradab,\" ungkapnya.
Sutrisno yang juga menjadi jurubicara tim kampanye daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin di Sumatera Utara mengatakan hal berbeda akan terus mereka lakukan dalam menatap Pemilu 2019. Tim mereka menurutnya akan lebih mengedepankan pendekatan dengan hal-hal yang lebih cerdas dan positif serta tidak memicu kegaduhan. Hal ini mereka lakukan karena meyakini, kebaikan yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama memimpin dapat menangkal berbagai serangan buruk yang dialamatkan kepadanya termasuk tudingan menggunakan aparat-aparat negara untuk memenangkan Pilpres 2019.
\"Mari berlomba-lomba menabur kebaikan, menebar optimisme, jangan menebar fitnah, hoax apalagi menuding alat negara tidak netral hanya demi mencari simpati. Itu akan membangun kebencian kepada pemerintah,\" pungkasnya. "/>
Dalam tempo waktu yang berdekatan dua anggota DPR RI yang kini maju kembali sebagai caleg dari daerah pemilihan Sumatera Utara Gus Irawan Pasaribu dan Romo Syafii melempar tudingan aparat tidak netral jelang Pemilu 2019. Hal ini menurut Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan merupakan hal yang menyedihkan, apalagi keduanya menyampaikan hal tersebut disampaikan dihadapan publik.
"Sungguh menyedihkan negara kita memiliki Anggota DPR RI, pejabat negara, pembuat UU, tetapi asbun.
Jika kedua oknum anggota DPR RI itu menemukan bukti- bukti kuat, silahkan gunakan lembaga DPR RI untuk memanggil Kapolri, lakukan Rapat Kerja di DPR RI. Jika tidak sanggup membuat rapat kerja, lapor ke Propam, jika terkait Pemilu, lapor ke Bawaslu," katanya, Sabtu (2/3/2019).
Sutrisno menyebutkan kedua anggota DPR RI tersebut akan lebih terlihat cerdas jika menggunakan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas menguji netralitas Polri untuk menyelesaikan persoalan tersebut jika memang benar terjadi. Ironisnya hingga saat ini tidak ada satupun upaya dari keduanya untuk menggunakan jalan yang cerdas tersebut, melainkan hanya terus menyampaikan hal-hal yang sama sekali tidak membangun.
"Saya belum pernah mendengar kedua oknum Anggota DPR RI ini menyampaikan pandangan, ajakan, himbauan untuk Pemilu 2019 yang sejuk, aman, dan damai. Keduanya justru menebar isu politik murahan, yang dapat memicu kegaduhan politik.
Kasihan masyarakat Sumatera Utara jika para politisinya tidak membangun wacana politik yang sehat, mendidik, dan beradab," ungkapnya.
Sutrisno yang juga menjadi jurubicara tim kampanye daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin di Sumatera Utara mengatakan hal berbeda akan terus mereka lakukan dalam menatap Pemilu 2019. Tim mereka menurutnya akan lebih mengedepankan pendekatan dengan hal-hal yang lebih cerdas dan positif serta tidak memicu kegaduhan. Hal ini mereka lakukan karena meyakini, kebaikan yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama memimpin dapat menangkal berbagai serangan buruk yang dialamatkan kepadanya termasuk tudingan menggunakan aparat-aparat negara untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Mari berlomba-lomba menabur kebaikan, menebar optimisme, jangan menebar fitnah, hoax apalagi menuding alat negara tidak netral hanya demi mencari simpati. Itu akan membangun kebencian kepada pemerintah," pungkasnya.
Dalam tempo waktu yang berdekatan dua anggota DPR RI yang kini maju kembali sebagai caleg dari daerah pemilihan Sumatera Utara Gus Irawan Pasaribu dan Romo Syafii melempar tudingan aparat tidak netral jelang Pemilu 2019. Hal ini menurut Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan merupakan hal yang menyedihkan, apalagi keduanya menyampaikan hal tersebut disampaikan dihadapan publik.
"Sungguh menyedihkan negara kita memiliki Anggota DPR RI, pejabat negara, pembuat UU, tetapi asbun.
Jika kedua oknum anggota DPR RI itu menemukan bukti- bukti kuat, silahkan gunakan lembaga DPR RI untuk memanggil Kapolri, lakukan Rapat Kerja di DPR RI. Jika tidak sanggup membuat rapat kerja, lapor ke Propam, jika terkait Pemilu, lapor ke Bawaslu," katanya, Sabtu (2/3/2019).
Sutrisno menyebutkan kedua anggota DPR RI tersebut akan lebih terlihat cerdas jika menggunakan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas menguji netralitas Polri untuk menyelesaikan persoalan tersebut jika memang benar terjadi. Ironisnya hingga saat ini tidak ada satupun upaya dari keduanya untuk menggunakan jalan yang cerdas tersebut, melainkan hanya terus menyampaikan hal-hal yang sama sekali tidak membangun.
"Saya belum pernah mendengar kedua oknum Anggota DPR RI ini menyampaikan pandangan, ajakan, himbauan untuk Pemilu 2019 yang sejuk, aman, dan damai. Keduanya justru menebar isu politik murahan, yang dapat memicu kegaduhan politik.
Kasihan masyarakat Sumatera Utara jika para politisinya tidak membangun wacana politik yang sehat, mendidik, dan beradab," ungkapnya.
Sutrisno yang juga menjadi jurubicara tim kampanye daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin di Sumatera Utara mengatakan hal berbeda akan terus mereka lakukan dalam menatap Pemilu 2019. Tim mereka menurutnya akan lebih mengedepankan pendekatan dengan hal-hal yang lebih cerdas dan positif serta tidak memicu kegaduhan. Hal ini mereka lakukan karena meyakini, kebaikan yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama memimpin dapat menangkal berbagai serangan buruk yang dialamatkan kepadanya termasuk tudingan menggunakan aparat-aparat negara untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Mari berlomba-lomba menabur kebaikan, menebar optimisme, jangan menebar fitnah, hoax apalagi menuding alat negara tidak netral hanya demi mencari simpati. Itu akan membangun kebencian kepada pemerintah," pungkasnya.