Pementasan Teater Rumah Mata (TRM) "Mantra Bah Tuah" besutan aktor senior Agus Susilo berhasil memukau sekitar 200 penonton yang memadati Panggung Taman Budaya Jakabaring, Palembang, Kamis (29/9/2022).
Sepanjang 70 menit pementasan, Agus dan anak-anak TRM yang mewakili Sumatera Utara di ajang Festival Teater Sumatera kedua ini sukses membius penonton dengan aksi dan narasi yang dibawakan.
"Alhamdulillah, setelah GR di open stage eks TBSU beberapa waktu lalu, banyak progress yang kita tampilkan dalam pementasan utamanya. di Taman BUdaya Sriwijaya, Jakabaring hari ini," kata sang sutradara, Agus Susilo.
Dikatakan Agus, aktor-aktor dari TRM yang didominasi anak muda berbakat Medan berhasil menyuguhkan sebuah pementasan yang spektakuler.
"Tiga bulan latihan keras dan penuh disiplin, membuahkan hasil yang sore ini kita saksikan bersama bagaimana apresiasi positif datang dari insan teater aataupun kalangan umum yang hadir disini," sambung pria berambut panjang ini.
Lebih lanjut dikatakan Agus, Mantra bah Tuah adalah proyek karya bersumber mantra-mantra wilayah hulu hilir sebagai produk tradisi lisan untuk ritual penyembuhan peradaban.
"Bah Tuah adalah diksi tua yang bermakna; air menggumpal yang memiliki berkah dan karomah luar biasa, kini penyebutan bah tuah itu menjadi Batu," kata Agus.
Karya ini juga sambung Agus, mengeksplorasi tumbuhan bambu yang tumbuh di sepanjang aliran sungai, menjembatani hubungan pegunungan dengan lautan. "Bambu mampu menguatkan tanah dari abrasi, ketika tercabut dari akarnya ia semakin kuat bila ditancapkan ke dalam air,".
"Bambu juga sebagai media transendental lewat bunyi-bunyi yang saling menghantam, menumbuk, menggesek, memecah, meniup dan menghisap. Hasil suara dari bunyi-bunyi itu menjadi spirit menemukan leluhur sendiri," tutup Agus.
Menurut Kasi Pengelola Taman Budaya Sriwijaya, Herianto, kehadiran Teater Rumah Mata di ajang silaturahmi masyarakat teater Sumatera ini menandakan, bahwa geliat seni keaktoran di Sumut masih ada.
"Kehadiran TRM diajang silaturahmi ini menandakan bahwa ekosistim teater di Sumatera Utara tetap ada dan semakin baik," kata Herianto.
Hal yang sama juga disampaikan tokoh budaya Palembang, T. Wijaya.
"Kesertaan Teater Rumah Mata dalam silaturahmi ini sekaligus membuktikan bahwa iklim teaterdi Sumut tetap hidup seperti di masa sebelumnya. Kehadiran TRM ikut membangun ekosistem teater di Sumatera, nasional maupun internasional. Apalagi, TRM memiiki bahan kajian dan riset sendiri, ang isu-isunya bukan hanya persoalan urban, tapi juga persoalan ekologi, budaya dan sejarah," demikian Wijaya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved