Kebijakan Presiden Jokowi untuk menerapkan protokol 'new normal' harus didukung dengan kinerja menteri yang kredibel agar pelaksanaannya berjalan baik. Hal ini disamapaikan pemerhati politik Satyo Purwanto karena menilai saat ini lebih dari separuh menterni pembantu Presiden Joko Widodo tidak memiliki performa yang bagus dalam bekerja mengatasi pandemik covid-19. "Hampir semua menteri Jokowi nggak perform, ini yang krusial," katanya kepada kantor berita politik RMOL, Rabu (27/5). Sederet menteri yang menurutnya tidak bekerja maksimal itu antara lain, Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara; Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi (Mendes) Halim Iskandar; dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Selanjutnya para menteri di sektor perekonomian, seperti Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati; Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki; Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama; Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto; dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang. Seharusnya menteri di sektor teknis dan keuangan ini menjadi ujung tombak penanggulangan dampak, penanganan korban, manajemen kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan termasuk melakukan riset penemuan obat atau vaksin. “Dan yang tidak kalah penting adalah penanggulangan dampak ekonomi dan politiknya. Oleh sebab ini bisa separuh dari jumlah kabinet Jokowi seharusnya sudah dipecat," jelas Satyo. Apalagi, sambungnya, menteri di sektor keuangan memiliki kapasitas yang buruk dalam menangani ekonomi negara dalam kondisi darurat. "Jelas sekali kelas Menkeu yang di bawah kapasitas menangani ekonomi negara dalam kondisi darurat," lanjutnya.[R]
Kebijakan Presiden Jokowi untuk menerapkan protokol 'new normal' harus didukung dengan kinerja menteri yang kredibel agar pelaksanaannya berjalan baik. Hal ini disamapaikan pemerhati politik Satyo Purwanto karena menilai saat ini lebih dari separuh menterni pembantu Presiden Joko Widodo tidak memiliki performa yang bagus dalam bekerja mengatasi pandemik covid-19. "Hampir semua menteri Jokowi nggak perform, ini yang krusial," katanya kepada kantor berita politik RMOL, Rabu (27/5). Sederet menteri yang menurutnya tidak bekerja maksimal itu antara lain, Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara; Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi (Mendes) Halim Iskandar; dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Selanjutnya para menteri di sektor perekonomian, seperti Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati; Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki; Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama; Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto; dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang. Seharusnya menteri di sektor teknis dan keuangan ini menjadi ujung tombak penanggulangan dampak, penanganan korban, manajemen kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan termasuk melakukan riset penemuan obat atau vaksin. “Dan yang tidak kalah penting adalah penanggulangan dampak ekonomi dan politiknya. Oleh sebab ini bisa separuh dari jumlah kabinet Jokowi seharusnya sudah dipecat," jelas Satyo. Apalagi, sambungnya, menteri di sektor keuangan memiliki kapasitas yang buruk dalam menangani ekonomi negara dalam kondisi darurat. "Jelas sekali kelas Menkeu yang di bawah kapasitas menangani ekonomi negara dalam kondisi darurat," lanjutnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved