Sukses yang diraih oleh dr Sofyan Tan yang kini menjadi anggota DPR RI ternyata harus dilalui dengan perjalanan panjang.
Berasal dari keluarga yang sangat sederhana, Sofyan Tan kecil yang berasal dari kelompok minoritas Suku Tionghoa menyimpan berbagai impian untuk mengatasi berbagai persoalan diskriminasi dan berbagai kesusahan yang dialaminya bersama keluarganya.
Perjuangannya untuk meraih mimpi tersebut dimulainya dengan membangun sekolah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) pada tahun 1987.
Seluruh rangkaian perjalanannya ini tertulis dalam buku biografinya "Dokter Penakluk Badai" yang diluncurkan di Medan, Sabtu (24/9/2022). Pada acara ini, Sofyan Tan didampingi sang istri Elinar dan anak-anaknya serta para tokoh pendidikan, juga ratusan masyarakat lintas profesi.
Peluncuran buku ini dirangkai dengan kegiatan bedah buku dan pameran foto serta testimoni dari berbagai kalangan masyarakat yang merasakan langsung berbagai kinerja Sofyan Tan dalam bidang pendidikan.
"Beliau menjadi politisi yang berkarakter dan mampu menginspirasi kita untuk fokus dalam membangun karakter lewat dunia pendidikan," kata Putra Nababan yang menjadi salah seorang pembedah buku "Dokter penakluk Badai".
Menurut Putra, sebagai seorang politisi Sofyan Tan telah menunjukkan karakter dan cara berpolitik yang selalu mengedepankan kepentingan masyarakat. Fokusnya dalam dunia pendidikan dengan selalu mengedepankan peningkatan ilmu pengetahuan dan mengesampingkan berbagai sekat-sekat perbedaan merupakan salah satu bagian penting dalam upaya merekatkan persatuan bangsa.
"Beliau (Sofyan Tan) merepresentasikan apa yang disebut oleh Bung Karno penting dalam pembangunan yakni 'Nation and Character Building'," ujar Putra Nababan.
Hal yang sama disampaikan oleh pembedah buku lainnya Lely Zailani. Menurutnya, biografi Sofyan Tan menjadi hal yang menarik sekaligus menjadi perenungan bagi Indonesia bahwa diskriminasi yang didasarkan pada isu SARA merupakan hal yang harus dihapuskan. Hal ini sudah ditunjukkan oleh Sofyan Tan dimana segala bentuk diskriminasi hanya akan mendatangkan berbagai kesusahan.
"Beliau menceritakan betapa susahnya hidup dalam berbagai perlakuan yang diskriminatif. Seperti yang beliau tuliskan saat masih menjalani kuliah di kedokteran," ungkapnya.
Kegigihan dalam memperjuangkan pendidikan dan menghapuskan berbagai bentuk diskriminasi yang dilakukan Sofyan Tan ternyata berbuah manis. Dalam berbagai testimoni masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, mereka menyampaikan jika Sofyan Tan menjadi sosok yang mampu mengangkat derajat keluarga atas bantuan program pendidikan.
"Terima kasih, bantuan pak Sofyan Tan membuat anak saya dapat mengenyam bangku perkuliahan. Kalau secara ekonomi, saya yang hanya berprofesi pemecah kemiri tidak akan mampu membiayai anak saya untuk kuliah. Terima kasih pak Sofyan, bapak menjadi berkat bagi banyak orang," kata Kristina Keliat, orang tua dari salah seorang mahasiswa penerima beasiswa dari Sofyan Tan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved