Pancasila tetap menjadi dasar ideologi yang mampu menghindarkan bangsa dari berbagai paham radikal. Dan hal ini akan terus relevan hingga ke anak cucu selaku generasi penerus bangsa Indonesia.
Pancasila tetap menjadi dasar ideologi yang mampu menghindarkan bangsa dari berbagai paham radikal. Dan hal ini akan terus relevan hingga ke anak cucu selaku generasi penerus bangsa Indonesia.
Demikian disampaikan Anggota MPR RI dr Sofyan Tan pada saat sosialisasi Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di lapangan SMK Darma Bakti, Selasa (29/9/2020).
"Sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara harus terus diperkuat," katanya.
Sofyan Tan mengatakan sosialisasi untuk penguatan pemahaman ini terus mereka gaungkan. Seluruh anggota MPR/DPR RI dan 136 anggota DPD akan terus menggaungkan hal yang sama. Sebab, jika amalan ini tetap dipegang erat, maka pada saat menghadapi permasalahan yang lain, akan mampu menyelesaikan dengan modal butir-butir yang diturunkan Pancasila.
“Tentunya semua berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 yang disusun berdasarkan Pancasila,” jelasnya.
Sofyan Tan memastikan tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat.
"Posisi Bapak dan Ibu sebagai Tokoh Masyarakat menjadi kunci pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat tetap bisa berjalan dengan baik," tegasnya.
Ditambahkannya, Pancasila sebagai bagian dari empat pilar merupakan satu-satunya dasar dan ideologi negara.
“Ini sudah final, tidak ada lagi perdebatan soal ini,” tegasnya.
Sofyan Tan yang mewakili dapil Sumut 1 ini sendiri mengaku telah menerapkan Pancasila ini dalam kerjaannya sehari-hari.
“Selama menjadi anggota legislatif, saya sudah membantu ratusan ribu pelajar dan ribuan mahasiswa. Ini juga bagian dari pengamalan Pancasila itu, karena mahasiswanya berasal dari berbagai suku dan agama,” katanya.
Sementara di sekolahnya, Sofyan Tan membangun rumah ibadah dari berbagai agama. Itu salah satu bentuk amalan Pancasila. Begitu juga dalam membantu sekolah-sekolah dan siswa yang dapat beasiswa. Ia tidak melihat suku, agama dan ras.
“Ini bagian dari pengamalan sila kedua yakni kemanusian yang adil dan beradab. Saya mencoba adil kepada semuanya,” ucapnya.
"Ketika sudah adil, maka munculah persatuan Indonesia. Kemudian jika segala sesuatunya juga sudah dimusyawarahkan maka akan terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Inilah yang dicita-cita oleh semuanya," demikian Sofyan Tan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved