Asesmen nasional menjadi salah satu program yang tepat untuk mengidentifikasi berbagai kendala dan persoalan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian, upaya untuk mengatasinya kendala-kendala tersebut dapat diformulasikan berdasarkan kondisi masing-masing daerah.
Demikian disampaikan Anggota DPR RI asal Sumatera Utara, dr Sofyan Tan usai membuka ‘Workshop Pendidikan, Pemanfaatan Asesmen Nasional untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran’ di Hotel Grand Mercure, Medan, Senin (26/9/2022).
“Dengan assesmen kita bisa mengetahui tentang literasi dan numerasi anak didik. Dari sana baru kita ketahui, ternyata di satu sekolah literasinya buruk karena tidak ada pembelajaran mengarang misalnya, atau perpustakaannya tidak ada buku dan sebagainya. Begitu juga soal numerasinya, misalnya buruk matematika. Apakah itu karena guru yang salah atau sistem mengajar yang salah atau memang karena matematika memang kurang disukai berkaitan dengan karakter masyarakat dimana sekolah itu berdiri,” katanya kepada wartawan.
Sofyan Tan mengatakan, lewat asesmen ini juga maka pemerintah dan stakeholder terkait akan lebih mudah memahami apa yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerahnya dan juga apa yang harus dilakukan.
“Ibarat dokter, dia akan bisa mendiagnosa penyakit dalam dunia pendidikan di Sumut sehingga bisa dicari solusinya,” ujarnya.
Sofyan Tan menegaskan, asesmen nasional bukan menjadi salah satu tolak ukur untuk membandingkan perkembangan pendidikan antara satu daerah dengan daerah yang lain. Persepsi ini menurutnya harus dihapus mengingat hal tersebut bukanlah tujuan dari asesmen nasional.
“Tujuannya itu murni sebagai bagian dari autokritik bagi masing-masing kepala daerah dalam melihat kondisi pendidikan di daerah masing-masing. Dulu kan itu sering, supaya nampak hebat kepala daerah perintahkan kadis agar hasil UN tinggi, malu kalau jeblok, sehingga kerap dilakukan dengan jalan yang nggak benar. Itu bumerang bagi dunia pendidikan,” sebutnya.
Intinya kata politisi PDI Perjuangan ini, asesmen nasional ini akan menjadi bagian dari evaluasi untuk mengatasi persoalan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pada masing-masing daerah di seluruh Indonesia.
“Dari situ kita harapkan ada evaluasi hingga sampai pada persoalan-persoalan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi persoalan yang ada seperti penganggaran. Kalau sudah sampai di penganggaran maka itu sudah jadi urusan kami di parlemen. Asesmen tidak akan diumumkan, namun akan digunakan menjadi bahan perenungan untuk menutup kekurangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt Direktur SMA, Kemendikbudristek RI Winner Jihad Akbar mengatakan sejauh ini asesmen nasional sudah berjalan dengan baik. Namun, hasilnya tidak akan diumumkan karena hal itu bukan untuk dipamerkan.
“Ini unutk evaluasi diri dalam pengembangan lebih lanjut, nilai AN nanti akan disampaikan kepada daerah untuk menjadi bahan identifikasi, refleksi akar masalah sehingga bisa dicari solusi,” pungkasnya.
‘Workshop Pendidikan, Pemanfaatan Asesmen Nasional untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran’ ini dihadiri oleh ratusan kepala sekolah SMA baik negeri maupun swasta di Sumatera Utara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved