Pemberitaan yang menyebutkan adanya perlakuan kasar oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi kepada ulama dari Mandailing Natal (Madina), Syekh H Abdul Bais Nasution LC MA dan Ustaz H Mahyuddin mengundang perhatian dari Barisan Muda Penegak Amanat Nasioal (BM PAN) Sumatera Utara.
Ketua BM PAN Sumatera Utara, Mora Harahap menyarankan Edy Rahmayadi segera melakukan beberapa langkah agar hal ini tidak berkembang menjadi pandangan negatif yang menyakiti hari masyarakat terutama di Kabupaten Madina. Apalagi, kedatangan para ulama dari Madina bersama Sekretaris Daerah Gozali Pulungan dan beberapa pejabat Pemkab Madina tersebut hanya memohonkan pelaksanaan sekolah tatap muka.
"Baiknya Gubernur Sumatera Utara Pak Edy membuka ruang dialog yang baik kepada masyarakat, apalagi kedatangan rombongan ulama dari Mandailing Natal menemui beliau hanyalah untuk bermohon. Budaya kita di sumatera utara sangat menghargai tamu, jadi tidak elok jika benar Pak Gubernur sampai memperlakukan rombongan dengan kasar," katanya, Senin (18/1).
Mora sangat berkeyakinan, Gubernur Edy memiliki niat yang sangat kuat untuk tetap melindungi masyarakat Sumatera Utara dari wabah Virus Covid-19. Hanya saja, pola komunikasi yang mungkin kurang tepat dalam memberikan penjelasan atas permohonan dari rombongan ulama dan pejabat Madina tersebut.
"Oleh karena itu saya mendorong Pak Gubernur untuk datang ke Mandailing Natal. Bersilaturahmi keada para ulama dan stakeholder yang ada disana menjelaskan alasan beliau belum mengizinkan dibukanya kembali sekolah tatap muka. Jangan sampai kejadian ini melukai hati masyarakat Mandailing Natal, karena saya yakin dan percaya masih banyak masyarakat Mandailing Natal yang sayang kepada beliau," ungkapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved