Andaikan kita hadir sebagai penonton yang baik atas peristiwa Virus Corona yang terjadi di Wuhan, China beberapa bulan lalu, dapat dipastikan negeri ini tidak mengalami malapetaka menelan banyak korban jiwa. Mungkin sama seperti Taiwan dan Korsel. Tapi apa boleh buat, ibarat pepatah nasi sudah jadi bubur, tak mungkin lagi berubah kembali jadi nasi. Sepakat apa yang dikatakan Jusuf Kala, Ketua PMI yang juga mantan Wakil Presiden RI, banyak pejabat negara yang sepele dengan Covid 19. Pernyataan ini bermakna, tidak serius mengantisipasi serangan Covid 19 dan juga tidak sungguh-sungguh menangulanginya. Sepele memang, ketika Covid 19 sudah berkembang di beberapa negara, ternyata negeri ini masih saja menerima kedatangan turis manca negara. Penting memang mendapatkan pemasukan dari kedatangan turis, tetapi bisakah pemasukan itu dapat mengganti kerugian yang sedang dialami bangsa kita hari ini, dengan begitu banyaknya korban jiwa? Rasanya tak sebanding materi bisa mengalahkan harga jiwa manusia. Mungkin pejabat tak merasa bersalah karena tak sempat menimpa keluarganya. Lalu pejabat manakah yang nakal dan sepele dengan covid 19? Sayang Jusuf Kala yang mau tunjuk hidung. Tetapi yang pasti rakyat bukanlah biang kerok menyebab munculnya virus corona di negeri ini. Yang menyedihkan, rakyat selalu menjadi korban, juga menjadi kambing hitam dari sebuah tragedi.[R] Oleh : Dr Abdul Rasyid, MA (Wartawan Senior Dan Dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
Andaikan kita hadir sebagai penonton yang baik atas peristiwa Virus Corona yang terjadi di Wuhan, China beberapa bulan lalu, dapat dipastikan negeri ini tidak mengalami malapetaka menelan banyak korban jiwa. Mungkin sama seperti Taiwan dan Korsel. Tapi apa boleh buat, ibarat pepatah nasi sudah jadi bubur, tak mungkin lagi berubah kembali jadi nasi. Sepakat apa yang dikatakan Jusuf Kala, Ketua PMI yang juga mantan Wakil Presiden RI, banyak pejabat negara yang sepele dengan Covid 19. Pernyataan ini bermakna, tidak serius mengantisipasi serangan Covid 19 dan juga tidak sungguh-sungguh menangulanginya. Sepele memang, ketika Covid 19 sudah berkembang di beberapa negara, ternyata negeri ini masih saja menerima kedatangan turis manca negara. Penting memang mendapatkan pemasukan dari kedatangan turis, tetapi bisakah pemasukan itu dapat mengganti kerugian yang sedang dialami bangsa kita hari ini, dengan begitu banyaknya korban jiwa? Rasanya tak sebanding materi bisa mengalahkan harga jiwa manusia. Mungkin pejabat tak merasa bersalah karena tak sempat menimpa keluarganya. Lalu pejabat manakah yang nakal dan sepele dengan covid 19? Sayang Jusuf Kala yang mau tunjuk hidung. Tetapi yang pasti rakyat bukanlah biang kerok menyebab munculnya virus corona di negeri ini. Yang menyedihkan, rakyat selalu menjadi korban, juga menjadi kambing hitam dari sebuah tragedi. Oleh : Dr Abdul Rasyid, MA (Wartawan Senior Dan Dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)© Copyright 2024, All Rights Reserved