Seluruh Gardu Induk (GI) PLN yang ada di Kota Medan saat ini sudah menggunakan teknologi pengawasan, pengontrolan dan akuisisi data jarak jauh yang sering disebut dengan istilah SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). Dengan demikian penanganan terhadap indikasi gangguan kelistrikan akan lebih efisien terutama dari waktu pengusutan indikasi gangguan.
Hal ini disampaikan Manajer Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara, Aulia Mahdi kepada wartawan. Dengan teknologi ini pihak Control Center PLN dengan mudah dapat memonitor berbagai indikasi gangguan mulai dari beban, tegangan, frekuensi, indikasi gangguan yang terjadi serta titiknya, sehingga petugas lebih mudan melakukan perbaikan.
"Normalnya jika petugas yang datang ke titik gangguan itu bisa diatas 1 jam, karena macet dan menganalisis gangguan. Namun dengan sistem SCADA maka diharapkan eksekusi bisa dilakukan jarak jauh. Maksimal 5 menit sudah termasuk komunikasi radio dan eksekusinya, sehingga menghemat waktu untuk pengusutan gangguan," katanya.
Aulia menjelaskan dalam upaya penambahan kehandalan ini, pihaknya juga menambah titik pemasangan Swich pemutus beban atau Load Break Switch (LBS). Hal ini juga untuk mendorong percepatan pengusutan gangguan dan penanganan gangguan atas indikasi yang sudah termonitor sebelumnya.
"Ada tambahan 170 titik LBS lagi pada tiang-tiang untuk mempercepat pengusutan gangguan. Ditambah yang tahun lalu 100 titik jadi total ada 270 titik di Kota Medan," sebutnya.
Selain itu menurut Aulia, pihaknya juga masih terus melakukan pengerjaan penarikan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) yang pemasangannya dilakukan penanaman kabel. Hal ini juga untuk mendukung keandalan layanan mereka kedepannya.
"SKTM meski pemasangannya lebih susah, namun secara infrastruktur lebih baik karena akan menjaga estetika, mengurangi gangguan temporer dan dari sisi safety juga lebih baik karena dipasang pada jalur yang disediakan oleh Pemda sebagai saluran instalasi," pungkasnya.
Hal ini disampaikan Manajer Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara, Aulia Mahdi kepada wartawan. Dengan teknologi ini pihak Control Center PLN dengan mudah dapat memonitor berbagai indikasi gangguan mulai dari beban, tegangan, frekuensi, indikasi gangguan yang terjadi serta titiknya, sehingga petugas lebih mudan melakukan perbaikan.
"Normalnya jika petugas yang datang ke titik gangguan itu bisa diatas 1 jam, karena macet dan menganalisis gangguan. Namun dengan sistem SCADA maka diharapkan eksekusi bisa dilakukan jarak jauh. Maksimal 5 menit sudah termasuk komunikasi radio dan eksekusinya, sehingga menghemat waktu untuk pengusutan gangguan," katanya.
Aulia menjelaskan dalam upaya penambahan kehandalan ini, pihaknya juga menambah titik pemasangan Swich pemutus beban atau Load Break Switch (LBS). Hal ini juga untuk mendorong percepatan pengusutan gangguan dan penanganan gangguan atas indikasi yang sudah termonitor sebelumnya.
"Ada tambahan 170 titik LBS lagi pada tiang-tiang untuk mempercepat pengusutan gangguan. Ditambah yang tahun lalu 100 titik jadi total ada 270 titik di Kota Medan," sebutnya.
Selain itu menurut Aulia, pihaknya juga masih terus melakukan pengerjaan penarikan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) yang pemasangannya dilakukan penanaman kabel. Hal ini juga untuk mendukung keandalan layanan mereka kedepannya.
"SKTM meski pemasangannya lebih susah, namun secara infrastruktur lebih baik karena akan menjaga estetika, mengurangi gangguan temporer dan dari sisi safety juga lebih baik karena dipasang pada jalur yang disediakan oleh Pemda sebagai saluran instalasi," pungkasnya.
BERITA SEBELUMNYA
KPK: Jangan Tebang Pilih Tindak Pelanggaran Pemilu
Van Joened
Berita Populer
