Sahat menantang Dahnil dan BPN Prabowo untuk \'menunjuk hidung\' aparatur negara di Sumut yang tidak netral.
\"Saudara Dahnil sebut saja siapa - siapa aparatur sipil negara maupun TNI/Polri yang tidak netral itu. Kita sama - sama laporkan ke Bawaslu. Jangan memainkan opini liar dan propaganda seperti tuduhan tujuh kontainer surat suara yang disebut sudah dicoblos, Ratna Sarumpet dianiaya dan lainnya namun nyatanya hoax,\" kata Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Sahat menilai pernyataan Dahnil mirip dengan pernyataan Gus Irawan Pasaribu Ketua BPN Prabowo - Sandi Sumut, tentang kepala lingkungan yang disebut Gus Irawan diintimidasi polisi.
\"Itu yang saya katakan tadi, mereka menuding secara massif pemerintah, KPU, Polri/TNI tidak netral. Pernyataan Dahnil dan Gus Irawan sama saja, tidak berdasar dan hanya opini liar,\" ujar Sahat." itemprop="description"/>
Sahat menantang Dahnil dan BPN Prabowo untuk \'menunjuk hidung\' aparatur negara di Sumut yang tidak netral.
\"Saudara Dahnil sebut saja siapa - siapa aparatur sipil negara maupun TNI/Polri yang tidak netral itu. Kita sama - sama laporkan ke Bawaslu. Jangan memainkan opini liar dan propaganda seperti tuduhan tujuh kontainer surat suara yang disebut sudah dicoblos, Ratna Sarumpet dianiaya dan lainnya namun nyatanya hoax,\" kata Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Sahat menilai pernyataan Dahnil mirip dengan pernyataan Gus Irawan Pasaribu Ketua BPN Prabowo - Sandi Sumut, tentang kepala lingkungan yang disebut Gus Irawan diintimidasi polisi.
\"Itu yang saya katakan tadi, mereka menuding secara massif pemerintah, KPU, Polri/TNI tidak netral. Pernyataan Dahnil dan Gus Irawan sama saja, tidak berdasar dan hanya opini liar,\" ujar Sahat."/>
Sahat menantang Dahnil dan BPN Prabowo untuk \'menunjuk hidung\' aparatur negara di Sumut yang tidak netral.
\"Saudara Dahnil sebut saja siapa - siapa aparatur sipil negara maupun TNI/Polri yang tidak netral itu. Kita sama - sama laporkan ke Bawaslu. Jangan memainkan opini liar dan propaganda seperti tuduhan tujuh kontainer surat suara yang disebut sudah dicoblos, Ratna Sarumpet dianiaya dan lainnya namun nyatanya hoax,\" kata Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Sahat menilai pernyataan Dahnil mirip dengan pernyataan Gus Irawan Pasaribu Ketua BPN Prabowo - Sandi Sumut, tentang kepala lingkungan yang disebut Gus Irawan diintimidasi polisi.
\"Itu yang saya katakan tadi, mereka menuding secara massif pemerintah, KPU, Polri/TNI tidak netral. Pernyataan Dahnil dan Gus Irawan sama saja, tidak berdasar dan hanya opini liar,\" ujar Sahat."/>
Tudingan-tudingan dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno yang menyebut adanya intimidasi-intimidasi terhadap mereka dan juga pendukung pasangan nomor 02 tersebut sangat rawan mengganggu kondusifitas jelang Pemilu 2019. Hal ini disampaikan Wakil Direktur Relawan TKD Jokowi-Maruf Amin Provinsi Sumatera Utara, Sahat Simatupang menanggapi pernyataan dari Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak pada Jumat (22/2/2019) kemarin.
Dalam pernyataannya Dahnil menyebutkan salah satu gangguan terbesar bagi Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandiaga Uno di Sumatera Utara adalah intimidasi dari institusi tertentu yang sangat keras. Penggunaan aparatur negara, pemerintah daerah menjadi tantangan bagi mereka dalam upaya memenangkan pasangan capres-cawapres nomor 02 tersebut.
Sahat mengaku tak habis pikir atas banyaknya lontaran kata-kata yang selalu menuding aparat pemerintah dan aparat penegak hukum selalu mengintimidasi siapa saja yang ada di pihak 02.
"Menuding secara massif pemerintah daerah, aparatur sipil negara, Polri dan TNI tidak netral di Pemilu dan Pilpres namun tidak melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merupakan tindakan diluar aturan undang - undang." kata Sahat, Sabtu 23 Februari 2019.
Sahat menantang Dahnil dan BPN Prabowo untuk 'menunjuk hidung' aparatur negara di Sumut yang tidak netral.
"Saudara Dahnil sebut saja siapa - siapa aparatur sipil negara maupun TNI/Polri yang tidak netral itu. Kita sama - sama laporkan ke Bawaslu. Jangan memainkan opini liar dan propaganda seperti tuduhan tujuh kontainer surat suara yang disebut sudah dicoblos, Ratna Sarumpet dianiaya dan lainnya namun nyatanya hoax," kata Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Sahat menilai pernyataan Dahnil mirip dengan pernyataan Gus Irawan Pasaribu Ketua BPN Prabowo - Sandi Sumut, tentang kepala lingkungan yang disebut Gus Irawan diintimidasi polisi.
"Itu yang saya katakan tadi, mereka menuding secara massif pemerintah, KPU, Polri/TNI tidak netral. Pernyataan Dahnil dan Gus Irawan sama saja, tidak berdasar dan hanya opini liar," ujar Sahat.
Tudingan-tudingan dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno yang menyebut adanya intimidasi-intimidasi terhadap mereka dan juga pendukung pasangan nomor 02 tersebut sangat rawan mengganggu kondusifitas jelang Pemilu 2019. Hal ini disampaikan Wakil Direktur Relawan TKD Jokowi-Maruf Amin Provinsi Sumatera Utara, Sahat Simatupang menanggapi pernyataan dari Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak pada Jumat (22/2/2019) kemarin.
Dalam pernyataannya Dahnil menyebutkan salah satu gangguan terbesar bagi Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandiaga Uno di Sumatera Utara adalah intimidasi dari institusi tertentu yang sangat keras. Penggunaan aparatur negara, pemerintah daerah menjadi tantangan bagi mereka dalam upaya memenangkan pasangan capres-cawapres nomor 02 tersebut.
Sahat mengaku tak habis pikir atas banyaknya lontaran kata-kata yang selalu menuding aparat pemerintah dan aparat penegak hukum selalu mengintimidasi siapa saja yang ada di pihak 02.
"Menuding secara massif pemerintah daerah, aparatur sipil negara, Polri dan TNI tidak netral di Pemilu dan Pilpres namun tidak melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merupakan tindakan diluar aturan undang - undang." kata Sahat, Sabtu 23 Februari 2019.
Sahat menantang Dahnil dan BPN Prabowo untuk 'menunjuk hidung' aparatur negara di Sumut yang tidak netral.
"Saudara Dahnil sebut saja siapa - siapa aparatur sipil negara maupun TNI/Polri yang tidak netral itu. Kita sama - sama laporkan ke Bawaslu. Jangan memainkan opini liar dan propaganda seperti tuduhan tujuh kontainer surat suara yang disebut sudah dicoblos, Ratna Sarumpet dianiaya dan lainnya namun nyatanya hoax," kata Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Sahat menilai pernyataan Dahnil mirip dengan pernyataan Gus Irawan Pasaribu Ketua BPN Prabowo - Sandi Sumut, tentang kepala lingkungan yang disebut Gus Irawan diintimidasi polisi.
"Itu yang saya katakan tadi, mereka menuding secara massif pemerintah, KPU, Polri/TNI tidak netral. Pernyataan Dahnil dan Gus Irawan sama saja, tidak berdasar dan hanya opini liar," ujar Sahat.