Menurut Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Bernard Riedo, event Run For Sustainable Oil Palm yang dikemas olahraga marathon untuk pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Kegiatan ini terlaksana di Desa Martebing Kecamatan Dolokmasihul Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Minggu (13/10/2019).
\"Run For Sustainable Oil Palm merupakan kegiatan positif berbentuk olahraga untuk kesehatan manusia. Selain berolahraga, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada dunia bahwa industri kepala sawit di Indonesia dikelola secara sustainable (keberlanjutan), yang ramah terhadap lingkungan,\" ujar Bernard yang juga menjabat Sustainability and Stakeholder Relations Director Asian Agri disela pelepasan peserta marathon.
Bernard menambahkan, Indonesia memiliki luasan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar. \"Namun, industri kelapa sawit di Indonesia kerap dilanda isu negatif. Oleh karena itu, melalui event Run For Sustainable Oil Palm, kita (GIMNI) ingin menepis isu negatif tersebut, melalui olahraga marathon sekaligus mengenalkan lebih dekat aktivitas kebun sawit yang berkelanjutan (sustainable),\" ujarnya.
Tak hanya masyarakat lokal yang ikutserta. Juga pelari-pelari yang berasal dari luar Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga mancanegara meramaikan Run For Sustainable Oil Palm yang diprakarsai Gapki, GIMNI, Sawit dan Indonesia Bersih.
\"Ada sejumlah pelari dari Benua Afrika, Eropa dan Asia ikut menjadi peserta marathon, yang diharapkan menyaksikan dan merasakan secara positif aktivitas perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan serta berdampingan dengan masyarakat,\" ucap Bernard.
GIMNI berharap, event Run For Sustainable Oil Palm akan menjadi agenda rutin tahunan yang akan dilaksanakan di provinsi lainnya.
Sementara itu, Timbas Ginting selaku Panitia Pelaksana Run For Sustainable Oil Palm menyebutkan, ada sekitar 2.231 peserta yang mengikuti lomba marathon. \"Puluhan pelari marathon dari luar negeri menjadi peserta. Ada dari Kenya, Inggris, Jerman, Belgia, Singapura, India dan Malaysia,\" kata Timbas yang juga Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut.
Ada 4 kelas yang dipertandingan. Marathon jarak 42 kilometer, 21 kilometer, 10 kilometer dan 5 kilometer. Bupati Sergai Soekirman dan stakeholder di Sumut ikut bergabung mengikuti Run For Sustainable Oil Palm.
Bupati Sergai, H Soekirman mengatakan, 80 persen perkebunan di tanah Deli ditanami kelapa sawit baik milik masyarakat maupun yang dikelola corporate (perusahaan).
Bupati menegaskan, black campain yang ditujukan pada komoditi sawit yang menjadi primadona bagi Indonesia tidak lah benar. \"Kelapa sawit kita sangat humanis, dan keberadaan berdampingan dengan masyarakat sebagai sumber penghasilan. Kepala sawit yang dituduhkan merusak lingkungan dan kelestarian hayati tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kita sudah merasakan keberadaan kelapa sawit sebagai tanaman yang ramah terhadap lingkungan,\" ucap Bupati.
Asian Agri, perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang beroperasional di 3 provinsi, yakni Sumatera Utama, Riau dan Jambi, ikut terlibat menyukseskan event Run For Sustainable Oil Palm dan puluhan karyawannya menjadi peserta marathon dengan jarak tempuh 5 kilometer.[R]
" itemprop="description"/>Menurut Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Bernard Riedo, event Run For Sustainable Oil Palm yang dikemas olahraga marathon untuk pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Kegiatan ini terlaksana di Desa Martebing Kecamatan Dolokmasihul Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Minggu (13/10/2019).
\"Run For Sustainable Oil Palm merupakan kegiatan positif berbentuk olahraga untuk kesehatan manusia. Selain berolahraga, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada dunia bahwa industri kepala sawit di Indonesia dikelola secara sustainable (keberlanjutan), yang ramah terhadap lingkungan,\" ujar Bernard yang juga menjabat Sustainability and Stakeholder Relations Director Asian Agri disela pelepasan peserta marathon.
Bernard menambahkan, Indonesia memiliki luasan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar. \"Namun, industri kelapa sawit di Indonesia kerap dilanda isu negatif. Oleh karena itu, melalui event Run For Sustainable Oil Palm, kita (GIMNI) ingin menepis isu negatif tersebut, melalui olahraga marathon sekaligus mengenalkan lebih dekat aktivitas kebun sawit yang berkelanjutan (sustainable),\" ujarnya.
Tak hanya masyarakat lokal yang ikutserta. Juga pelari-pelari yang berasal dari luar Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga mancanegara meramaikan Run For Sustainable Oil Palm yang diprakarsai Gapki, GIMNI, Sawit dan Indonesia Bersih.
\"Ada sejumlah pelari dari Benua Afrika, Eropa dan Asia ikut menjadi peserta marathon, yang diharapkan menyaksikan dan merasakan secara positif aktivitas perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan serta berdampingan dengan masyarakat,\" ucap Bernard.
GIMNI berharap, event Run For Sustainable Oil Palm akan menjadi agenda rutin tahunan yang akan dilaksanakan di provinsi lainnya.
Sementara itu, Timbas Ginting selaku Panitia Pelaksana Run For Sustainable Oil Palm menyebutkan, ada sekitar 2.231 peserta yang mengikuti lomba marathon. \"Puluhan pelari marathon dari luar negeri menjadi peserta. Ada dari Kenya, Inggris, Jerman, Belgia, Singapura, India dan Malaysia,\" kata Timbas yang juga Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut.
Ada 4 kelas yang dipertandingan. Marathon jarak 42 kilometer, 21 kilometer, 10 kilometer dan 5 kilometer. Bupati Sergai Soekirman dan stakeholder di Sumut ikut bergabung mengikuti Run For Sustainable Oil Palm.
Bupati Sergai, H Soekirman mengatakan, 80 persen perkebunan di tanah Deli ditanami kelapa sawit baik milik masyarakat maupun yang dikelola corporate (perusahaan).
Bupati menegaskan, black campain yang ditujukan pada komoditi sawit yang menjadi primadona bagi Indonesia tidak lah benar. \"Kelapa sawit kita sangat humanis, dan keberadaan berdampingan dengan masyarakat sebagai sumber penghasilan. Kepala sawit yang dituduhkan merusak lingkungan dan kelestarian hayati tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kita sudah merasakan keberadaan kelapa sawit sebagai tanaman yang ramah terhadap lingkungan,\" ucap Bupati.
Asian Agri, perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang beroperasional di 3 provinsi, yakni Sumatera Utama, Riau dan Jambi, ikut terlibat menyukseskan event Run For Sustainable Oil Palm dan puluhan karyawannya menjadi peserta marathon dengan jarak tempuh 5 kilometer.[R]
"/>Menurut Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Bernard Riedo, event Run For Sustainable Oil Palm yang dikemas olahraga marathon untuk pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Kegiatan ini terlaksana di Desa Martebing Kecamatan Dolokmasihul Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Minggu (13/10/2019).
\"Run For Sustainable Oil Palm merupakan kegiatan positif berbentuk olahraga untuk kesehatan manusia. Selain berolahraga, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada dunia bahwa industri kepala sawit di Indonesia dikelola secara sustainable (keberlanjutan), yang ramah terhadap lingkungan,\" ujar Bernard yang juga menjabat Sustainability and Stakeholder Relations Director Asian Agri disela pelepasan peserta marathon.
Bernard menambahkan, Indonesia memiliki luasan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar. \"Namun, industri kelapa sawit di Indonesia kerap dilanda isu negatif. Oleh karena itu, melalui event Run For Sustainable Oil Palm, kita (GIMNI) ingin menepis isu negatif tersebut, melalui olahraga marathon sekaligus mengenalkan lebih dekat aktivitas kebun sawit yang berkelanjutan (sustainable),\" ujarnya.
Tak hanya masyarakat lokal yang ikutserta. Juga pelari-pelari yang berasal dari luar Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga mancanegara meramaikan Run For Sustainable Oil Palm yang diprakarsai Gapki, GIMNI, Sawit dan Indonesia Bersih.
\"Ada sejumlah pelari dari Benua Afrika, Eropa dan Asia ikut menjadi peserta marathon, yang diharapkan menyaksikan dan merasakan secara positif aktivitas perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan serta berdampingan dengan masyarakat,\" ucap Bernard.
GIMNI berharap, event Run For Sustainable Oil Palm akan menjadi agenda rutin tahunan yang akan dilaksanakan di provinsi lainnya.
Sementara itu, Timbas Ginting selaku Panitia Pelaksana Run For Sustainable Oil Palm menyebutkan, ada sekitar 2.231 peserta yang mengikuti lomba marathon. \"Puluhan pelari marathon dari luar negeri menjadi peserta. Ada dari Kenya, Inggris, Jerman, Belgia, Singapura, India dan Malaysia,\" kata Timbas yang juga Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut.
Ada 4 kelas yang dipertandingan. Marathon jarak 42 kilometer, 21 kilometer, 10 kilometer dan 5 kilometer. Bupati Sergai Soekirman dan stakeholder di Sumut ikut bergabung mengikuti Run For Sustainable Oil Palm.
Bupati Sergai, H Soekirman mengatakan, 80 persen perkebunan di tanah Deli ditanami kelapa sawit baik milik masyarakat maupun yang dikelola corporate (perusahaan).
Bupati menegaskan, black campain yang ditujukan pada komoditi sawit yang menjadi primadona bagi Indonesia tidak lah benar. \"Kelapa sawit kita sangat humanis, dan keberadaan berdampingan dengan masyarakat sebagai sumber penghasilan. Kepala sawit yang dituduhkan merusak lingkungan dan kelestarian hayati tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kita sudah merasakan keberadaan kelapa sawit sebagai tanaman yang ramah terhadap lingkungan,\" ucap Bupati.
Asian Agri, perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang beroperasional di 3 provinsi, yakni Sumatera Utama, Riau dan Jambi, ikut terlibat menyukseskan event Run For Sustainable Oil Palm dan puluhan karyawannya menjadi peserta marathon dengan jarak tempuh 5 kilometer.[R]
"/>