Momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar pertengahan November 2022 di Bali merupakan bagian penting dalam upaya menumbuhkan ekonomi Indonesia dan ekonomi global pada seluruh negara-negara berkembang yang tergabung dalam keanggotannya.
Posisi Indonesia selaku pemegang Presidensi memiliki hak istimewa untuk menentukan agenda yang akan menjadi pembahasan.
“Pada KTT G20 ini, kita menentukan 3 agenda besar yakni penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital dan transisi energi berkelanjutan,” kata Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah didampingi Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga, Muhsin Syihab, kepada wartawan di Medan, Senin (6/6/2022).
Teuku menjelaskan, penguatan arsitektur kesehatan global menjadi penting didasarkan pada pengalaman dalam penanggulangan pandemi covid-19 yang tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Berbagai kebijakan internasional terkait penanggulangan virus tersebut menurutnya harus dibicarakan lintas negara mengingat wabah yang muncul berdampak pada seluruh negara.
“Perlu komunikasi antar negara agar penanggulangan masalah kesehatan seperti ini kedepannya bisa lebih cepat menyangkut ketersediaan vaksin, produksi hingga distribusi sehingga dapat dijangkau oleh semua,” katanya.
Agenda lain yang juga tidak kalah penting yakni transformasi ekonomi digital terkait berkembangnya metode-metode pembayaran yang mengarah pada green economy. Berbagai peruabah ini menuntut adanya kesamaan persepsi dalam menyikapi perkembangan ekonomi digital antar negara-negara berkembang yang tergabung dalam G20. Tidak hanya bagi negara yang tergabung dalam G20 namun isu ini juga akan diperluas kepada forum negara-negara berkembang di belahan benua lain yang akan diundang dalam KTT tersebut.
“Momen ini menjadi penting bagi Indonesia untuk menjadi momentum dalam pemulihan ekonomi. Kehadiran para wisatawan yang menjadi peserta dalam KTT G20 akan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi pada berbagai sektor mulai dari sektor pariwisata hingga UMKM. Ini kesempatan yang hanya hadir secara periodik sekali dalam 20 tahun,” ujarnya.
Terkait agenda pembahasan mengenai transisi energy. Hal ini juga menjadi penting sebagai langkah untuk menentukan kebijakan bersama mengenai kebutuhan energy. Fokus terhadap energy yang bersumber dari bahan-bahan fosil sudah saatnya harus dicari alternatif lain. Sebab, persoalan energy masa depan akan berkaitan secara langsung terhadap eksistensi kehidupan berneraga.
“Jika tidak dilakukan transisi energy, maka ke depan akan berdampak pada ketergantungan kepada negara yang memiliki teknologi terdepan soal energy. Perlu bagi kita untuk memastikan bahwa kedepan kita dapat menjangkau teknologi dalam rangka kebutuhan energy. Ini yang akan dibahas dan setelah KTT akan ada tindak lanjut,” ungkapnya.
Berkaitan dengan tiga agenda ini, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI memiliki kepentingan agar seluruh masyarakat memahami dampak penting dari G20 tersebut terhadap seluruh sendi kehidupan. Karena itulah mereka turun ke Sumatera Utara dan beberapa kota lain untuk menggaungkan agenda internasional tersebut.
“Ini penting agar seluruh lapisan masyarakat memiliki pengertain dan pemahaman mengenai peluang yang dapat kita ambil dari KTT G20 ini,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved