Pilkada 2020 telah berlalu. Sebagian besar peserta telah dilantik. Sudah jadi walikota dan wakil. Sudah masuk koran dan masuk tivi. Sudah menerima audiensi. Sudah kena demo. Sudah copot dan susun jajaran. Sudah ngegas! Lalu apa sudah pecah kongsi? Wah, kalau hal itu biarlah para pengamat yang menjawabnya lebih jauh.
Pilkada 2020 telah berlalu. Meninggalkan sejumlah catatan positif. Bagi Binjai khususnya, dan bagi perjalanan demokrasi di tanah air. Pilkada 2020 telah berlalu. Pilkada yang mengkhawatirkan sejumlah pihak. Utamanya karena berlangsung di tengah pandemi yang berujung akan kecemasan pada angka partisipasi pemilih.
Sejumlah kekhawatiran akan partisipasi masyarakat itu pun terjawab. Walau tidak melampaui target nasional, ada pergeseran angka parmas untuk Binjai, jika disandingkan data pilkada 2015 dan pilkada 2020. Dari 66,65 persen ke 71,63 persen. Ada peningkatan sekitar 5 persen.
Lantas kenaikan angka parmas itu pun layak untuk menjadi kajian bersama. Sama kita ketahui bahwa ada banyak varian yang dapat mempengaruhi angka partisipasi pemilih. Bisa dari penyelenggara pemilu, peserta pemilu, pemerintah dan sejumlah kepentingan lainnya.
Maka bersama tim peneliti dari USU dan UMSU, setelah mendapat arahan dari KPU RI, setidaknya beberapa hal di atas menjadi rumusan masalah penelitian. KPU Binjai memilih tema Faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah di tengah pandemic covid. Setidaknya agar kita paham bagaimana pengaruh kinerja KPU Binjai, pengaruh Pemko Binjai, pengaruh kinerja pasangan calon kepala daerah dan tim sukses serta pengaruh politik uang dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pilkada 2020 kemarin.
Maka dengan selalu berharap ridho dari Tuhan Yang Maha Esa, berikut saya paparkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Penelitian ini melibatkan 400 responden yang terdiri dari 200 pria dan 200 wanita. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistages random sampling dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel responden dipilih acak, tersebar proporsional di 5 kecamatan dan kelurahan yang ada di kota Binjai. Identitas responden juga dilengkapi dengan jumlah persentasi berdasarkan umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, agama/suku dan sebagainya.
Kita mulai dengan hasil penelitian dengan variabel pengaruh dari kinerja KPU. Sosialisasi tatap muka dan bertemu langsung dengan pemilih yang dilaksanakan KPU Binjai memberi keyakinan bagi pemilih untuk hadir ke TPS. Ada 87,50 persen responden yang setuju dengan pernyataan tersebut. Selain media tatap muka, 87 persen responden juga menyatakan media luar ruang atau alat peraga kampanye yang dilakukan KPU Binjai, memberi kontribusi bagi pemilih agar hadir ke TPS.
Selanjutnya, 86 persen responden menyetujui pelaksanaan debat kandidat yang disiarkan di televisi, memberikan keyakinan kepada pemilih untuk hadir ke tempat pemungutan suara tanggal 9 Desember 2020. Terkait kekhawatiran pandemi, jaminan adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat dari KPU Binjai, menjadi alasan 93,75 persen responden untuk hadir ke TPS.
Sedangkan untuk variabel Pemko Binjai memberi pengaruh terhadap kenaikan angka partisipasi mendapat respons positif dari responden. Sebanyak 83 persen setuju dengan sosialisasi pelaksanaan pilkada yang dilakukan oleh pemko. Jaminan keamanan oleh Pemko Binjai juga memberi keyakinan bagi pemilih untuk hadir ke TPS, sebanyak 87,25 persen responden setuju dengan kontribusi pemko tersebut.
Terkait dengan pandemi, jaminan kesehatan dan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan Pemko Binjai turut memberikan keyakinan pada pemilih untuk hadir ke TPS. Hal ini dapat dilihat dari sekitar 92.50 persen responden yang menilai positif atas jaminan kesehatan dan protokol kesehatan yang diberikan oleh pemko Binjai.
Untuk distribusi variabel kinerja pasangan calon dan tim sukses calon terhadap peningkatan partisipasi pemilih. Sarana tatap muka pasangan calon langsung ke pemilih dan alat peraga kampanye pasangan calon memberikan kontribusi bagi pemilih untuk hadir ke TPS. Masing-masing 87,50 persen responden dan 79,75 persen menyatakan setuju dengan kegiatan tatap muka dan alat peraga kampanye memberi keyakinan bagi pemilih untuk hadir.
Sedang latar belakang pasangan calon tidak begitu berpengaruh bagi pemilih untuk hadir ke TPS, dimana hanya 55 persen responden yang setuju bahwa latar belakang pasangan calon memberikan keyakinan bagi pemilih untuk hadir ke TPS. Demikian juga halnya dengan partai pengusung pasangan calon walikota dan wakil walikota tidak memberikan kontribusi positif bagi kehadira pemilih di TPS. Hanya 26,25 persen responden yang mengakui kehadirannya di TPS dikarenakan latar belakang partai pendukung pasangan calon.
Seterusnya variabel politik uang terhadap tingkat partisipasi pemilih di kota Binjai. Sebanyak 52,25 persen responden menyatakan pemberian uang yang dilakukan paslon dan tim sukses paslon memengaruhi pemilih untuk hadir ke TPS. Sedangkan 21,50 persen kurang setuju dan 26,25 persen menyatakan tidak setuju. Selain pemberian uang, 51 persen responden juga setuju pemberian barang yang dilakukan oleh paslon dan tim sukses paslon juga memengaruhi kehadiran pemilih di TPS.
Hampir di ujung penelitian, distribusi variabel partisipasi pemilih kota Binjai. Terdapat 100 persen kehadiran responden ke TPS dikarenakan kesadaran responden sebagai WNI. Selanjutnya visi misi pasangan calon yang sesuai dengan harapan responden turut memengaruhi tingkat kehadiran ke TPS, sebanyak 92,50 persen. Dan peran yang dilakukan KPU Binjai dalam kesuksesan pelaksanaan Pilkada memberikan kontribusi positif bagi tingkat kehadiran pemilih di TPS. Sebanyak 83,75 persen responden yang menyatakan hadir ke TPS dikarenakan sosialisasi yang dilakukan KPU BInjai sudah sangat jelas.
Setelah para peneliti mengumpulkan dan menganalisis, maka terdapat beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Kinerja KPU Binjai berpengaruh positif terhadap peningkatan partisipasi pemilih pada Pilkada 2020. 2. Kinerja Pemko Binjai tidak berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi pemilih. 3. Kinerja pasangan calon dan tim paslon berpengaruh positif terhadap meningkatnya angka partisipasi pemilih Pilkada 2020 kota Binjai. 4. Pemberian uang atau barang tidak berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 kota Binjai.
Akhirnya hasil penelitian memberikan rekomendasi dan saran untuk pilkada selanjutnya, utamanya terkait soal jaminan kesehatan melalui protokol kesehatan, tetap melakukan sosialisasi dengan melibatkan pihak terkait dan mengoptimalkan sosialisasi tatap muka, alat peraga dan debat kandidat.
Sebagai penutup, dari masing-masing variabel objek penelitian, dari variabel yang ada menunjukkan bahwa variabel kinerja KPU Binjai paling besar pengaruhnya dalam meningkatkan angka partisipasi pemilih di Pilkada 2020 Kota Binjai. Semoga bermanfaat dan semangat.***
Ketua Divisi Sosialiasi Pendidikan Pemilih, SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Binjai
© Copyright 2024, All Rights Reserved