Dhika berpendapat, sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
\"Manusia dipanggil dengan sebutan binatang semacam itu sejak awal sudah tidak benar. Karenanya, di Remaja sekeras apapun kami mengeritik tidak pernah menggunakan sebutan yang kurang manusiawi itu,\" terangnya.
Menurut dia, sebutan \'cebong\' dan \'kampret\' juga membuat bangsa ini terbelah, termasuk di kalangan milenial.
\"Paska Pilpres ini memang sudah saatnya kita mengubur dua sebutan itu,†jelas Dhika.
Dua istilah sering digunakan untuk menyindir para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden. Cebong untuk pendukung Jokowi-Maruf, sedangkan kampret dialamat kepada pendukung Prabowo-Sandi. [krm]" itemprop="description"/>
Dhika berpendapat, sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
\"Manusia dipanggil dengan sebutan binatang semacam itu sejak awal sudah tidak benar. Karenanya, di Remaja sekeras apapun kami mengeritik tidak pernah menggunakan sebutan yang kurang manusiawi itu,\" terangnya.
Menurut dia, sebutan \'cebong\' dan \'kampret\' juga membuat bangsa ini terbelah, termasuk di kalangan milenial.
\"Paska Pilpres ini memang sudah saatnya kita mengubur dua sebutan itu,†jelas Dhika.
Dua istilah sering digunakan untuk menyindir para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden. Cebong untuk pendukung Jokowi-Maruf, sedangkan kampret dialamat kepada pendukung Prabowo-Sandi. [krm]"/>
Dhika berpendapat, sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
\"Manusia dipanggil dengan sebutan binatang semacam itu sejak awal sudah tidak benar. Karenanya, di Remaja sekeras apapun kami mengeritik tidak pernah menggunakan sebutan yang kurang manusiawi itu,\" terangnya.
Menurut dia, sebutan \'cebong\' dan \'kampret\' juga membuat bangsa ini terbelah, termasuk di kalangan milenial.
\"Paska Pilpres ini memang sudah saatnya kita mengubur dua sebutan itu,†jelas Dhika.
Dua istilah sering digunakan untuk menyindir para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden. Cebong untuk pendukung Jokowi-Maruf, sedangkan kampret dialamat kepada pendukung Prabowo-Sandi. [krm]"/>
RMOL. Ajakan calon wakil presiden nomor urut 01, Maruf Amin untuk menyudahi istilah cebong dan kampret selama selama Pemilihan Presiden (Pilpres) disambut positif para relawannya.
"Sangat setuju. Kami sudah mengajak teman teman Remaja dan kelompok millenial untuk segera mengubur bahasa cebong kampret sesuai dengan anjuran Abah (Maruf Amin)," ujar Sekretaris Jenderal Relawan Millenial Jokowi-Maruf (Remaja), Dhika Yudhistira di Jakarta, Minggu (21/4).
Dhika berpendapat, sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
"Manusia dipanggil dengan sebutan binatang semacam itu sejak awal sudah tidak benar. Karenanya, di Remaja sekeras apapun kami mengeritik tidak pernah menggunakan sebutan yang kurang manusiawi itu," terangnya.
Menurut dia, sebutan 'cebong' dan 'kampret' juga membuat bangsa ini terbelah, termasuk di kalangan milenial.
"Paska Pilpres ini memang sudah saatnya kita mengubur dua sebutan itu,†jelas Dhika.
Dua istilah sering digunakan untuk menyindir para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden. Cebong untuk pendukung Jokowi-Maruf, sedangkan kampret dialamat kepada pendukung Prabowo-Sandi. [krm]
RMOL. Ajakan calon wakil presiden nomor urut 01, Maruf Amin untuk menyudahi istilah cebong dan kampret selama selama Pemilihan Presiden (Pilpres) disambut positif para relawannya.
"Sangat setuju. Kami sudah mengajak teman teman Remaja dan kelompok millenial untuk segera mengubur bahasa cebong kampret sesuai dengan anjuran Abah (Maruf Amin)," ujar Sekretaris Jenderal Relawan Millenial Jokowi-Maruf (Remaja), Dhika Yudhistira di Jakarta, Minggu (21/4).
Dhika berpendapat, sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
"Manusia dipanggil dengan sebutan binatang semacam itu sejak awal sudah tidak benar. Karenanya, di Remaja sekeras apapun kami mengeritik tidak pernah menggunakan sebutan yang kurang manusiawi itu," terangnya.
Menurut dia, sebutan 'cebong' dan 'kampret' juga membuat bangsa ini terbelah, termasuk di kalangan milenial.
"Paska Pilpres ini memang sudah saatnya kita mengubur dua sebutan itu,†jelas Dhika.
Dua istilah sering digunakan untuk menyindir para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden. Cebong untuk pendukung Jokowi-Maruf, sedangkan kampret dialamat kepada pendukung Prabowo-Sandi. [krm]