Jika Prabowo bicara ekonomi Sumut, sambung Sahat, maka akan didapati angka pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata - rata nasional.\"Saya duga itu penyebab kenapa Prabowo tidak bicara ekomomi Sumut meski sedang dalam acara dengan pengusaha lokal (Sumut). Kalau bicara pertumbuhan ekonomi Sumut di masa Jokowi ini, tentu cukup bagus dan pengusaha Tionghoa Sumut juga merasakannya.\" kata Sahat.
Sahat mencontohkan geliat ekonomi domestik menopang perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II-2018.\"Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,30 % (year over year/yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 4,73% (yoy).\" kata Sahat.
Sahat menegaskan pencapaian tersebut diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,27%, yoy) dan regional Sumatera (4,65%, yoy).\" Dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Sumut mulai menampakkan hasil positif.\" ujar Sahat.
\" Jadi saya tidak heran kenapa Prabowo tidak bicara ekonomi Sumut didepan pengusaha Tionghoa Sumut karena pasti akan memuji pencapaian yang ada.\" ujar Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Dibidang pangan (beras), Sahat merespon pernyataan Prabowo.\" Sumut sudah swasembada beras., Prabowo baru wacana.\" kata Sahat. Produksi padi di Sumut tahun 2017, kata Sahat mencapai 5,1 juta ton atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperkirakan sebesar 3,4 juta ton.
Produksi padi Sumut menurut Sahat meningkat 0,5 juta ton dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,6 juta ton. \"Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton tahun 2017 begitu juga tahun 2018 produksi padi Sumut sekitar 5.311.673 ton naik sekitar 3,42 persen. Capaian itu berkat kerja keras pemerintahan Jokowi,\" ujar Sahat. " itemprop="description"/>
Jika Prabowo bicara ekonomi Sumut, sambung Sahat, maka akan didapati angka pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata - rata nasional.\"Saya duga itu penyebab kenapa Prabowo tidak bicara ekomomi Sumut meski sedang dalam acara dengan pengusaha lokal (Sumut). Kalau bicara pertumbuhan ekonomi Sumut di masa Jokowi ini, tentu cukup bagus dan pengusaha Tionghoa Sumut juga merasakannya.\" kata Sahat.
Sahat mencontohkan geliat ekonomi domestik menopang perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II-2018.\"Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,30 % (year over year/yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 4,73% (yoy).\" kata Sahat.
Sahat menegaskan pencapaian tersebut diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,27%, yoy) dan regional Sumatera (4,65%, yoy).\" Dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Sumut mulai menampakkan hasil positif.\" ujar Sahat.
\" Jadi saya tidak heran kenapa Prabowo tidak bicara ekonomi Sumut didepan pengusaha Tionghoa Sumut karena pasti akan memuji pencapaian yang ada.\" ujar Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Dibidang pangan (beras), Sahat merespon pernyataan Prabowo.\" Sumut sudah swasembada beras., Prabowo baru wacana.\" kata Sahat. Produksi padi di Sumut tahun 2017, kata Sahat mencapai 5,1 juta ton atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperkirakan sebesar 3,4 juta ton.
Produksi padi Sumut menurut Sahat meningkat 0,5 juta ton dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,6 juta ton. \"Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton tahun 2017 begitu juga tahun 2018 produksi padi Sumut sekitar 5.311.673 ton naik sekitar 3,42 persen. Capaian itu berkat kerja keras pemerintahan Jokowi,\" ujar Sahat. "/>
Jika Prabowo bicara ekonomi Sumut, sambung Sahat, maka akan didapati angka pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata - rata nasional.\"Saya duga itu penyebab kenapa Prabowo tidak bicara ekomomi Sumut meski sedang dalam acara dengan pengusaha lokal (Sumut). Kalau bicara pertumbuhan ekonomi Sumut di masa Jokowi ini, tentu cukup bagus dan pengusaha Tionghoa Sumut juga merasakannya.\" kata Sahat.
Sahat mencontohkan geliat ekonomi domestik menopang perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II-2018.\"Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,30 % (year over year/yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 4,73% (yoy).\" kata Sahat.
Sahat menegaskan pencapaian tersebut diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,27%, yoy) dan regional Sumatera (4,65%, yoy).\" Dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Sumut mulai menampakkan hasil positif.\" ujar Sahat.
\" Jadi saya tidak heran kenapa Prabowo tidak bicara ekonomi Sumut didepan pengusaha Tionghoa Sumut karena pasti akan memuji pencapaian yang ada.\" ujar Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Dibidang pangan (beras), Sahat merespon pernyataan Prabowo.\" Sumut sudah swasembada beras., Prabowo baru wacana.\" kata Sahat. Produksi padi di Sumut tahun 2017, kata Sahat mencapai 5,1 juta ton atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperkirakan sebesar 3,4 juta ton.
Produksi padi Sumut menurut Sahat meningkat 0,5 juta ton dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,6 juta ton. \"Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton tahun 2017 begitu juga tahun 2018 produksi padi Sumut sekitar 5.311.673 ton naik sekitar 3,42 persen. Capaian itu berkat kerja keras pemerintahan Jokowi,\" ujar Sahat. "/>
Pidato Prabowo yang menjabarkan visi misinya dalam bidang swasembada pangan dihadapan para Pengusaha Tionghoa di Medan ternyata ikut disimak oleh relawan Jokowi-Maruf Amin. Mereka menyebut pidato tersebut hanya masuk dalam kategori biasa karena tidak menunjukkan adanya gebrakan-gebrakan baru dalam pokok pemikirannya.
Wakil Direktur Relawan TKD Jokowi-Maruf Amin Provinsi Sumatera Utara, Sahat Simatupang mengatakan pidato Prabowo adalah pengulangan yang sering diucapkannya."Saya baca di media online, Prabowo bicara swasembada pangan. Saya nilai tidak ada yang baru. Saya sempat memperkirakan pidato Prabowo tentang pertumbuhan ekonomi Sumut, ternyata tidak," kata Sahat.
Jika Prabowo bicara ekonomi Sumut, sambung Sahat, maka akan didapati angka pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata - rata nasional."Saya duga itu penyebab kenapa Prabowo tidak bicara ekomomi Sumut meski sedang dalam acara dengan pengusaha lokal (Sumut). Kalau bicara pertumbuhan ekonomi Sumut di masa Jokowi ini, tentu cukup bagus dan pengusaha Tionghoa Sumut juga merasakannya." kata Sahat.
Sahat mencontohkan geliat ekonomi domestik menopang perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II-2018."Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,30 % (year over year/yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 4,73% (yoy)." kata Sahat.
Sahat menegaskan pencapaian tersebut diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,27%, yoy) dan regional Sumatera (4,65%, yoy)." Dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Sumut mulai menampakkan hasil positif." ujar Sahat.
" Jadi saya tidak heran kenapa Prabowo tidak bicara ekonomi Sumut didepan pengusaha Tionghoa Sumut karena pasti akan memuji pencapaian yang ada." ujar Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Dibidang pangan (beras), Sahat merespon pernyataan Prabowo." Sumut sudah swasembada beras., Prabowo baru wacana." kata Sahat. Produksi padi di Sumut tahun 2017, kata Sahat mencapai 5,1 juta ton atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperkirakan sebesar 3,4 juta ton.
Produksi padi Sumut menurut Sahat meningkat 0,5 juta ton dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,6 juta ton. "Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton tahun 2017 begitu juga tahun 2018 produksi padi Sumut sekitar 5.311.673 ton naik sekitar 3,42 persen. Capaian itu berkat kerja keras pemerintahan Jokowi," ujar Sahat.
Pidato Prabowo yang menjabarkan visi misinya dalam bidang swasembada pangan dihadapan para Pengusaha Tionghoa di Medan ternyata ikut disimak oleh relawan Jokowi-Maruf Amin. Mereka menyebut pidato tersebut hanya masuk dalam kategori biasa karena tidak menunjukkan adanya gebrakan-gebrakan baru dalam pokok pemikirannya.
Wakil Direktur Relawan TKD Jokowi-Maruf Amin Provinsi Sumatera Utara, Sahat Simatupang mengatakan pidato Prabowo adalah pengulangan yang sering diucapkannya."Saya baca di media online, Prabowo bicara swasembada pangan. Saya nilai tidak ada yang baru. Saya sempat memperkirakan pidato Prabowo tentang pertumbuhan ekonomi Sumut, ternyata tidak," kata Sahat.
Jika Prabowo bicara ekonomi Sumut, sambung Sahat, maka akan didapati angka pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata - rata nasional."Saya duga itu penyebab kenapa Prabowo tidak bicara ekomomi Sumut meski sedang dalam acara dengan pengusaha lokal (Sumut). Kalau bicara pertumbuhan ekonomi Sumut di masa Jokowi ini, tentu cukup bagus dan pengusaha Tionghoa Sumut juga merasakannya." kata Sahat.
Sahat mencontohkan geliat ekonomi domestik menopang perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II-2018."Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,30 % (year over year/yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 4,73% (yoy)." kata Sahat.
Sahat menegaskan pencapaian tersebut diatas pertumbuhan ekonomi nasional (5,27%, yoy) dan regional Sumatera (4,65%, yoy)." Dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Sumut mulai menampakkan hasil positif." ujar Sahat.
" Jadi saya tidak heran kenapa Prabowo tidak bicara ekonomi Sumut didepan pengusaha Tionghoa Sumut karena pasti akan memuji pencapaian yang ada." ujar Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Dibidang pangan (beras), Sahat merespon pernyataan Prabowo." Sumut sudah swasembada beras., Prabowo baru wacana." kata Sahat. Produksi padi di Sumut tahun 2017, kata Sahat mencapai 5,1 juta ton atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperkirakan sebesar 3,4 juta ton.
Produksi padi Sumut menurut Sahat meningkat 0,5 juta ton dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,6 juta ton. "Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton tahun 2017 begitu juga tahun 2018 produksi padi Sumut sekitar 5.311.673 ton naik sekitar 3,42 persen. Capaian itu berkat kerja keras pemerintahan Jokowi," ujar Sahat.