Tidak hanya lingkungan homestay, masyarakat juga diminta menjaga kebersihan danau di sekitarnya. Sehingga, wisatawan benar-benar bisa menikmati Danau Toba dengan puas
\"Contohnya keberadaan keramba ikan, sebaiknya dipindahkan ke lokasi danau yang tidak didatangi wisatawan. Sampah-sampah di sekitar Danau juga harus selalu dibersihkan,\" tuturnya.
Menurut Lokot, yang diburu wisatawan yang menginap di homestay adalah kearifan lokal dan cerita-cerita (storytelling) yang ada di masyarakat sekitar homestay. Baik itu budayanya, kulinernya, dan lain-lain.
\"Di Silalahi ini, bisa dibuatkan storytelling tentang sejarah asal nama Silalahisabungan, mengapa namanya Tao Silalahi, dll. Makanannya bisa ditonjolkan Mangga Silalahi yang khas. Mangga di sini bisa dimakan sama kulitnya. Apalagi konon kulitnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan,\" papar Lokot.
Dalam workshop ini, Kemenpar juga akan memberikan bantuan untuk homestay di desa wisata Silalahi I dan Silalahi II. Bantuan yang diserahkan berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.
\"Kami berharap barang-barang yang diserahkan bisa membantu pengembangan homestay. Semoga bantuan yang kita berikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan turut memicu perkembangan Desa Wisata di kawasan Danau Toba agar lebih baik lagi dan semakin ramai,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Tidak hanya lingkungan homestay, masyarakat juga diminta menjaga kebersihan danau di sekitarnya. Sehingga, wisatawan benar-benar bisa menikmati Danau Toba dengan puas
\"Contohnya keberadaan keramba ikan, sebaiknya dipindahkan ke lokasi danau yang tidak didatangi wisatawan. Sampah-sampah di sekitar Danau juga harus selalu dibersihkan,\" tuturnya.
Menurut Lokot, yang diburu wisatawan yang menginap di homestay adalah kearifan lokal dan cerita-cerita (storytelling) yang ada di masyarakat sekitar homestay. Baik itu budayanya, kulinernya, dan lain-lain.
\"Di Silalahi ini, bisa dibuatkan storytelling tentang sejarah asal nama Silalahisabungan, mengapa namanya Tao Silalahi, dll. Makanannya bisa ditonjolkan Mangga Silalahi yang khas. Mangga di sini bisa dimakan sama kulitnya. Apalagi konon kulitnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan,\" papar Lokot.
Dalam workshop ini, Kemenpar juga akan memberikan bantuan untuk homestay di desa wisata Silalahi I dan Silalahi II. Bantuan yang diserahkan berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.
\"Kami berharap barang-barang yang diserahkan bisa membantu pengembangan homestay. Semoga bantuan yang kita berikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan turut memicu perkembangan Desa Wisata di kawasan Danau Toba agar lebih baik lagi dan semakin ramai,\" pungkasnya."/>
Tidak hanya lingkungan homestay, masyarakat juga diminta menjaga kebersihan danau di sekitarnya. Sehingga, wisatawan benar-benar bisa menikmati Danau Toba dengan puas
\"Contohnya keberadaan keramba ikan, sebaiknya dipindahkan ke lokasi danau yang tidak didatangi wisatawan. Sampah-sampah di sekitar Danau juga harus selalu dibersihkan,\" tuturnya.
Menurut Lokot, yang diburu wisatawan yang menginap di homestay adalah kearifan lokal dan cerita-cerita (storytelling) yang ada di masyarakat sekitar homestay. Baik itu budayanya, kulinernya, dan lain-lain.
\"Di Silalahi ini, bisa dibuatkan storytelling tentang sejarah asal nama Silalahisabungan, mengapa namanya Tao Silalahi, dll. Makanannya bisa ditonjolkan Mangga Silalahi yang khas. Mangga di sini bisa dimakan sama kulitnya. Apalagi konon kulitnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan,\" papar Lokot.
Dalam workshop ini, Kemenpar juga akan memberikan bantuan untuk homestay di desa wisata Silalahi I dan Silalahi II. Bantuan yang diserahkan berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.
\"Kami berharap barang-barang yang diserahkan bisa membantu pengembangan homestay. Semoga bantuan yang kita berikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan turut memicu perkembangan Desa Wisata di kawasan Danau Toba agar lebih baik lagi dan semakin ramai,\" pungkasnya."/>
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Regional I Kementerian Pariwisata Lokot Ahmad Enda mengatakan, Desa Wisata Silalahi memiliki keunggulan berdekatan langsung dengan Danau Toba. Namun, masyarakat pengelola homestay belum memahami bagaimana memperlakukan wisatawan yang datang. Karena itu ia menyarankan agar masyarakat dan pengelola memahami konsep pelayanan dengan selalu menjaga kebersihan.
"Wisatawan yang menginap di hotel itu berbeda dengan yang menginap di homestay. Bila di hotel wisatawan ingin privasi dan dilayani, namun wisatawan menginap di homestay ingin berbaur dengan masyarakat. Sehingga kebersihan menjadi sangat penting," katanya dalam Workshop Homestay dan Desa Wisata di Balai Desa Silalahi II, Kamis (13/6/2019).
Tidak hanya lingkungan homestay, masyarakat juga diminta menjaga kebersihan danau di sekitarnya. Sehingga, wisatawan benar-benar bisa menikmati Danau Toba dengan puas
"Contohnya keberadaan keramba ikan, sebaiknya dipindahkan ke lokasi danau yang tidak didatangi wisatawan. Sampah-sampah di sekitar Danau juga harus selalu dibersihkan," tuturnya.
Menurut Lokot, yang diburu wisatawan yang menginap di homestay adalah kearifan lokal dan cerita-cerita (storytelling) yang ada di masyarakat sekitar homestay. Baik itu budayanya, kulinernya, dan lain-lain.
"Di Silalahi ini, bisa dibuatkan storytelling tentang sejarah asal nama Silalahisabungan, mengapa namanya Tao Silalahi, dll. Makanannya bisa ditonjolkan Mangga Silalahi yang khas. Mangga di sini bisa dimakan sama kulitnya. Apalagi konon kulitnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan," papar Lokot.
Dalam workshop ini, Kemenpar juga akan memberikan bantuan untuk homestay di desa wisata Silalahi I dan Silalahi II. Bantuan yang diserahkan berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.
"Kami berharap barang-barang yang diserahkan bisa membantu pengembangan homestay. Semoga bantuan yang kita berikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan turut memicu perkembangan Desa Wisata di kawasan Danau Toba agar lebih baik lagi dan semakin ramai," pungkasnya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Regional I Kementerian Pariwisata Lokot Ahmad Enda mengatakan, Desa Wisata Silalahi memiliki keunggulan berdekatan langsung dengan Danau Toba. Namun, masyarakat pengelola homestay belum memahami bagaimana memperlakukan wisatawan yang datang. Karena itu ia menyarankan agar masyarakat dan pengelola memahami konsep pelayanan dengan selalu menjaga kebersihan.
"Wisatawan yang menginap di hotel itu berbeda dengan yang menginap di homestay. Bila di hotel wisatawan ingin privasi dan dilayani, namun wisatawan menginap di homestay ingin berbaur dengan masyarakat. Sehingga kebersihan menjadi sangat penting," katanya dalam Workshop Homestay dan Desa Wisata di Balai Desa Silalahi II, Kamis (13/6/2019).
Tidak hanya lingkungan homestay, masyarakat juga diminta menjaga kebersihan danau di sekitarnya. Sehingga, wisatawan benar-benar bisa menikmati Danau Toba dengan puas
"Contohnya keberadaan keramba ikan, sebaiknya dipindahkan ke lokasi danau yang tidak didatangi wisatawan. Sampah-sampah di sekitar Danau juga harus selalu dibersihkan," tuturnya.
Menurut Lokot, yang diburu wisatawan yang menginap di homestay adalah kearifan lokal dan cerita-cerita (storytelling) yang ada di masyarakat sekitar homestay. Baik itu budayanya, kulinernya, dan lain-lain.
"Di Silalahi ini, bisa dibuatkan storytelling tentang sejarah asal nama Silalahisabungan, mengapa namanya Tao Silalahi, dll. Makanannya bisa ditonjolkan Mangga Silalahi yang khas. Mangga di sini bisa dimakan sama kulitnya. Apalagi konon kulitnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan," papar Lokot.
Dalam workshop ini, Kemenpar juga akan memberikan bantuan untuk homestay di desa wisata Silalahi I dan Silalahi II. Bantuan yang diserahkan berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.
"Kami berharap barang-barang yang diserahkan bisa membantu pengembangan homestay. Semoga bantuan yang kita berikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan turut memicu perkembangan Desa Wisata di kawasan Danau Toba agar lebih baik lagi dan semakin ramai," pungkasnya.