Pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Tema Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 77 tahun ini sarat makna dan semangat untuk bangkit dari keterpurukan setelah ‘dihajar’ oleh pandemi Covid-19. Begitu luar biasanya kalimat sederhana yang dengan mudah dimaknai sebagai keinginan Indonesia untuk melupakan berbagai kesulitan yang menjadi imbas dari pandemi tersebut.
Semangat luar biasa dari tema HUT Kemerdekaan RI 77 ini saya kira juga akan meresap mendalam di Sumatera Utara. Ada banyak persoalan yang kemarin mendera provinsi ini membuat ekonominya begitu terpuruk. Pandemi covid-19, kemudian diikuti dengan persoalan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang ternak, serta persoalan infrastruktur akut yang membuat Presiden Joko Widodo sampai dikirimi jeruk oleh warga yang menginginkan perbaikan jalan.
Mudahkan untuk pulih dan bangkit dari persoalan ini? jawabannya tentu tidak. Kepemimpinan yang tangguh dan fokus untuk menyelesaikan masalah ini menjadi jawaban penting. Artinya jika kita melihat konteks ini pada Provinsi Sumatera Utara, maka jawaban ini ada di pundak Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah selaku Gubernur dan Wakil Gubernur.
Masa bakti pasangan yang dikenal dengan nama ERAMAS pada Pilgubsu 2018 lalu ini akan berakhir sekitar 1 tahun lagi. Artinya, bisa dikatakan saat ini mereka ada di ujung masa baktinya. Seperti kata banyak pengamat, pasangan ini memimpin pada masa yang serba sulit akibat terpaan pandemi. Banyak program yang dengan terpaksa tidak berjalan sesuai rencana demi menangani dan menanggulangi bencana global tersebut.
Kini, pandemi sudah mereda, PMK juga sudah teratasi. Maka kembalilah ke fokus mencari solusi persoalan infrastruktur.
Untuk urusan ini, saya kira ERAMAS mencoba menjawabnya lewat megaproyek bernilai Rp 2,7 triliun untuk pembangunan jalan dan jembatan yang pendanaannya dilakukan dengan skema tahun jamak. Edy Rahmayadi beberapa kali memastikan bahwa semua ini untuk menjawab kebutuhan rakyat atas infrastruktur kupak kapik yang disebutnya jadi pemicu lambannya pertumbuhan ekonomi.
Ironisnya, kebijakan ini justru begitu banyak disorot. Ada yang mengkritik karena menilai tidak taat azas dalam proses penganggaran, ada mendesak agar dibatalkan hingga menggugat ke PTUN. Edy Rahmayadi menjadi sasaran kritik. Yang lebih ironis lagi, kritikan terhadap Edy juga dilontarkan oleh kader partai yang pada 2018 lalu merupakan pengusung ERAMAS salah satunya adalah Golkar.
Terbaru, dinamika politik begitu panas. Golkar Sumatera Utara menyatakan perlawanan terhadap pernyataan Edy Rahmayadi, karena tidak terima dengan ucapan sang Gubernur yang menurut mereka menyebut partai mereka tidak mendukung pembangunan di Sumatera Utara. Kondisi ini memicu riuh perpolitikan di Sumatera Utara, karena pada satu sisi Musa Rajekshah adalah Ketua DPD Golkar Sumatera Utara.
Seperti kata pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing, meski pernyataan perlawanan itu disampaikan oleh Sekretaris DPD Golkar Sumut, Ilhamsyah, namun bisa dikatakan bahwa pernyataan itu atas sepengetahuan dan seizin pimpinannya.
Dalam tulisan ini tentu saya tidak akan mengungkit berbagai isu keretakan ERAMAS. Karena saya pikir, ERAMAS masih satu hingga akhir masa bakti mereka untuk Sumatera Utara. Itu sumpah mereka.
Eh, teringatnya ERAMAS terlihat kompak kok, saat mengikuti upacara HUT RI di Sumatera Utara yang digelar di Lapangan Astaka, Jalan Williem Iskandar/Jalan Pancing, Deliserdang. Begitu juga saat mengikuti upacara HUT RI di Istana Negara secara virtual dari Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan.
Saya jadi bingung, sebenarnya mereka ini baik-baik saja namun ada yang ingin memanasi, atau memang panas didalam tapi dingin di luar?. Ah, sudahlah saya kira, demi rakyat Sumatera Utara, semoga tema HUT RI itu begitu melekat bagi mereka. Agar Sumatera Utara bisa ‘Pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat’ di ujung ERAMAS.***
© Copyright 2024, All Rights Reserved