Prabu dalam orasinya mengatakan Pemilu 2019 berlangsung dengan penuh kecurangan. Ia menyebut kecurangan tersebut berupa keberpihakan aparat secara terstruktur terhadap pasangan 01. Hal ini sendiri sudah mereka adukan ke Bawaslu RI namun yang diproses hanya persoalan sistem penghitungan.
\"BPP Pusat telah melakukan protes. Hanya 1 yang diterima yakni sistem hitung. Sementara tuntutan penggelembungan suara dan lainnya tidak diproses. Gara2 pembatalan bawaslu kita lihat KPU menyelesaikan perhitungan yang seharusnya jadwal perhitungan itu 22 mei. Tapi dilakukan tadi malam,\" ujarnya.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari ratusan personil kepolisian. Mereka tidak diperkenankan masuk ke halaman kantor KPU Sumut dengan memasang kawat berduri.
Hal ini membuat massa melakukan aksinya di badan jalan. Hal ini membuat arus lalu lintas menjadi terganggu. " itemprop="description"/>
Prabu dalam orasinya mengatakan Pemilu 2019 berlangsung dengan penuh kecurangan. Ia menyebut kecurangan tersebut berupa keberpihakan aparat secara terstruktur terhadap pasangan 01. Hal ini sendiri sudah mereka adukan ke Bawaslu RI namun yang diproses hanya persoalan sistem penghitungan.
\"BPP Pusat telah melakukan protes. Hanya 1 yang diterima yakni sistem hitung. Sementara tuntutan penggelembungan suara dan lainnya tidak diproses. Gara2 pembatalan bawaslu kita lihat KPU menyelesaikan perhitungan yang seharusnya jadwal perhitungan itu 22 mei. Tapi dilakukan tadi malam,\" ujarnya.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari ratusan personil kepolisian. Mereka tidak diperkenankan masuk ke halaman kantor KPU Sumut dengan memasang kawat berduri.
Hal ini membuat massa melakukan aksinya di badan jalan. Hal ini membuat arus lalu lintas menjadi terganggu. "/>
Prabu dalam orasinya mengatakan Pemilu 2019 berlangsung dengan penuh kecurangan. Ia menyebut kecurangan tersebut berupa keberpihakan aparat secara terstruktur terhadap pasangan 01. Hal ini sendiri sudah mereka adukan ke Bawaslu RI namun yang diproses hanya persoalan sistem penghitungan.
\"BPP Pusat telah melakukan protes. Hanya 1 yang diterima yakni sistem hitung. Sementara tuntutan penggelembungan suara dan lainnya tidak diproses. Gara2 pembatalan bawaslu kita lihat KPU menyelesaikan perhitungan yang seharusnya jadwal perhitungan itu 22 mei. Tapi dilakukan tadi malam,\" ujarnya.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari ratusan personil kepolisian. Mereka tidak diperkenankan masuk ke halaman kantor KPU Sumut dengan memasang kawat berduri.
Hal ini membuat massa melakukan aksinya di badan jalan. Hal ini membuat arus lalu lintas menjadi terganggu. "/>
Ratusan pengunjuk rasa yang merupakan pendukung capres-cawapres 02 melakukan aksi unjuk rasa di Kantor KPU Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Selasa (21/5/2019). Massa yang menamakan diri Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat ini menolak pengumuman hasil Pemilu 2019 yang sudah dilakukan oleh KPU RI lebih cepat dari jadwal.
"Karna itu kita protes agar kpu kembali menghitung ril C1 yang ada. Kita aneh situng masih 99 persen tapi dikatakan sudah 100 persen dan final. Kita minta ini diprotes," kata Ketua Presidium Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat Sumatera Utara, Prabu Alam Syahputra.
Prabu dalam orasinya mengatakan Pemilu 2019 berlangsung dengan penuh kecurangan. Ia menyebut kecurangan tersebut berupa keberpihakan aparat secara terstruktur terhadap pasangan 01. Hal ini sendiri sudah mereka adukan ke Bawaslu RI namun yang diproses hanya persoalan sistem penghitungan.
"BPP Pusat telah melakukan protes. Hanya 1 yang diterima yakni sistem hitung. Sementara tuntutan penggelembungan suara dan lainnya tidak diproses. Gara2 pembatalan bawaslu kita lihat KPU menyelesaikan perhitungan yang seharusnya jadwal perhitungan itu 22 mei. Tapi dilakukan tadi malam," ujarnya.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari ratusan personil kepolisian. Mereka tidak diperkenankan masuk ke halaman kantor KPU Sumut dengan memasang kawat berduri.
Hal ini membuat massa melakukan aksinya di badan jalan. Hal ini membuat arus lalu lintas menjadi terganggu.
Ratusan pengunjuk rasa yang merupakan pendukung capres-cawapres 02 melakukan aksi unjuk rasa di Kantor KPU Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Selasa (21/5/2019). Massa yang menamakan diri Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat ini menolak pengumuman hasil Pemilu 2019 yang sudah dilakukan oleh KPU RI lebih cepat dari jadwal.
"Karna itu kita protes agar kpu kembali menghitung ril C1 yang ada. Kita aneh situng masih 99 persen tapi dikatakan sudah 100 persen dan final. Kita minta ini diprotes," kata Ketua Presidium Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat Sumatera Utara, Prabu Alam Syahputra.
Prabu dalam orasinya mengatakan Pemilu 2019 berlangsung dengan penuh kecurangan. Ia menyebut kecurangan tersebut berupa keberpihakan aparat secara terstruktur terhadap pasangan 01. Hal ini sendiri sudah mereka adukan ke Bawaslu RI namun yang diproses hanya persoalan sistem penghitungan.
"BPP Pusat telah melakukan protes. Hanya 1 yang diterima yakni sistem hitung. Sementara tuntutan penggelembungan suara dan lainnya tidak diproses. Gara2 pembatalan bawaslu kita lihat KPU menyelesaikan perhitungan yang seharusnya jadwal perhitungan itu 22 mei. Tapi dilakukan tadi malam," ujarnya.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari ratusan personil kepolisian. Mereka tidak diperkenankan masuk ke halaman kantor KPU Sumut dengan memasang kawat berduri.
Hal ini membuat massa melakukan aksinya di badan jalan. Hal ini membuat arus lalu lintas menjadi terganggu.