Guru besar Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Yusuf L Henuk menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Papua di depan Biro Rektor USU terkait dugaan aksi rasisme dalam terhadap Natalius Pigai pada akun media sosial.
Menurut akademisi yang mengajar di Fakultas Pertanian USU tersebut, seharusnya para mahasiswa ini juga mengadukan Natalius Pigai sebagai pelaku rasisme terkait komentar-komentarnya yang juga berkaitan dengan SARA.
"Kalau mereka mau adil, harusnya mereka adukan juga itu si Pigai yang selalu mengumbar warna kulit untuk mengejar jabatan," kata Prof Yusuf Henuk kepada Kantor Berita Politik RMOLSumut, Selasa (2/2).
Menurut Henuk, Natalius Pigai adalah sosok yang selama ini kerap memicu orang-orang untuk menganggap seolah isu rasis menjadi hal yang digunakan untuk mendiskreditkan masyarakat Papu. Sayangnya, masyarakat Papua sebagian menganggap Natalius Pigai sebagai sosok yang senantiasa membela mereka. Padahal menurut Henuk, Pigai menggunakan isu ini untuk mencari jabatan saja.
"Sekarang saja sudah ketahuan, Pigai itu menggunakan isu ini untuk mengejar jabatan. Masyarakat Papua saja sudah terbelah cara pandangnya soal Pigai ini. Kalau mau Papua maju, tidak cocok membela Pigai ini. Terbukti sekarang Pigai juga diadukan ke polisi kan terkait rasisme," sebutnya.
Henuk mengaku soal cuitannya yang menyandingkan foto Pigai dengan foto monyet yang sedang berkaca merupakan ujaran agar yang bersangkutan melakukan introspeksi diri.
"Tidak ada didalamnya unsur SARA, karena bercermin itu kan melihat diri sendiri. Saya sendiri sudah lapor balik pihak yang menyebut itu sebagai isu rasis ke polisi. Karena tidak ada unsur rasisme dalam cuitan saya itu," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved