Suku Batak memiliki tiga nilai penting yang sangat mempengaruhi karakater dalam mengarungi kehidupan.
Ketiganya yakni nilai identitas (motive of power), nilai interaksi (motive of affiliation) dan nilai visi (motive of achievement).
Hal ini disampaikan Prof. Dr. Robert Sibarani dalam Diskusi Batakologi dengan tema 'Pendidikan Karakter Berbasis Kebudayaan Batak' yang digelar secara virtual, Rabu (19/1/2022). Diskusi ini diikuti tokoh masyarakat DR Ir Benny Pasaribu, Ph.D, tokoh agama Pdt Dr Riris Siagian, kalangan pegiat budaya Batak Lamsiang Sitompul dari Horas Bangso Batak (HBB) dan kalangan masyarakat lainnya.
"Tiga nilai budaya inilah yang masih terus melekat pada suku Batak sampai saat ini," kata Prof Dr Robert Sibarani.
Akademisi yang menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Sumatera Utara ini menjelaskan pertama atau nilai identitas merupakan pemarkah diri atau penunjuk identitas diri dari orang batak. Beberapa hal yang menandai pemarkah diri itu yakni marga, bahasa, adat istiadat, kesenian, ulos, aksara, rumah tradisional, tradisi lisan (termasuk permainan tradisional) dan tradisi lainnya.
"Inilah nilai instrumental dan identitas yang memiliki motif of power. Ini kekuatan kita," ujarnya.
Kemudian nilai kedua menurut Robert yakni nilai interaksi (motive of affiliation) yang dikenal dengan istilah Dalihan Natolu yang terdiri dari hula-hula, boru dan dongan tubu. Konsep yang menentukan peran masing-masing pihak dalam menjalankan adat Batak.
"Somba mar-hula-hula (hormat kepada hula-hula), elek mar-boru (kasih terhadap saudara perempuan) dan manat mar-dongan tubu (saling kompak kepada saudara semarga). Ini adalah kekuatan kita dalam berinteraksi sehingga masing-masing saling menghormati," ungkapnya.
Sedangkan nilai ketiga yakni nilai visi (motive of achievement) yang dikenal dengan istilah Hamoraon (kesejahteraan), Hagabeon (berketurunan), Hasangapon (kehormatan). Nilai ini menjadi tujuan yang selalu memotivasi orang Batak agar berhasil dalam kehidupan.
"Tiga nilai ini perlu dilakukan dalam bentuk aksi kepada keturunan kita. Bagaimana anak kita mulai kelas 1 hingga kelas 12 bertumbuh dengan memiliki nilai identitas, nilai interkasi, nilai visi. Ini sebaiknya didorong agar menjadi bagian dari penyusunan kurikulum pendidikan formal. Goal atau tujuan besar dari semua nilai ini adalah etos kerja dengan etika yang baik. Ini akan menjadi kunci sukses," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved