Selain melakukan berbagai langkah untuk penanganan kesehatan, pemerintah harus melakukan berbagai upaya dan kebijakan untuk mampu mempertahankan dukungan ekonomi dari sektor pertanian.
Hal ini karena tahun 2021 ini, penyebaran virus diprediksi tidak lagi hanya terjadi di wilayah perkotaan namun juga akan menyebar hingga ke wilayah pedesaan sehingga dikhawatirkan akan mengganggu sektor pertanian.
Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Prof. Ahmad Erani Yustika, saat menjadi pembicara pada diskusi virtual dengan thema 'Konsistensi dan Sinergitas Kebijakan Pemerintah, Upaya penanganan Pandemi Covid-19' yang digelar oleh DPP Hima Lubis, Sabtu (31/7/2021).
"Tahun 2020 pertanian masih positif, tapi 2021 ini penyebaran virus itu sudah mulai banyak di desa. Sehingga dicemaskan kegiatan pertanian akan mengalami hambatan," katanya.
Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi ini mengatakan, pertanian menjadi salah satu fondasi ekonomi dalam kondisi saat ini. Untuk tetap mempertahankan daya dukungnya terhadap perekonomian, maka sektor ini juga membutuhkan program dan kebijakan yang tepat.
"Dukungan produksi untu sektor pertanian sangat diperlukan kembali untuk didesain program dan kebijakannya, agar bisa menjadi bantalan pembangunan di masa pandemi ini," ungkapnya.
Secara global menurut Erani, krisis ekonomi terjadi secara global sehingga membutuhkan strategi dan kebijakan khusus. Dunia sendiri mengalami resesi ekonomi pada triwulan II 2020 sampai saat ini sehingga menjadi daya gugah resesi ekonomi Indonesia.
"Kekuatan utama ekonomi Indonesia saat ini tergantung pada bauran kebijakan fiskal dan moneter yang mampu mendorong sektor riil sehingga menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat, tentunya setelah isu kesehatan telah ditangani," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved