PON Sumut dan Hiruk Pikuk Pemilu

Choking Susilo Sakeh/Ist
Choking Susilo Sakeh/Ist

BEGINI ya : Suka atau tidak, hiruk pikuk Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang akan dilaksanakan pada Februari 2024 nanti, telah mengalihkan perhatian mayoritas masyarakat Sumatera Utara prihal Sumatera Utara yang akan menjadi tuan rumah PON (Pekan Olahraga Nasional) ke-XXI tahun 2024 bersama Aceh, pada September 2024 mendatang. Pun Pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada September 2024, diperkirakan akan ikut mengurangi perhatian masyarakat Sumatera Utara menyangkut PON 2024 tersebut.

Tetapi tidak bagi Pemprov Sumatera Utara, terkhusus dinas terkait yakni Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan (Dispora) Sumut. Selain berkejaran dengan waktu merampungkan segala venue yang dibutuhkan, Dispora Sumut juga mesti mempersiapkan segala peralatan pertandingan, mempersiapkan diri sebagai pelaksana dan  --  tak kalah pentingnya  --  adalah mempersiapkan prestasi para atlit Sumatera Utara untuk mengikuti PON 2024.

Setidak-tidaknya, meraih “Empat Sukses” sebagai tuan rumah PON 2024 ini, mesti menjadi tekad bersama. Yakni,  “sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses pelaporan administrasi dan sukses ekonomi rakyat,” sebagaimana harapan Kemenpora RI.

Sebagaimana diketahui, pada 17 September 2023 lalu, Kemenpora RI bersama KONI Pusat telah melakukan hitung mundur penyelenggaraan PON ke-XXII, di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. PON 2024 sendiri, dijadwalkan akan dilaksanakan pada 8-20 September 2024. Di Sumatera Utara,  yang akan menjadi tuan rumah venue adalah Kota Medan, Kota Binjai dan Kota Pematangsiantar, serta Kab. Langkat, Deliserdang, Serdangbedagai, Simalungun dan Kab. Toba.

Dari hitungan mundur tersebut, maka jadwal penyelenggaraan PON 2024 menyisakan waktu kurang lebih sembilan bulan lagi. Itu waktu yang singkat. Lantas, bagaimana kesiapan Pemprov Sumut mensukseskan PON ke-XXI tahun 2024 tersebut?

Mengejar Waktu

Pj Gubsu Hasanuddin dalam Rakor Persiapan PON 2024 bersama Pengurus Besar (PB) PON Sumut  (Rabu, 13 Sept. 2023), berharap PB PON Sumut sesegera mungkin menyelesaikan berbagai kendala yang masih ada saat ini. “Segera tuntaskan kendala yang ada, termasuk yang masih isu. Kita tidak ingin even besar ini terhambat, karenanya persiapannya harus matang dan benar secara administrasi,” tegas Hasanuddin.

Rencananya, PON XXI/2024 tersebut akan mempertandingkan 67 cabor (cabang olahraga). Aceh akan menjadi tuan rumah pertandingan 33 cabor. Sedangkan Sumut kebagian menyelenggarakan 34 cabor. Yakni akuatik, atletik, balap sepeda, barongsai, berkuda equestrian, bermotor, biliar, binaraga, bola voli, boling, bulutangkis, catur, kriket, dance sport, drumband, e-sport, gateball, golf, golat, hoki, jujitsu, kabbadi, karate, kick boxing, pencak silat, sambo, senam, sepakbola putri, futsal, ski air, squash, taekwondo, tenis meja, tinju dan wushu.

Dengan demikian, Sumut mesti mempersiapkan 34 venue sebagai tempat penyelenggaraan cabor tersebut. Dan hingga ini, persiapan venue tersebut bervariasi. Ada yang sudah mencapai 60 hingga 90 persen, dan ada juga yang sedang dalam tahap Pembangunan. Delapan venue diantaranya, menjadi tanggungjawab Pemkab/Pemkot. Dan sisanya menjadi tanggungjawab Pemprov Sumut. “Kita yakin, semuanya rampung sebelum penyelenggaraan PON XXI,” urai Kadispora Sumut, Baharuddin Siagian, akhir pekan lalu.

Pemkot Medan mempersiapkan venue Balap Sepeda nomor BMX, dengan lokasi di Taman Cadika Pramuka. Binjai cabor Gulat di GOR Binjai, Pematangsiantar cabor Kick Boxing di GOR Siantar. Kemudian Pemkab Serdangbedagai cabor Bolavoli Pantai di Pantai Cermin, Simalungun cabor Akuatik nomor Renang Perairan Terbuka di Danau Toba, Toba cabor Ski Air di Danau Toba, Langkat cabor Sambo di GOR Stabat dan Deliserdang cabor Pencaksilat di GOR Lubukpakam.

Tekad Sukses

Menjadi tuan rumah PON ke-XXI tahun 2024, merupakan bagian dari mengulang sejarah. Sama kita ketahui, Sumut baru pertama kali menjadi tuan rumah, yakni penyelenggaraan PON ke-III pada tahun 1953. Itu sama artinya dengan 71 tahun lalu. Dan konon, katanya, saat itu Sumut sukses sebagai penyelenggara.

Apapun itu, menjadi tuan rumah yang sukses adalah tekad dan impian semua masyarakat Sumut. Karenanya, tidak bisa tidak, Pemprov Sumut  --  dalam hal ini PB PON Sumut  -- mesti mampu bekerja ekstra keras : kerja keras menyiapkan venue cabor, kerja keras menyiapkan atlit berprestasi dan kerja keras menjadi tuan rumah yang baik.

Aku tak punya kompetensi mengajari bagaimana cara kerja keras PB PON Sumut untuk bisa meraih “empat sukses” sebagai tuan rumah. Tapi, setidaknya, jujur kita harus mengakui, bahwa respon masyarakat Sumut terhadap penyelenggaraan PON XXI/2024 ini, pada saat ini relatif minim.

Ada banyak hal yang menjadi penyebabnya. Terutama adalah hiruk pikuk Pilpres dan Pileg Februari 2024, yang lebih menguras banyak perhatian masyarakat ketimbang PON XXI itu sendiri. Namun, ingar bingar politik tersebut tidak boleh menyurutkan langkah kita untuk terus menerus bekerja keras mensosialisasikan PON XXI/2024. Sekaligus  --  yang tak kalah pentingnya : melibatkan partisipasi berbagai kalangan masyarakat, terutama kalangan milenial, untuk bersama-sama menggema-gaungkan secara lebih gencar lagi penyelenggaraan PON XXI/2024 di Sumatera Utara.

Itu artinya, PB PON Sumut tidak cuma focus pada persiapan pembangunan venue dan prestasi atlit semata. Tapi, PB PON Sumut juga wajib menyusun pola sosialisasi yang efisien dan tepat guna di dalam melibatkan lebih banyak elemen masyarakat Sumut, agar ikut bersama-sama mensukseskan penyelengaraan PON 2024 tersebut.

Hiruk pikuk Pemilu 2024, silahkan jalan terus. Kerja keras PB PON Sumut, itu wajib. Dan tanpa partisipasi masyarakat, berarti Sumut gagal sebagai tuan rumah yang sukses.

Mangkanya…

***

Penulis adalah jurnalis senior, menetap di Medan