Langkah pemerintah menetapkan harga minyak goreng menjadi Rp 14 ribu per liter mendapat apresiasi dari anggota DPRD Sumatera Utara Ahmad Hadian.
Politisi PKS ini menilai hal ini sudah menjadi kewajiban dari pemerintah dalam rangka mengontrok kestabilan harga kebutuhan pokok agar tidak memunculkan keresahan di tengah masyarakat. Apalagi, dana subsidi untuk minyak goreng ini diambil dari dana BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) yang berasal dari potongan ekspor CPO.
"Sebab selama ini penghasilan BPDPKS tiap tahun cukup tinggi. Tahun 2021 saja BPD PKS berhasil menghimpun dana dari potongan ekspor CPO sebesar Rp 69 Triliun. Sementara pemanfaatan dana tersebut yang seyogyanya digunakan untuk memajukan sektor perkebunan sawit rakyat belum maksimal," katanya, Jumat (21/1/2022).
Pada hal yang lebih jauh kata Hadian, pemerintah juga harus harus terus memaksimalkan pembangunan infrastruktu dan sarana bagi industri kelapa sawit di Indonesia. Salah satu yang disorotinya yakni program Peremajaan Sawit Rakyat BPDPKS sampai tahun ini baru menghabiskan dana sekitar Rp 7 Triliun. Sementara untuk program terkait lainnya masih belum maksimal.
"Sesuai dengan Perpres nomor 66 Tahun 2018, selain untuk Peremajaan Sawit Rakyat, juga dapat digunakan untuk membangun infra struktur dan sarana prasarana bagi perkebunan sawit rakyat, bea siswa anak-anak pekebun sawit, penyediaan bahan bakar Bio Diesel serta penelitian dan pengembangan terkait sawit. Namun program-program tersebut belum terrealisasi secara maksimal karena berbagai kendala di lapangan," ujarnya.
Atas hal inilah ia menyebut sangat wajar jika pemerintah memanfaatkan dana BPDPKS ini untuk subsidi minyak goreng bagi rakyat, sebab secara regulasi hal ini diperbolehkan.
"Hanya saja dalam pemberian subsidi minyak goreng ini pemerintah mestinya hati-hati dan bijaksana, agar subsidi benar-benar tepat sasaran.
Utamakan saja subsidi ini untuk minyak goreng kemasan sederhana dan minyak goreng curah yang memang digunakan oleh rakyat kecil. Angka kemiskinan kita hari ini hampir mencapai 10%, ini dipicu dampak pandemi Covid 19," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved