Parulian menjelaskan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Kamis 16 Mei 2019 lalu di Posko Pemenangan Sihar, Jalan Cipto Medan. Saat itu ia datang ke posko tersebut untuk mengembalikan kendaraan operasional yang ia gunakan selaku koordinator pemenangan Sihar di Kabupaten Samosir.
\"Disitu saya bertemu dengan Charles selaku ketua koordinator tim sukses Sihar Sitorus untuk DPR RI Dapil Sumut II. Setelah kendaraan operasional saya kembalikan, saya kemudian mempertanyakan reward yang pernah dijanjikannya. Namun ia mengatakan tidak pernah menjanjikan reward dan malah memukul saya,\" ujarnya.
Kasus pemukulan ini menurut Mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Medan 2004-2005 ini juga dilihat oleh beberapa orang yang ada di kantor tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sempat melerai dan mencoba mengajak mereka untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun Charles menurutnya tidak langsung meninggalkan lokasi sehingga korban merasa tidak ada itikad baik.
\"Saya kemudian melapor ke Polsek Medan Baru. Karena akibat penganiayaan tersebut gigi saya sampai copot,\" ungkapnya.
Saat ini desakan agar pihak kepolisian turun tangan memproses pengaduan ini muncul dari berbagai elemen seperti PMKRI Kota Medan, Pena \'98, R \'98, Pospera Sumut dan Pemuda Katolik Sumatera Utara.
\"Kami mendesak Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto memberi atensi atas kasus ini. Kami tidak terima aksi-aksi premanisme seperti itu tetap berkembang di Sumatera Utara,\" tegas Ketua Pena \'98, Barita Lumbanraja." itemprop="description"/>
Parulian menjelaskan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Kamis 16 Mei 2019 lalu di Posko Pemenangan Sihar, Jalan Cipto Medan. Saat itu ia datang ke posko tersebut untuk mengembalikan kendaraan operasional yang ia gunakan selaku koordinator pemenangan Sihar di Kabupaten Samosir.
\"Disitu saya bertemu dengan Charles selaku ketua koordinator tim sukses Sihar Sitorus untuk DPR RI Dapil Sumut II. Setelah kendaraan operasional saya kembalikan, saya kemudian mempertanyakan reward yang pernah dijanjikannya. Namun ia mengatakan tidak pernah menjanjikan reward dan malah memukul saya,\" ujarnya.
Kasus pemukulan ini menurut Mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Medan 2004-2005 ini juga dilihat oleh beberapa orang yang ada di kantor tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sempat melerai dan mencoba mengajak mereka untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun Charles menurutnya tidak langsung meninggalkan lokasi sehingga korban merasa tidak ada itikad baik.
\"Saya kemudian melapor ke Polsek Medan Baru. Karena akibat penganiayaan tersebut gigi saya sampai copot,\" ungkapnya.
Saat ini desakan agar pihak kepolisian turun tangan memproses pengaduan ini muncul dari berbagai elemen seperti PMKRI Kota Medan, Pena \'98, R \'98, Pospera Sumut dan Pemuda Katolik Sumatera Utara.
\"Kami mendesak Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto memberi atensi atas kasus ini. Kami tidak terima aksi-aksi premanisme seperti itu tetap berkembang di Sumatera Utara,\" tegas Ketua Pena \'98, Barita Lumbanraja."/>
Parulian menjelaskan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Kamis 16 Mei 2019 lalu di Posko Pemenangan Sihar, Jalan Cipto Medan. Saat itu ia datang ke posko tersebut untuk mengembalikan kendaraan operasional yang ia gunakan selaku koordinator pemenangan Sihar di Kabupaten Samosir.
\"Disitu saya bertemu dengan Charles selaku ketua koordinator tim sukses Sihar Sitorus untuk DPR RI Dapil Sumut II. Setelah kendaraan operasional saya kembalikan, saya kemudian mempertanyakan reward yang pernah dijanjikannya. Namun ia mengatakan tidak pernah menjanjikan reward dan malah memukul saya,\" ujarnya.
Kasus pemukulan ini menurut Mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Medan 2004-2005 ini juga dilihat oleh beberapa orang yang ada di kantor tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sempat melerai dan mencoba mengajak mereka untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun Charles menurutnya tidak langsung meninggalkan lokasi sehingga korban merasa tidak ada itikad baik.
\"Saya kemudian melapor ke Polsek Medan Baru. Karena akibat penganiayaan tersebut gigi saya sampai copot,\" ungkapnya.
Saat ini desakan agar pihak kepolisian turun tangan memproses pengaduan ini muncul dari berbagai elemen seperti PMKRI Kota Medan, Pena \'98, R \'98, Pospera Sumut dan Pemuda Katolik Sumatera Utara.
\"Kami mendesak Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto memberi atensi atas kasus ini. Kami tidak terima aksi-aksi premanisme seperti itu tetap berkembang di Sumatera Utara,\" tegas Ketua Pena \'98, Barita Lumbanraja."/>
Pihak kepolisian di jajaran Polda Sumatera Utara didesak untuk segera mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan terhadap Koordinator Tim Sukses Caleg Sihar Sitorus, Parulian Silalahi. Pengaduan atas dugaan penganiayaan ini sudah dilaporkan ke Polsek Medan Baru dengan nomor STTLP/835/V/219/SKPT SEK MDN BARU.
"Sudah hampir 2 minggu kasus ini saya laporkan tapi polisi belum melakukan tindakan apa-apa," kata Parulian Silalahi, Jumat (31/5/2019).
Parulian menjelaskan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Kamis 16 Mei 2019 lalu di Posko Pemenangan Sihar, Jalan Cipto Medan. Saat itu ia datang ke posko tersebut untuk mengembalikan kendaraan operasional yang ia gunakan selaku koordinator pemenangan Sihar di Kabupaten Samosir.
"Disitu saya bertemu dengan Charles selaku ketua koordinator tim sukses Sihar Sitorus untuk DPR RI Dapil Sumut II. Setelah kendaraan operasional saya kembalikan, saya kemudian mempertanyakan reward yang pernah dijanjikannya. Namun ia mengatakan tidak pernah menjanjikan reward dan malah memukul saya," ujarnya.
Kasus pemukulan ini menurut Mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Medan 2004-2005 ini juga dilihat oleh beberapa orang yang ada di kantor tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sempat melerai dan mencoba mengajak mereka untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun Charles menurutnya tidak langsung meninggalkan lokasi sehingga korban merasa tidak ada itikad baik.
"Saya kemudian melapor ke Polsek Medan Baru. Karena akibat penganiayaan tersebut gigi saya sampai copot," ungkapnya.
Saat ini desakan agar pihak kepolisian turun tangan memproses pengaduan ini muncul dari berbagai elemen seperti PMKRI Kota Medan, Pena '98, R '98, Pospera Sumut dan Pemuda Katolik Sumatera Utara.
"Kami mendesak Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto memberi atensi atas kasus ini. Kami tidak terima aksi-aksi premanisme seperti itu tetap berkembang di Sumatera Utara," tegas Ketua Pena '98, Barita Lumbanraja.
Pihak kepolisian di jajaran Polda Sumatera Utara didesak untuk segera mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan terhadap Koordinator Tim Sukses Caleg Sihar Sitorus, Parulian Silalahi. Pengaduan atas dugaan penganiayaan ini sudah dilaporkan ke Polsek Medan Baru dengan nomor STTLP/835/V/219/SKPT SEK MDN BARU.
"Sudah hampir 2 minggu kasus ini saya laporkan tapi polisi belum melakukan tindakan apa-apa," kata Parulian Silalahi, Jumat (31/5/2019).
Parulian menjelaskan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Kamis 16 Mei 2019 lalu di Posko Pemenangan Sihar, Jalan Cipto Medan. Saat itu ia datang ke posko tersebut untuk mengembalikan kendaraan operasional yang ia gunakan selaku koordinator pemenangan Sihar di Kabupaten Samosir.
"Disitu saya bertemu dengan Charles selaku ketua koordinator tim sukses Sihar Sitorus untuk DPR RI Dapil Sumut II. Setelah kendaraan operasional saya kembalikan, saya kemudian mempertanyakan reward yang pernah dijanjikannya. Namun ia mengatakan tidak pernah menjanjikan reward dan malah memukul saya," ujarnya.
Kasus pemukulan ini menurut Mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Medan 2004-2005 ini juga dilihat oleh beberapa orang yang ada di kantor tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sempat melerai dan mencoba mengajak mereka untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun Charles menurutnya tidak langsung meninggalkan lokasi sehingga korban merasa tidak ada itikad baik.
"Saya kemudian melapor ke Polsek Medan Baru. Karena akibat penganiayaan tersebut gigi saya sampai copot," ungkapnya.
Saat ini desakan agar pihak kepolisian turun tangan memproses pengaduan ini muncul dari berbagai elemen seperti PMKRI Kota Medan, Pena '98, R '98, Pospera Sumut dan Pemuda Katolik Sumatera Utara.
"Kami mendesak Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto memberi atensi atas kasus ini. Kami tidak terima aksi-aksi premanisme seperti itu tetap berkembang di Sumatera Utara," tegas Ketua Pena '98, Barita Lumbanraja.