Mahfus melanjutkan, dari ciri-cirinya tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
\"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai,\" ujarnya.
\"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja,\" sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Mahfus menjelaskan, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun itu telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
\"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing,\" demikian Mahfus. [rtw]
" itemprop="description"/>
Mahfus melanjutkan, dari ciri-cirinya tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
\"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai,\" ujarnya.
\"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja,\" sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Mahfus menjelaskan, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun itu telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
\"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing,\" demikian Mahfus. [rtw]
"/>
Mahfus melanjutkan, dari ciri-cirinya tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
\"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai,\" ujarnya.
\"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja,\" sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Mahfus menjelaskan, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun itu telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
\"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing,\" demikian Mahfus. [rtw]
Tak hanya menyediakan biji kopi berkualitas, Desa Pagur, Penyabungan Timur, Mandailing Natal juga menyimpan tanaman kopi dari masa lampau.
Ratusan pohon kopi berusia ratusan tahun diperkirakan masih tumbuh dan bertahan di hutan-hutan di sekitar desa itu.
Lauddin Rangkuti dan Mahfus Budiawan di Tor Baraos Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur (13 Kilometer dari Pagur) pada tahun 2018 lalu mengemukakan bahwa di kampung mereka masih tumbuh pohon kopi berusia cukup tua.
Tak tanggung-tanggung bahkan diantaranya ada batang kopi memiliki diameter 62 centimeter dan tingginya mencapai 20 meter.
"Untuk jenis kopinya Arabika, namun untuk varietasnya belum diketahui secara pasti," kata Mahfus Budiawan.
Mahfus melanjutkan, dari ciri-cirinya tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai," ujarnya.
"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja," sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Mahfus menjelaskan, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun itu telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing," demikian Mahfus. [rtw]
Tak hanya menyediakan biji kopi berkualitas, Desa Pagur, Penyabungan Timur, Mandailing Natal juga menyimpan tanaman kopi dari masa lampau.
Ratusan pohon kopi berusia ratusan tahun diperkirakan masih tumbuh dan bertahan di hutan-hutan di sekitar desa itu.
Lauddin Rangkuti dan Mahfus Budiawan di Tor Baraos Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur (13 Kilometer dari Pagur) pada tahun 2018 lalu mengemukakan bahwa di kampung mereka masih tumbuh pohon kopi berusia cukup tua.
Tak tanggung-tanggung bahkan diantaranya ada batang kopi memiliki diameter 62 centimeter dan tingginya mencapai 20 meter.
"Untuk jenis kopinya Arabika, namun untuk varietasnya belum diketahui secara pasti," kata Mahfus Budiawan.
Mahfus melanjutkan, dari ciri-cirinya tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai," ujarnya.
"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja," sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Mahfus menjelaskan, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun itu telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing," demikian Mahfus. [rtw]