Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, pidato perdana Presiden Jokowi di periode kedua cukup membawa atmosfer optimisme walaupun tidak ada yang berbeda dengan pidato di Sentul.
\"Overall positif pidatonya cukup membawa atmosfer optimisme walaupun tidak ada yang baru ya hampir sama dengan visi Indonesia yang di Sentul yang pernah dia ucapkan,\" ucap Hensat sapaan akrabnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/10).
Yang berbeda kata Hensat, hanyalah point yang diutamakan oleh Jokowi. Pada penyampaian visi di Sentul, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berada di poin kedua. Sedangkan pada pidato perdana setelah dilantik, SDM menjadi poin pertama.
\"Yang kemarin SDM nomor satu sedangkan di Sentul SDM-nya kan nomor dua, tapi yang lain overall sama,\" katanya.
Selain itu, tambah Hensat, pidato Jokowi terkesan menyampaikan peringatan terhadap sesuatu yang besar seperti infrastruktur dan lainnya.
\"Seperti yang sudah saya duga Pak Jokowi ini kan suka hal-hal yang monumental, maka yang disasar adalah hal-hal yang juga monumental, infrastruktur, kemudian investasi birokrasi. Dan memang akhirnya sama seperti yang di Sentul juga,\" jelasnya.[R]
" itemprop="description"/>Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, pidato perdana Presiden Jokowi di periode kedua cukup membawa atmosfer optimisme walaupun tidak ada yang berbeda dengan pidato di Sentul.
\"Overall positif pidatonya cukup membawa atmosfer optimisme walaupun tidak ada yang baru ya hampir sama dengan visi Indonesia yang di Sentul yang pernah dia ucapkan,\" ucap Hensat sapaan akrabnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/10).
Yang berbeda kata Hensat, hanyalah point yang diutamakan oleh Jokowi. Pada penyampaian visi di Sentul, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berada di poin kedua. Sedangkan pada pidato perdana setelah dilantik, SDM menjadi poin pertama.
\"Yang kemarin SDM nomor satu sedangkan di Sentul SDM-nya kan nomor dua, tapi yang lain overall sama,\" katanya.
Selain itu, tambah Hensat, pidato Jokowi terkesan menyampaikan peringatan terhadap sesuatu yang besar seperti infrastruktur dan lainnya.
\"Seperti yang sudah saya duga Pak Jokowi ini kan suka hal-hal yang monumental, maka yang disasar adalah hal-hal yang juga monumental, infrastruktur, kemudian investasi birokrasi. Dan memang akhirnya sama seperti yang di Sentul juga,\" jelasnya.[R]
"/>Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, pidato perdana Presiden Jokowi di periode kedua cukup membawa atmosfer optimisme walaupun tidak ada yang berbeda dengan pidato di Sentul.
\"Overall positif pidatonya cukup membawa atmosfer optimisme walaupun tidak ada yang baru ya hampir sama dengan visi Indonesia yang di Sentul yang pernah dia ucapkan,\" ucap Hensat sapaan akrabnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/10).
Yang berbeda kata Hensat, hanyalah point yang diutamakan oleh Jokowi. Pada penyampaian visi di Sentul, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berada di poin kedua. Sedangkan pada pidato perdana setelah dilantik, SDM menjadi poin pertama.
\"Yang kemarin SDM nomor satu sedangkan di Sentul SDM-nya kan nomor dua, tapi yang lain overall sama,\" katanya.
Selain itu, tambah Hensat, pidato Jokowi terkesan menyampaikan peringatan terhadap sesuatu yang besar seperti infrastruktur dan lainnya.
\"Seperti yang sudah saya duga Pak Jokowi ini kan suka hal-hal yang monumental, maka yang disasar adalah hal-hal yang juga monumental, infrastruktur, kemudian investasi birokrasi. Dan memang akhirnya sama seperti yang di Sentul juga,\" jelasnya.[R]
"/>