Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di Sumatera Utara membuat kalangan mahasiswa protes.
Hari ini, Selasa (6/4/2021), elemen mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Medan.
Mereka menilai, kenaikan harga BBM tersebut membuktikan bahwa Edy Rahmayadi bukanlah gubernur yang bermartabat. Faktanya, permintaannya agar pihak Pertamina mengevaluasi harga BBM tersebut tidak digubris hingga saat ini.
"Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, ternyata tidak bermartabat di daerah teritorialnya kawan-kawan. Dia sendiri tidak berdaya di daerah kekuasan dia sendiri kawan-kawan," kata Koordinator Aksi, Rozy Panjaitan
Sementara itu, Ketua Umum PW KAMMI Sumut, Akhir Rangkuti, menegaskan mereka menolak kenaikan harga BBM nonsubsidi di wilayah Sumut yang dilakukan Pertamina Regional Sumbagut. Menurut mereka kenaikan harga BBM di tengah kesusahan masyarakat akibat pandemi covid-19 merupakan hal yang tidak manusiawi.
"Apalagi pada sebentar lagi akan masuk bulan Ramadhan dan Lebaran 2021, kenaikan harga BBM pasti akan memicu naiknya harga-harga barang," sebutnya.
Dalam aksi ini para pengunjuk rasa membawa berbagai spanduk berisi penolakan mereka terhadap kenaikan harga BBM.
Sebelumnya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bersikeras menyalahkan Pertamina Regional Sumbagut, yang menjadikan Peraturan Gubernur Sumut Nomor 1 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan PBBKB itu sebagai alasan menaikkan harga BBM nonsubsidi.
Di dalam Pergub PBBKB itu, tarif PBBKB naik 2,5%, yakni menjadi 7,5% dari sebelumnya 5%. Artinya sejak tahun 2011 sampai sebelum terbitnya Pergub Nomor 1 Tahun 2021, Pemprov Sumut belum pernah menaikkan tarif PBBKB.
"Pertamina harus mengevaluasi prosedur untuk menaikkan BBM. Pertamina salah, sudah pasti," kata Edy Rahmayadi pada Kamis (01/04/2021) lalu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved