Gelaran laga semi final kedua akan berlanjut Kamis pagi pukul 02:00 di stadion Al Bayt, Al Khor. Pemenang laga ini akan berhadapan dengan Argentina di babak final Minggu, 18 Desember mendatang.
Perancis sebagai juara bertahan berhasil patahkan kutukan tim juara piala Dunia yang selalu gagal tembus perempat final dalam kurun beberapa tahun belakangan ini. Tim Ayam Jantan tampil solid dan memukau, juara di fase grup lalu menundukan Polandia dan menyingkirkan Inggris di perempat final. Perancis memiliki kekuatan merata dan ada empat pemain yang telah mencetak gol, artinya tidak hanya bertumpu hanya pada Mbappe, pemain bintangnya seorang. Perancis akan mengkolaborasikan empat pemain di depan yakni, Dembele, Mbappe, Giroud serta Griezmann.
Maroko, 'Ousud Al-Atlas', sang Singa Atlas sebagai tim yg tidak diunggulkan membuat kejutan besar sekali, Maroko menjadi tim yang tidak terkalahkan dan hanya kebobolan sekali akibat gol sendiri. Ziyech dkk menghempaskan Spanyol lewat adu penalti dan kalahkan tim Ronaldo, Portugal di perempat final dengan skor tipis 1-0. Permainan Maroko dengan strategi 'counter attack' dan pola pertahanan berlapis serta efektif tidak bisa dipandang enteng. Palang pintunya Bono telah membuktikan dapat menahan tendangan penyerang subur dan drama adu penalti. Bek kanan Hakimi, penerobos dari sisi lapangan yang bermain bersama sama Mbappe tahu persis kekuatan Mbappe, Sofyan Ambrabat gelandang pengatur irama serta ada Ziyech yang lagi 'on fire'.
Menurut pelatih Walid Regragui yang dijuluki Pep Guardiola dari Maroko, "Hakimi mengenal Mbappé lebih baik daripada saya. Namun kami tidak akan membuat strategi anti-Mbappé. Karena Perancis bukan hanya punya dia, kami juga pelajari level Griezmann yang tersembunyi."
Tak setengah-setengah Federasi sepakbola Maroko telah membagi 13.000 tiket gratis laga vs Perancis dan penambahan 30 penerbangan untuk membawa supporter ke Qatar. Sekitar 45.000 pendukung Maroko akan hadir saat pertandingan untuk mengemakan 'Dima Magribhi', suatu frasa yang muncul saat pertandingan yang bermakna 'Selalu untuk Maroko' melawan Perancis, sedangkan pendukung Perancis hanya sekitar 4.000.
Maroko di ajang Piala Dunia Qatar bukan hanya mewakili kebangaan Arab/Afrika, mengharumkan nama Maroko tapi juga telah menyatukan eleman rasa persatuan berbangsa bagi anak perantauan Maroko yang sebagian besar pemain bukan merupakan kelahiran Maroko.
Negeri yang dijuluki negara 'Al-Magribi', negara tenggelamnya matahari di bagian barat siap menjadi tim pertama Afrika untuk melangkah ke final walau harus mengatasi lawan berat 'Les Blues' yang juga akan berusaha keras mempertahankan gelar juara bertahan. Setidaknya Tim Maroko telah membuat sejarah baru. Bagi pelatih Walid sendiri, "Perancis adalah negara kedua saya, saya lahir dan besar di Perancis, ini adalah tantangan berat untuk kami. Kami respek terhadap mereka, tapi kami akan melakukan segalanya."
Ada puisi indah dari Peter Drury, komentar sepakbola saat Maroko menang dan masuk semifinal, "Minum di Casablanca, nikmati di Rabat, ini adalah malammu. Memandang dari puncak pegunungan Atlas, semua di atas Ekspres Marakesh, negeri Tuhan, mutiara dari selatan, sungguh malam yang tak terlupakan bagi Maroko."
Penggemar Sepakbola Gol Indah
© Copyright 2024, All Rights Reserved