Menurutnya upacara ini juga sekaligus membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI adalah informasi bohong atau rekayasa. Selain itu juga tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat.
\"Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa,\" ujarnya.
Dalam upacara tersebut senjata api yang diserahkan antara lain 1 Pucuk Senjata api jenis Mouser No. Senjata 323 R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polsek Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013. Menurutnya atas keberhasilannya merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka yang bersangkutan diberi kedudukan sebagai pengawal panglima yaitu Jendral Goliat Tabuni Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya.
\"Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain, tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang,\" tutur Talengga saat ditanya Media.
Selain itu upacara juga ditandai dengan penanda tanganan surat ikrar kembali nya ke pangkuan NKRI oleh Weginus/Talengga Gire dkk yang disaksikan oleh Bupati kab.Puncak Jaya. Dandim 1714/PJ dan Kapolres Puncak Jaya.
\"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa, dan baru sekarang Saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI,\" ujarnya ketiga.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
\"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang,\" pungkasnya. " itemprop="description"/>
Menurutnya upacara ini juga sekaligus membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI adalah informasi bohong atau rekayasa. Selain itu juga tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat.
\"Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa,\" ujarnya.
Dalam upacara tersebut senjata api yang diserahkan antara lain 1 Pucuk Senjata api jenis Mouser No. Senjata 323 R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polsek Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013. Menurutnya atas keberhasilannya merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka yang bersangkutan diberi kedudukan sebagai pengawal panglima yaitu Jendral Goliat Tabuni Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya.
\"Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain, tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang,\" tutur Talengga saat ditanya Media.
Selain itu upacara juga ditandai dengan penanda tanganan surat ikrar kembali nya ke pangkuan NKRI oleh Weginus/Talengga Gire dkk yang disaksikan oleh Bupati kab.Puncak Jaya. Dandim 1714/PJ dan Kapolres Puncak Jaya.
\"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa, dan baru sekarang Saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI,\" ujarnya ketiga.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
\"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang,\" pungkasnya. "/>
Menurutnya upacara ini juga sekaligus membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI adalah informasi bohong atau rekayasa. Selain itu juga tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat.
\"Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa,\" ujarnya.
Dalam upacara tersebut senjata api yang diserahkan antara lain 1 Pucuk Senjata api jenis Mouser No. Senjata 323 R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polsek Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013. Menurutnya atas keberhasilannya merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka yang bersangkutan diberi kedudukan sebagai pengawal panglima yaitu Jendral Goliat Tabuni Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya.
\"Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain, tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang,\" tutur Talengga saat ditanya Media.
Selain itu upacara juga ditandai dengan penanda tanganan surat ikrar kembali nya ke pangkuan NKRI oleh Weginus/Talengga Gire dkk yang disaksikan oleh Bupati kab.Puncak Jaya. Dandim 1714/PJ dan Kapolres Puncak Jaya.
\"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa, dan baru sekarang Saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI,\" ujarnya ketiga.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
\"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang,\" pungkasnya. "/>
Talengga Gire Alias Weginus Gire beserta tiga orang rekannya yakni Piningga Gire (25 th), Tekiles Tabuni (30 th) dan Perengga (27 th), menyerahkan senjata api milik mereka dan mencium Bendera Merah Putih. Aksi ini mewarnai upacara resmi penyambutan mereka kembali ke pangkuan NKRI yang digelar di lapangan Jalan Roh Kudus, Jalan Papua, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Caja..
Bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) adalah Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM, sedangkan Komandan Upacara Kapten Czi Ferdian Nuary (Pasi Pers Kodim 1714/PJ). Upacara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Puncak Jaya Denias Geley S.Sos,M.Si,. Dandim 1714/PJ Ltk Inf Agus Sunaryo, Kapolres Puncak Jaya AKBP Ari Purwanto SIK, Para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Toko Masyarakat lainnya, sedangkan peserta upacaranya meliputi ASN Kabupaten Puncak Jaya, unsur Masyarakat dan unsur TNI/Polri. Uapacara ini disaksikan pula oleh ratusan warga masyarakat Mulya yang antusias menonton dari pinggir lapangan.
"Tujuan pelaksanaan upacara ini adalah untuk mengumumkan kepada warga Kabupaten Puncak Jaya bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) telah secara resmi menerima saudara kita yang semula tergabung dalam kelompok separatis bersenjata (KSB) sekarang telah kembali ke pangkuan NKRI dan akan menjalani kehidupan normal sebagai masyarakat biasa," kata Bupati Yuni Wonda.
Menurutnya upacara ini juga sekaligus membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI adalah informasi bohong atau rekayasa. Selain itu juga tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat.
"Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa," ujarnya.
Dalam upacara tersebut senjata api yang diserahkan antara lain 1 Pucuk Senjata api jenis Mouser No. Senjata 323 R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polsek Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013. Menurutnya atas keberhasilannya merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka yang bersangkutan diberi kedudukan sebagai pengawal panglima yaitu Jendral Goliat Tabuni Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya.
"Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain, tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang," tutur Talengga saat ditanya Media.
Selain itu upacara juga ditandai dengan penanda tanganan surat ikrar kembali nya ke pangkuan NKRI oleh Weginus/Talengga Gire dkk yang disaksikan oleh Bupati kab.Puncak Jaya. Dandim 1714/PJ dan Kapolres Puncak Jaya.
"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa, dan baru sekarang Saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI," ujarnya ketiga.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang," pungkasnya.
Talengga Gire Alias Weginus Gire beserta tiga orang rekannya yakni Piningga Gire (25 th), Tekiles Tabuni (30 th) dan Perengga (27 th), menyerahkan senjata api milik mereka dan mencium Bendera Merah Putih. Aksi ini mewarnai upacara resmi penyambutan mereka kembali ke pangkuan NKRI yang digelar di lapangan Jalan Roh Kudus, Jalan Papua, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Caja..
Bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) adalah Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM, sedangkan Komandan Upacara Kapten Czi Ferdian Nuary (Pasi Pers Kodim 1714/PJ). Upacara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Puncak Jaya Denias Geley S.Sos,M.Si,. Dandim 1714/PJ Ltk Inf Agus Sunaryo, Kapolres Puncak Jaya AKBP Ari Purwanto SIK, Para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Toko Masyarakat lainnya, sedangkan peserta upacaranya meliputi ASN Kabupaten Puncak Jaya, unsur Masyarakat dan unsur TNI/Polri. Uapacara ini disaksikan pula oleh ratusan warga masyarakat Mulya yang antusias menonton dari pinggir lapangan.
"Tujuan pelaksanaan upacara ini adalah untuk mengumumkan kepada warga Kabupaten Puncak Jaya bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) telah secara resmi menerima saudara kita yang semula tergabung dalam kelompok separatis bersenjata (KSB) sekarang telah kembali ke pangkuan NKRI dan akan menjalani kehidupan normal sebagai masyarakat biasa," kata Bupati Yuni Wonda.
Menurutnya upacara ini juga sekaligus membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI adalah informasi bohong atau rekayasa. Selain itu juga tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat.
"Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa," ujarnya.
Dalam upacara tersebut senjata api yang diserahkan antara lain 1 Pucuk Senjata api jenis Mouser No. Senjata 323 R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polsek Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013. Menurutnya atas keberhasilannya merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka yang bersangkutan diberi kedudukan sebagai pengawal panglima yaitu Jendral Goliat Tabuni Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya.
"Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain, tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang," tutur Talengga saat ditanya Media.
Selain itu upacara juga ditandai dengan penanda tanganan surat ikrar kembali nya ke pangkuan NKRI oleh Weginus/Talengga Gire dkk yang disaksikan oleh Bupati kab.Puncak Jaya. Dandim 1714/PJ dan Kapolres Puncak Jaya.
"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa, dan baru sekarang Saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI," ujarnya ketiga.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang," pungkasnya.