Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie beranggapan bahwa pemberian gelar tidak boleh serampangan apalagi kepada seorang kepala negara.
\"Seseorang kalau memberikan gelar, jangan sembarangan. Apalagi kepada seorang presiden. Kan presiden ada ahli budaya dan bahasa juga, seharusnya setiap kali ada julukan disematkan padanya maka perlu dikaji dulu,\" ucap Jerry kepada redaksi, Selasa (5/2).
Menurut dia kajian secara bahasa itu penting agar tidak menimbulkan simpang siur apalagi membuat kegaduhan di publik.
Pasalnya secara bahasa Surabaya, arti \"Jancuk\" sangat kurang sopan dan tidak layak disematkan kepada orang terpandang.
\"Menggunakan bahasa daerah dan atribut sebaiknya perlu dibicarakan apa efek dominonya. Keuntungan dan kekurangannya apa? Karena saat ini rentan cibiran dan kritikan,\" pungkasnya.[R]" itemprop="description"/>
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie beranggapan bahwa pemberian gelar tidak boleh serampangan apalagi kepada seorang kepala negara.
\"Seseorang kalau memberikan gelar, jangan sembarangan. Apalagi kepada seorang presiden. Kan presiden ada ahli budaya dan bahasa juga, seharusnya setiap kali ada julukan disematkan padanya maka perlu dikaji dulu,\" ucap Jerry kepada redaksi, Selasa (5/2).
Menurut dia kajian secara bahasa itu penting agar tidak menimbulkan simpang siur apalagi membuat kegaduhan di publik.
Pasalnya secara bahasa Surabaya, arti \"Jancuk\" sangat kurang sopan dan tidak layak disematkan kepada orang terpandang.
\"Menggunakan bahasa daerah dan atribut sebaiknya perlu dibicarakan apa efek dominonya. Keuntungan dan kekurangannya apa? Karena saat ini rentan cibiran dan kritikan,\" pungkasnya.[R]"/>
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie beranggapan bahwa pemberian gelar tidak boleh serampangan apalagi kepada seorang kepala negara.
\"Seseorang kalau memberikan gelar, jangan sembarangan. Apalagi kepada seorang presiden. Kan presiden ada ahli budaya dan bahasa juga, seharusnya setiap kali ada julukan disematkan padanya maka perlu dikaji dulu,\" ucap Jerry kepada redaksi, Selasa (5/2).
Menurut dia kajian secara bahasa itu penting agar tidak menimbulkan simpang siur apalagi membuat kegaduhan di publik.
Pasalnya secara bahasa Surabaya, arti \"Jancuk\" sangat kurang sopan dan tidak layak disematkan kepada orang terpandang.
\"Menggunakan bahasa daerah dan atribut sebaiknya perlu dibicarakan apa efek dominonya. Keuntungan dan kekurangannya apa? Karena saat ini rentan cibiran dan kritikan,\" pungkasnya.[R]"/>
Penyematan gelar "Cak Jancuk" kepada Calon Presiden petahana Joko Widodo oleh pendukungnya di Surabaya, Sabtu (2/2), menimbulkan polemik di banyak kalangan.
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie beranggapan bahwa pemberian gelar tidak boleh serampangan apalagi kepada seorang kepala negara.
"Seseorang kalau memberikan gelar, jangan sembarangan. Apalagi kepada seorang presiden. Kan presiden ada ahli budaya dan bahasa juga, seharusnya setiap kali ada julukan disematkan padanya maka perlu dikaji dulu," ucap Jerry kepada redaksi, Selasa (5/2).
Menurut dia kajian secara bahasa itu penting agar tidak menimbulkan simpang siur apalagi membuat kegaduhan di publik.
Pasalnya secara bahasa Surabaya, arti "Jancuk" sangat kurang sopan dan tidak layak disematkan kepada orang terpandang.
"Menggunakan bahasa daerah dan atribut sebaiknya perlu dibicarakan apa efek dominonya. Keuntungan dan kekurangannya apa? Karena saat ini rentan cibiran dan kritikan," pungkasnya.[R]
Penyematan gelar "Cak Jancuk" kepada Calon Presiden petahana Joko Widodo oleh pendukungnya di Surabaya, Sabtu (2/2), menimbulkan polemik di banyak kalangan.
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie beranggapan bahwa pemberian gelar tidak boleh serampangan apalagi kepada seorang kepala negara.
"Seseorang kalau memberikan gelar, jangan sembarangan. Apalagi kepada seorang presiden. Kan presiden ada ahli budaya dan bahasa juga, seharusnya setiap kali ada julukan disematkan padanya maka perlu dikaji dulu," ucap Jerry kepada redaksi, Selasa (5/2).
Menurut dia kajian secara bahasa itu penting agar tidak menimbulkan simpang siur apalagi membuat kegaduhan di publik.
Pasalnya secara bahasa Surabaya, arti "Jancuk" sangat kurang sopan dan tidak layak disematkan kepada orang terpandang.
"Menggunakan bahasa daerah dan atribut sebaiknya perlu dibicarakan apa efek dominonya. Keuntungan dan kekurangannya apa? Karena saat ini rentan cibiran dan kritikan," pungkasnya.