Dadang mengatakan meningkatkan popularitas keduanya akan membuat masyarakat selaku pemilih juga akan cenderung menjadikan partai tersebut sebagai pilihan. Bagi yang menginginkan pergantian kepemimpinan akan mencoblos pasangan nomor urut 2 dan mereka akan terarah ke partai Gerindra. Begitu juga masyarakat yang masih menginginkan berlanjutnya kepemimpinan yang sekarang, mereka akan mencoblos nomor urut 1 dan akan terarah untuk memilih PDI Perjuangan.
\"Keduanya akan mendapat limpahan suara,\" ujarnya.
Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019 khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.
Optimal yang dimaksudnya adalah tidak sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja, mestinya pengurus Gerindra bisa memanfaatkan momentum hari ini untuk meraih kemenangan di Sumatera Utara.
\"Itu juga memungkinkan dilakukan oleh PDIP,\" tambahnya.
Menyinggung tentang beredarnya isu adanya oknum Caleg Gerindra untuk DPR RI dari Dapil Sumut 1 yang patut dicurigai keberadaan dan loyalitasnya, Dadang menilai hal itu mestinya juga harus jadi bahan evaluasi.
Apalagi pada saat Pilgubsu lalu, indikasi pengkhianatan dari oknum caleg tersebut terlihat saat ia terlibat mendukung dan masuk dalam jajaran tim sukses pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus.
\"Karena ini masalah internal, alangkah lebih bijaknya kalau masalah ini diselesaikan di internal, jangan dibuka ditempat umum. Tapi pimpinan Gerindra harus cepat tanggap menyelesaikan ini dan segera mengklarifikasi kepada masyarakat dan yang bersangkutan sebelum menjadi boomerang bagi Gerindra. Intinya masalah internal bisa diselesaikan di internal sendiri,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Dadang mengatakan meningkatkan popularitas keduanya akan membuat masyarakat selaku pemilih juga akan cenderung menjadikan partai tersebut sebagai pilihan. Bagi yang menginginkan pergantian kepemimpinan akan mencoblos pasangan nomor urut 2 dan mereka akan terarah ke partai Gerindra. Begitu juga masyarakat yang masih menginginkan berlanjutnya kepemimpinan yang sekarang, mereka akan mencoblos nomor urut 1 dan akan terarah untuk memilih PDI Perjuangan.
\"Keduanya akan mendapat limpahan suara,\" ujarnya.
Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019 khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.
Optimal yang dimaksudnya adalah tidak sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja, mestinya pengurus Gerindra bisa memanfaatkan momentum hari ini untuk meraih kemenangan di Sumatera Utara.
\"Itu juga memungkinkan dilakukan oleh PDIP,\" tambahnya.
Menyinggung tentang beredarnya isu adanya oknum Caleg Gerindra untuk DPR RI dari Dapil Sumut 1 yang patut dicurigai keberadaan dan loyalitasnya, Dadang menilai hal itu mestinya juga harus jadi bahan evaluasi.
Apalagi pada saat Pilgubsu lalu, indikasi pengkhianatan dari oknum caleg tersebut terlihat saat ia terlibat mendukung dan masuk dalam jajaran tim sukses pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus.
\"Karena ini masalah internal, alangkah lebih bijaknya kalau masalah ini diselesaikan di internal, jangan dibuka ditempat umum. Tapi pimpinan Gerindra harus cepat tanggap menyelesaikan ini dan segera mengklarifikasi kepada masyarakat dan yang bersangkutan sebelum menjadi boomerang bagi Gerindra. Intinya masalah internal bisa diselesaikan di internal sendiri,\" pungkasnya."/>
Dadang mengatakan meningkatkan popularitas keduanya akan membuat masyarakat selaku pemilih juga akan cenderung menjadikan partai tersebut sebagai pilihan. Bagi yang menginginkan pergantian kepemimpinan akan mencoblos pasangan nomor urut 2 dan mereka akan terarah ke partai Gerindra. Begitu juga masyarakat yang masih menginginkan berlanjutnya kepemimpinan yang sekarang, mereka akan mencoblos nomor urut 1 dan akan terarah untuk memilih PDI Perjuangan.
\"Keduanya akan mendapat limpahan suara,\" ujarnya.
Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019 khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.
Optimal yang dimaksudnya adalah tidak sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja, mestinya pengurus Gerindra bisa memanfaatkan momentum hari ini untuk meraih kemenangan di Sumatera Utara.
\"Itu juga memungkinkan dilakukan oleh PDIP,\" tambahnya.
Menyinggung tentang beredarnya isu adanya oknum Caleg Gerindra untuk DPR RI dari Dapil Sumut 1 yang patut dicurigai keberadaan dan loyalitasnya, Dadang menilai hal itu mestinya juga harus jadi bahan evaluasi.
Apalagi pada saat Pilgubsu lalu, indikasi pengkhianatan dari oknum caleg tersebut terlihat saat ia terlibat mendukung dan masuk dalam jajaran tim sukses pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus.
\"Karena ini masalah internal, alangkah lebih bijaknya kalau masalah ini diselesaikan di internal, jangan dibuka ditempat umum. Tapi pimpinan Gerindra harus cepat tanggap menyelesaikan ini dan segera mengklarifikasi kepada masyarakat dan yang bersangkutan sebelum menjadi boomerang bagi Gerindra. Intinya masalah internal bisa diselesaikan di internal sendiri,\" pungkasnya."/>
Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Dadang Darmawan mengatakan dua partai politik yakni PDI Perjuangan dan Gerindra mendapat keuntungan 'lebih' dibanding partai-partai politik lainnya dalam gelaran Pemilu Serentak 2019. Keuntungan tersebut menurutnya yakni meningkatnya popularitas keduanya berkat pertarungan dua pasangan capres yakni Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi.
"Kita sama-sama tau platform partai politik pendukung keduanya adalah PDI Perjuangan untuk paslon nomor 1 dan Partai Gerindra untuk paslon nomor 2," katanya, Jumat (18/1/2019).
Dadang mengatakan meningkatkan popularitas keduanya akan membuat masyarakat selaku pemilih juga akan cenderung menjadikan partai tersebut sebagai pilihan. Bagi yang menginginkan pergantian kepemimpinan akan mencoblos pasangan nomor urut 2 dan mereka akan terarah ke partai Gerindra. Begitu juga masyarakat yang masih menginginkan berlanjutnya kepemimpinan yang sekarang, mereka akan mencoblos nomor urut 1 dan akan terarah untuk memilih PDI Perjuangan.
"Keduanya akan mendapat limpahan suara," ujarnya.
Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019 khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.
Optimal yang dimaksudnya adalah tidak sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja, mestinya pengurus Gerindra bisa memanfaatkan momentum hari ini untuk meraih kemenangan di Sumatera Utara.
"Itu juga memungkinkan dilakukan oleh PDIP," tambahnya.
Menyinggung tentang beredarnya isu adanya oknum Caleg Gerindra untuk DPR RI dari Dapil Sumut 1 yang patut dicurigai keberadaan dan loyalitasnya, Dadang menilai hal itu mestinya juga harus jadi bahan evaluasi.
Apalagi pada saat Pilgubsu lalu, indikasi pengkhianatan dari oknum caleg tersebut terlihat saat ia terlibat mendukung dan masuk dalam jajaran tim sukses pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus.
"Karena ini masalah internal, alangkah lebih bijaknya kalau masalah ini diselesaikan di internal, jangan dibuka ditempat umum. Tapi pimpinan Gerindra harus cepat tanggap menyelesaikan ini dan segera mengklarifikasi kepada masyarakat dan yang bersangkutan sebelum menjadi boomerang bagi Gerindra. Intinya masalah internal bisa diselesaikan di internal sendiri," pungkasnya.
Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Dadang Darmawan mengatakan dua partai politik yakni PDI Perjuangan dan Gerindra mendapat keuntungan 'lebih' dibanding partai-partai politik lainnya dalam gelaran Pemilu Serentak 2019. Keuntungan tersebut menurutnya yakni meningkatnya popularitas keduanya berkat pertarungan dua pasangan capres yakni Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi.
"Kita sama-sama tau platform partai politik pendukung keduanya adalah PDI Perjuangan untuk paslon nomor 1 dan Partai Gerindra untuk paslon nomor 2," katanya, Jumat (18/1/2019).
Dadang mengatakan meningkatkan popularitas keduanya akan membuat masyarakat selaku pemilih juga akan cenderung menjadikan partai tersebut sebagai pilihan. Bagi yang menginginkan pergantian kepemimpinan akan mencoblos pasangan nomor urut 2 dan mereka akan terarah ke partai Gerindra. Begitu juga masyarakat yang masih menginginkan berlanjutnya kepemimpinan yang sekarang, mereka akan mencoblos nomor urut 1 dan akan terarah untuk memilih PDI Perjuangan.
"Keduanya akan mendapat limpahan suara," ujarnya.
Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019 khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.
Optimal yang dimaksudnya adalah tidak sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja, mestinya pengurus Gerindra bisa memanfaatkan momentum hari ini untuk meraih kemenangan di Sumatera Utara.
"Itu juga memungkinkan dilakukan oleh PDIP," tambahnya.
Menyinggung tentang beredarnya isu adanya oknum Caleg Gerindra untuk DPR RI dari Dapil Sumut 1 yang patut dicurigai keberadaan dan loyalitasnya, Dadang menilai hal itu mestinya juga harus jadi bahan evaluasi.
Apalagi pada saat Pilgubsu lalu, indikasi pengkhianatan dari oknum caleg tersebut terlihat saat ia terlibat mendukung dan masuk dalam jajaran tim sukses pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus.
"Karena ini masalah internal, alangkah lebih bijaknya kalau masalah ini diselesaikan di internal, jangan dibuka ditempat umum. Tapi pimpinan Gerindra harus cepat tanggap menyelesaikan ini dan segera mengklarifikasi kepada masyarakat dan yang bersangkutan sebelum menjadi boomerang bagi Gerindra. Intinya masalah internal bisa diselesaikan di internal sendiri," pungkasnya.