Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Medan harus menjelaskan urgensi dari beberapa pertanyaan yang disinyalir menjadi indikasi adanya permainan kotor saat proses rekrutmen panitia pengawas kecamatan (Panwascam) Pemilu 2024.
Dua pertanyaan tersebut yakni pertanyaan mengenai ‘siapa orang dalam’ yang dikenal oleh peserta seleksi dan ‘berani membayar berapa?’.
Dua pertanyaan ini membuat Bawaslu Kota Medan akan diadukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) oleh Ketua Perkumpulan Satu Suara Penting (1SP), Sutrisno Pangaribuan.
“Beberapa warga Medan yang mengikuti tahapan seleksi Panwascam menyampaikan keluhan sejak melakukan pendaftaran peserta seleksi. Pertanyaan- pertanyaan dari oknum- oknum seperti: “Dapat informasi darimana?”, “Siapa orang dalam yang dikenal”, bahkan “Bersedia membayar berapa?” menjadi pertanyaan- pertanyaan yang diterima oleh beberapa calon peserta. Bahkan setelah berkas- berkas masuk, Sebagian ada yang dihubungi melalui telepon seluler oleh oknum- oknum yang diduga ikut bermain,” kata Sutrisno kepada RMOLSumut, Jumat (28/10/2022).
Ihwal beberapa pertanyaan tersebut, Pakar Komunikasi Iskandar Zulkarnain mengatakan sejatinya dalam ilmu komunikasi, pertanyaan digunakan untuk beberapa hal. Diantaranya yakni untuk menyampaikan informasi dan untuk mengubah persepsi dari pihak lain berkaitan dengan hal yang relevan dengan tujuan dari terjadinya komunikasi tersebut.
Untuk pertanyaan ‘dapat informasi darimana’ yang ditanyakan kepada peserta menurutnya dapat dipahami menjadi sebuah kebutuhan internal dari Bawaslu Medan untuk dijadikan semacam survey terkait alat sosialisasi efektif bagi mereka. Namun soal pertanyaan ‘siapa orang dalam yang dikenal’ dan ‘berani bayar berapa’, menurut Iskandar tidak ada relevansinya dengan proses seleksi.
“Jika benar itu ditanyakan, itu sungguh sebuah hal yang tidak ada relevansinya dengan proses seleksi. Untuk apa? itu harus dijelaskan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Bawaslu Kota Medan Payung Harahap mempersilahkan pihak yang keberatan terhadap proses seleksi Panwascam yang mereka lakukan agar melapor ke DKPP. Menurutnya, pertanyaan yang mereka tanyakan kepada para peserta merupakan pertanyaan yang standar.
Soal pertanyaan soal ‘siapa orang dalam’ dan ‘bersedia membayar berapa’ menurutnya tidak pernah mereka pertanyakan.
“Proses wawancara itu semua direkam dan tidak ada yang terlewatkan,” ungkapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved