Keinginan menjadikan Joko Widodo sebagai presiden tiga periode seperti yang disampaikan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dikritisi aktivis asal Papua, Natalius Pigai.
- Kumpulkan Kader, Lokot Nasution: Kita Panaskan Mesin Jemput Kemenangan Partai Demokrat
- Bawaslu Sumut Sinkronkan 16.757 DPT yang Dicoret KPU
- DPW Nasdem Sumut Dukung Polisi Berantas Judi di Sumatera Utara
Baca Juga
Bagi Pigai, Nasdem sama saja sudah kehilangan esensi bernegara jika tetap menginginkan pelanggengan jabatan Jokowi hingga melewati aturan yang ditentukan undang-undang, yakni maksimal dua periode.
"Partai Nasdem sudah kehilangan esensi bernegara dan pemimpinnya (Surya Paloh) sudah kehilangan substansi hidup," kritik Natalius Pigai kepada redaksi, Jumat (12/11).
Sikap Nasdem yang tetap menginginkan Jokowi tiga periode ini pun seakan telah lupa dengan tujuan utama dalam bernegara.
“Jika seseorang sudah kehilangan substansi hidup maka yang terlihat cuma rambu-rambu dan gayanya saja” konon katanya menurut Confucius (Filusuf dan penyair yang hidup di dataran Cina pada periode 551-479 sebelum masehi)," demikian Natalius Pigai.
Keinginan agar Presiden Jokowi tetap menjabat sebagai presiden disampaikan Surya Paloh saat pidato peringatan Hari Ulang Tahun Nasdem yang disiarkan secara daring, Kamis kemarin (11/11).
"Kalau saja konstitusi kita tidak membatasi masa presiden hanya dua kali, saya tidak perlu menjawab pertanyaan kader, siapa presiden kita sesudah Jokowi, karena tone-nya sama dari atas ke bawah, jawabannya satu ya pasti Jokowi kembali," kata Surya Paloh.
- Koalisi Gerindra-PKB Telurkan 5 Kesepakatan
- Prabowo Subianto: Joko Widodo Adalah Presiden Terbaik yang Pernah Dimiliki Indonesia
- Komisi II DPRD Medan Masih Temukan Tumpang Tindih Anggaran