Partai Nasdem akan mendapat keuntungan jika kadernya yang duduk di kabinet Joko Widodo terkena reshuffle.
Sebab, partai besutan Surya Paloh tersebut akan mendapat citra sebagai partai yang dizolimi oleh pemerintah berkaitan dengan kebijakan mereka yang terlebih dahulu mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.
Karena itu, Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Jokowi tidak mungkin mereshuffle mereka.
“Saya yakin Pak Jokowi tidak mungkin mereshuffle semua menteri Nasdem, satu atau dua yang direshuffle. Karena kalau semua menteri Nasdem diganti, itu justru presiden membantu penguatan citra Nasdem sebagai partai yang dizolimi,” kata Hensat, sapaan akrabnya, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/12).
"Dan di Indonesia sejarahnya, kalau ada yang dizolimi makin banyak yang bela. Jadi kalau presiden reshuffle semua (menteri Nasdem), itu jadi keuntungan politik tersendiri buat Nasdem, menurut saya,” imbuhnya.
Sebaliknya, jika Presiden Jokowi tidak mendepak menteri dari Nasdem, juga akan tetap menguntungkan bagi partai tersebut. Karena Nasdem bakal dianggap sebagai partai politik paling setia dengan Jokowi.
Hensat menambahkan, reshuffle yang kemungkinan dilakukan Jokowi nanti tidak perlu dikaitkan dengan citra partai politik, lantaran perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
"Jadi reshuffle ini garisnya adalah presiden mau resshuffle atau tidak? Pingin atau tidak? Alasannya apa itu, terserah presiden lah, politis boleh, tentang kinerja juga boleh,” tutup Hensat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved