- Lokot Nasution: Warga Sumut Sangat Melek Politik
- MA Tolak PK Moeldoko, Lokot Nasution: Kado Istimewa Bagi Kami
- Agar Tidak Terkesan Politis, KPK Harus Buktikan Dugaan Keterlibatan Para Politisi di Kasus Korupsi Kereta Api
Baca Juga
Menarik untuk membicarakan Partai Demokrat. Partai yang mengantarkan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI dua periode itu tetap menjadi 'kuda hitam' dalam percaturan politik. Bukan hanya tingkat nasional namun juga hingga ke daerah.
Tidak dipungkiri, hal tersebut terjadi karena sosok pemimpin pada partai berlambang Mercy ini merupakan orang-orang mumpuni dalam dunia politik. Mulai dari SBY hingga penerusnya kini Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mendapat predikat sosok pemimpin yang mumpuni tersebut. Hasil dari berbagai survey tentang tokoh yang layak untuk menjadi presiden RI yang selalu menempatkan AHY dalam empat besar menjadi fakta yang tak ternafikan.
Kali ini saya tidak ingin mengulas soal sosok AHY yang kini menjadi 'sopir' Partai Demokrat. Biarlah itu menjadi isu politik di tingkat nasional.
Saya yakin mengulas tentang sosok 'sopir' Partai Demokrat di Sumatera Utara juga tidak kalah menarik. Hal ini berkaitan dengan rencana pelantikan Lokot Nasution untuk menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara yang informasinya akan berlangsung lusa.
Nama Lokot Nasution masih sendiri, belum ada nama-nama pengurus lain yang akan mendampinginya sebagai 'co driver alias pendamping sopir' untuk memastikan Partai Demokrat Sumut finis sesuai dengan target di 2024. Mepetnya waktu pelantikan dan masih tertutupnya pintu informasi mengenai nama-nama pendamping Lokot pada posisi Sekretaris dan Bendara saya yakin karena tingginya dinamika di partai tersebut.
Beberapa kader Demokrat yang saya ajak ngobrol sore ini menyebutkan rumor di internal mereka menyebutkan ada 3 nama yang beredar untuk menjadi calon Sekretaris DPD Demokrat Sumatera Utara. Tiga nama itu adalah Suryani Paskah Naiborhu, Yudha Johansyah dan Tondi Roni Tua.
Tiga nama ini saya kira sangat layak untuk dijadikan Sekretaris DPD Demokrat untuk mendampingi Lokot Nasution. Suryani Paskah misalnya, sosok yang sangat dikenal sebagai aktivis perempuan yang sangat dikenal di jajaran Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Kota Medan dan Sumatera Utara. Saat ini Suryani juga merupakan Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Demokrat (KNPD) Sumatera Utara yang merupakan organisasi sayap Partai Demokrat.
Yudha Johansyah juga merupakan sosok yang sudah mempunyai rekam jejak baik di Demokrat dan beberapa organisasi lainnya. Ia pernah berkecimpung di ICMI Medan dan HIPMI Sumut dan beberapa organisasi lain. Dan terakhir Tondi Roni Tua merupakan sosok yang kini menjadi rival Lokot Nasution pada pemilihan calon Ketua DPD Demokrat Sumut. Kini ia menjadi anggota DPRD Sumut dari daerah pemilihan Sumut 7.
Nah, bicara politik Sumut selalu dikaitkan dengan politik pelangi alias merangkum berbagai keberagaman yang ada. Dan melirik riwayat kepengurusan di DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, saya kira ini tradisi yang sangat layak diapresiasi.
Ini bukan catatan tanpa alasan. Mari kita melirik sejarak pemimpin DPD Partai Demokrat di Sumatera Utara.
Saat Palar Nainggolan menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, ia didampingi oleh Rahmat Pardamean Hasibuan pada posisi Sekretaris. Begitu juga saat HT Milwan yang menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sumut ia didampingi oleh Tahan Manahan Panggabean pada posisi Sekretaris.
Hal ini berlanjut saat JR Saragih yang mendapat giliran menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, ia didampingi oleh Meilizar Latief pada posisi sekretaris. Bahkan kalau pun harus dilanjutkan pada pimpinan berikutnya yang hanya berstatus Plt Ketua DPD Demokrat yakni Herri Zulkarnain, ia masih tetap didampingi oleh Meilizar Latief pada posisi Sekretaris.
Keputusan mengenai siapa yang akan menjadi Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumatera Utara mendampingi Lokot Nasution saya kira sudah pasti ada di tangan AHY selaku Ketua Umum. Tapi fakta sejarah mengenai sosok tampuk pimpinan partai tersebut di Sumatera Utara saya kira menjadi hal yang tak layak dilupakan.
Dan, hal ini saya kira masih sangat relevan untuk saat ini, karena kita bicara Menjaga Warna di Demokrat Sumatera Utara.***
- Lokot Nasution: Warga Sumut Sangat Melek Politik
- MA Tolak PK Moeldoko, Lokot Nasution: Kado Istimewa Bagi Kami
- Agar Tidak Terkesan Politis, KPK Harus Buktikan Dugaan Keterlibatan Para Politisi di Kasus Korupsi Kereta Api