Banjir yang selalu terjadi di Kota Medan setiap hujan deras mengguyur membuat warga mengeluh.
Sebab, banjir pada sejumlah ruas jalan tersebut membuat para pengguna jalan kerap terjebak di tengah banjir karena kendaraan mereka mogok.
"Kalau disini dari dulu memang langganan banjir, hujan sedikit saja sudah banjir, tergenang banjir bisa mencapai 1 meter bang kalau hujan deras 2 jam saja," kata seorang warga Simon di Jalan Sei Batanghari, Kecamatan Medan Sunggal, Sabtu (24/4/2021).
Banjir di lokasi ini menurutnya kerap memicu kemacetan, karena warga berusaha memutar arah. Mereka berharap Wali Kota Medan Bobby Nasution bekerja serius mengatasi persoalan yang selalu mereka keluhkan tersebut.
"Ini saja sudah banyak kendaraan yang putar arah, bahkan ada yang mogok, macetlah jadinya, kami berharap pemerintah kota Medan seriuslah menagani banjir. Kalau banjir gini kan susah, cari makan pun payah," katanya.
Sebelumnya pengamat tata kota dan lingkungan, Jaya Arjuna saat dimintai pendapatnya, ia mengatakan bahwa pemerintah kota Medan telah salah dalam penanganan banjir.
Banjir di kota Medan ini bukan hanya menyebabkan kemacetan lalu lintas saja, tapi menyebabkan polusi dan pencemaran lingkungan, bahkan bisa juga menyia-nyiakan waktu orang. Yang paling berbahaya itu air dari septitank kalau sudah banjir naek dan itu sudah pasti menimbulkan penyakit.
"Nah penanganan banjir Medan harus belajar dari Belanda membangun sistim drainase kota Medan, Belanda sudah membuat sistim drainase yang canggih untuk itu Belanda mengorek hampir 200 km. Dan sejak dibangun oleh Belanda itu tak pernah dirawat. Nah untuk penanganan banjir itu tidak benar. Penanganan banjir kota Medan itu ditangani oleh BWS.
Sementara mereka tak tau mana sungai, mana kanal karena dia mengerjakan kanal. Kanal itu harusnya yang menangani Provinsi, drainase seharusnya Pemko yang menangani, sungai barulah BWS yang menangani," ujarnya.
Katanya lagi, Badan Wilayah Sungai ( BWS )menangani kanal, ujungnya cuma proyek. Mereka katanya yang menangani banjir Medan, yang akan mereka tangani itu tidak sampai dari 25 % permasalahan banjir Medan dan itu tidak menyelesaikan masalah banjir Medan.
Ketika disinggung tentang kanal banjir Timur yang telah dibangun pemerintah di daerah di daerah Kecamatan Medan Johor yang tidak berfungsi, Jaya menyebut kanal tersebut telah salah dalam perencanaan.
"Kalau kanal banjir Timur yang di daerah Kecamatan Medan Johor itu sudah salah perencanaan. Pembangunanya sudah menghabiskan uang negara 1,2 Triliun dan itu fungsinya berbeda," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved