Kaldera Toba menjadi salah satu kebanggaan Indonesia yang mendapat pengakuan dari dunia terutama di kalangan ahli geologi.
Hal ini karena hasil kajian para ahli geolog dunia menyebutkan peristiwa letusan yang membuat terjadinya Kaldera Toba ratusan ribu tahun lalu masih menjadi yang paling luar biasa sepanjang sejarah.
Hal ini disampaikan Ketua Harian Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark Ir. Mangindar Simbolon saat memberikan pemaparan menyeluruh terkait pengelolaan Kaldera Toba di hadapan rombongan Forum Wartawan Pemprovsu-Dinas Kominfo Sumatera Utara, di Kantor Bupati Samosir, Jalan Simbolon Purba, Rianiate, Pangururan, Kabupaten Samosir, Senin (29/11/2021).
"Seluruh ahli geolog dunia mengakui bahwa Kaldera Toba merupakan fenomena luar biasa dalam bidang geologi," katanya.
Mantan bupati Samosir ini menjelaskan, sangat banyak kebijakan yang sudah dilakukan untuk membenahi Kaldera Toba. Salah satu langkah terbesar yakni mulai dari mengusulkan Kaldera Toba masuk UNESCO Global Geopark.
"Mulai 2015 lalu, saya saat masih menjadi bupati sangat intens berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengusulkan itu. Dan syukur, sekarang sudah tercatat dalam UGG tersebut," ujarnya.
Dijelaskan Mangindar, dengan masuknya Kaldera Toba dalam UGG, maka Kaldera Toba serta merta menjadi objek yang memiliki tiga fungsi yakni fungsi konservasi, fungsi edukasi dan fungsi ekonomi. Konservasi dalam hal ini,
"Kaldera Toba menjadi pusat konservasi untuk menjaga bio diversity dengan konsep pengelolaan yang terukur. Kemudian, fungsi edukasi karena menjadi tempat penelitian kelas dunia yang juga diharapkan dapat dikelola untuk kepentingan ekonomi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat," ungkapnya.
Hanya saja kata Mangindar, dalam memanfaatkan 3 fungsi tersebut masih kerap ada kendala. Salah satunya yakni edukasi kepada masyarakat mengenai status dan fungsi dari Kaldera Toba itu sendiri.
"Edukasi soal kaldera sangat minim, ini harus ditingkatkan Misalnya untuk konservasi budaya, menari misalnya sangat jarang kita temukan adanya belajar manortor. Yang ada itu kerap hanya mengandalkan naluri alamiah. Kami mengakui kelemahan kami adalah kurangnya aplikasi lapangan dan itu akan terus kita fokuskan," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved