Artinya, bagi Bapak ini tidak masalah ya? Tidak masalah, kamu bisa cek dimana pun saya bicara, saya mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah. Yang saya luruskan adalah, tidak benar Presiden itu tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Lalu tidak benar Presiden terindikasi PKI. Presiden pada saat apel Danrem/Dandim pada bulan Desember 2018, telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia dan pada bulan Januari nya sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI. Saya juga di CC kan. Hasilnya tidak ditemukan itu. Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, tidak ditemukan juga. Saya mau tanya, dimana itu? Kemudian dikatakan juga negara kita punya banyak utang, tidak benar. Hutang kita rendah kok. Utang kita hanya 29,6�ri PDB padahal utang itu boleh hingga 60�ri PDB. Lalu banyak lagi. Hal-hal semacam ini, berita-berita hoaks ini, jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Apa harapan Bapak terhadap para mahasiswa?
Enggak apa-apa, tapi jangan ribut karena berita-berita hoaks. Karena yang akan mengawaki bangsa ini ke depan adalah mereka.
Jadi Bapak tidak merasa diusir ya? Tidak, kalau diusir kenapa saya hampiri mereka? Ada yang ajak toss, selfie.
Apakah ini baru pertama kali terjadi pada Bapak? Iya tapi it’s OK, ini namanya demokrasi, asal jangan sampai terjadi kekerasan." itemprop="description"/>
Artinya, bagi Bapak ini tidak masalah ya? Tidak masalah, kamu bisa cek dimana pun saya bicara, saya mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah. Yang saya luruskan adalah, tidak benar Presiden itu tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Lalu tidak benar Presiden terindikasi PKI. Presiden pada saat apel Danrem/Dandim pada bulan Desember 2018, telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia dan pada bulan Januari nya sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI. Saya juga di CC kan. Hasilnya tidak ditemukan itu. Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, tidak ditemukan juga. Saya mau tanya, dimana itu? Kemudian dikatakan juga negara kita punya banyak utang, tidak benar. Hutang kita rendah kok. Utang kita hanya 29,6�ri PDB padahal utang itu boleh hingga 60�ri PDB. Lalu banyak lagi. Hal-hal semacam ini, berita-berita hoaks ini, jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Apa harapan Bapak terhadap para mahasiswa?
Enggak apa-apa, tapi jangan ribut karena berita-berita hoaks. Karena yang akan mengawaki bangsa ini ke depan adalah mereka.
Jadi Bapak tidak merasa diusir ya? Tidak, kalau diusir kenapa saya hampiri mereka? Ada yang ajak toss, selfie.
Apakah ini baru pertama kali terjadi pada Bapak? Iya tapi it’s OK, ini namanya demokrasi, asal jangan sampai terjadi kekerasan."/>
Artinya, bagi Bapak ini tidak masalah ya? Tidak masalah, kamu bisa cek dimana pun saya bicara, saya mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah. Yang saya luruskan adalah, tidak benar Presiden itu tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Lalu tidak benar Presiden terindikasi PKI. Presiden pada saat apel Danrem/Dandim pada bulan Desember 2018, telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia dan pada bulan Januari nya sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI. Saya juga di CC kan. Hasilnya tidak ditemukan itu. Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, tidak ditemukan juga. Saya mau tanya, dimana itu? Kemudian dikatakan juga negara kita punya banyak utang, tidak benar. Hutang kita rendah kok. Utang kita hanya 29,6�ri PDB padahal utang itu boleh hingga 60�ri PDB. Lalu banyak lagi. Hal-hal semacam ini, berita-berita hoaks ini, jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Apa harapan Bapak terhadap para mahasiswa?
Enggak apa-apa, tapi jangan ribut karena berita-berita hoaks. Karena yang akan mengawaki bangsa ini ke depan adalah mereka.
Jadi Bapak tidak merasa diusir ya? Tidak, kalau diusir kenapa saya hampiri mereka? Ada yang ajak toss, selfie.
Apakah ini baru pertama kali terjadi pada Bapak? Iya tapi it’s OK, ini namanya demokrasi, asal jangan sampai terjadi kekerasan."/>
Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan atas aksi ribuan mahasiswa Universitas Pembangunan Pancabudi, Medan yang meneriakkan dukungan untuk Prabowo dihadapannya usai memberikan kuliah umum pada kampus yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Medan tersebut. Menurutnya reaksi dukungan yang diteriakkan oleh ribuan mahasiswa dihadapannya merupakan reaksi yang biasa. Berikut wawancara dengan Luhut yang ditemui di Medan pada Sabtu (13/4/2019) pagi. Bisa diceritakan kronologi kejadian saat Bapak memberi kuliah umum di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan
Saya memberi penjelasan bagaimana kita ini sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Memang massa nya ini saya lihat terbelah dua. Lalu waktu saya naik ada yang provokasi.
Saya bicara sekitar 20 menit sampai selesai, dimana pun saya bicara saya tidak pernah bilang pilih paslon ini pilih paslon itu. Terutama kalau bicara di depan mahasiswa, saya selalu bicara bahwa kalian pilih paslon sesuai hati nurani mu, jangan golput, pergilah ke TPS besok tanggal 17 (April). Tanya hati nurani mu siapa yang mau kau pilih. Lalu saya jelaskan keadaan ekonomi saat ini. Selesai kuliah umum saya turun, masih ada kumpulan mahasiswa. Saya lewati mereka kumpulan mahasiswa yang teriak Prabowo, Prabowo†saya bilang enggak apa-apa, kami toss, toss, begitu. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil. Saya toss dan banyak yang selfie sama saya. Itu sudah jam 10 kurang sedikit. Kalau mereka mahasiswa yang masih muda begitu kan sah-sah saja. Jadi kalau ada yang bilang saya diusir, saya enggak merasa diusir. Sudah selesai semua.
Artinya bapak tidak merasa diusir? Tidak, saya tidak merasa. Kalau saya diusir, buat apa saya jalan di tengah-tengah mereka? Saya hampiri mereka sambil jalan ke jalan besar. Ada yang teriak-teriak "Jokowi lagi, Jokowi lagi" ada pula yang teriak "Prabowo, Prabowo". Tidak apa-apa kan, demokrasi. Asalkan tidak sampai berkelahi, bermusuhan. Dan kalau sudah selesai mencoblos nanti ya sudah selesai, siapa pun yang menang ya itulah Indonesia.
Artinya, bagi Bapak ini tidak masalah ya? Tidak masalah, kamu bisa cek dimana pun saya bicara, saya mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah. Yang saya luruskan adalah, tidak benar Presiden itu tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Lalu tidak benar Presiden terindikasi PKI. Presiden pada saat apel Danrem/Dandim pada bulan Desember 2018, telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia dan pada bulan Januari nya sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI. Saya juga di CC kan. Hasilnya tidak ditemukan itu. Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, tidak ditemukan juga. Saya mau tanya, dimana itu? Kemudian dikatakan juga negara kita punya banyak utang, tidak benar. Hutang kita rendah kok. Utang kita hanya 29,6% dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60% dari PDB. Lalu banyak lagi. Hal-hal semacam ini, berita-berita hoaks ini, jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Apa harapan Bapak terhadap para mahasiswa?
Enggak apa-apa, tapi jangan ribut karena berita-berita hoaks. Karena yang akan mengawaki bangsa ini ke depan adalah mereka.
Jadi Bapak tidak merasa diusir ya? Tidak, kalau diusir kenapa saya hampiri mereka? Ada yang ajak toss, selfie.
Apakah ini baru pertama kali terjadi pada Bapak? Iya tapi it’s OK, ini namanya demokrasi, asal jangan sampai terjadi kekerasan.
Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan atas aksi ribuan mahasiswa Universitas Pembangunan Pancabudi, Medan yang meneriakkan dukungan untuk Prabowo dihadapannya usai memberikan kuliah umum pada kampus yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Medan tersebut. Menurutnya reaksi dukungan yang diteriakkan oleh ribuan mahasiswa dihadapannya merupakan reaksi yang biasa. Berikut wawancara dengan Luhut yang ditemui di Medan pada Sabtu (13/4/2019) pagi. Bisa diceritakan kronologi kejadian saat Bapak memberi kuliah umum di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan
Saya memberi penjelasan bagaimana kita ini sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Memang massa nya ini saya lihat terbelah dua. Lalu waktu saya naik ada yang provokasi.
Saya bicara sekitar 20 menit sampai selesai, dimana pun saya bicara saya tidak pernah bilang pilih paslon ini pilih paslon itu. Terutama kalau bicara di depan mahasiswa, saya selalu bicara bahwa kalian pilih paslon sesuai hati nurani mu, jangan golput, pergilah ke TPS besok tanggal 17 (April). Tanya hati nurani mu siapa yang mau kau pilih. Lalu saya jelaskan keadaan ekonomi saat ini. Selesai kuliah umum saya turun, masih ada kumpulan mahasiswa. Saya lewati mereka kumpulan mahasiswa yang teriak Prabowo, Prabowo†saya bilang enggak apa-apa, kami toss, toss, begitu. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil. Saya toss dan banyak yang selfie sama saya. Itu sudah jam 10 kurang sedikit. Kalau mereka mahasiswa yang masih muda begitu kan sah-sah saja. Jadi kalau ada yang bilang saya diusir, saya enggak merasa diusir. Sudah selesai semua.
Artinya bapak tidak merasa diusir? Tidak, saya tidak merasa. Kalau saya diusir, buat apa saya jalan di tengah-tengah mereka? Saya hampiri mereka sambil jalan ke jalan besar. Ada yang teriak-teriak "Jokowi lagi, Jokowi lagi" ada pula yang teriak "Prabowo, Prabowo". Tidak apa-apa kan, demokrasi. Asalkan tidak sampai berkelahi, bermusuhan. Dan kalau sudah selesai mencoblos nanti ya sudah selesai, siapa pun yang menang ya itulah Indonesia.
Artinya, bagi Bapak ini tidak masalah ya? Tidak masalah, kamu bisa cek dimana pun saya bicara, saya mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah. Yang saya luruskan adalah, tidak benar Presiden itu tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Lalu tidak benar Presiden terindikasi PKI. Presiden pada saat apel Danrem/Dandim pada bulan Desember 2018, telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia dan pada bulan Januari nya sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI. Saya juga di CC kan. Hasilnya tidak ditemukan itu. Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, tidak ditemukan juga. Saya mau tanya, dimana itu? Kemudian dikatakan juga negara kita punya banyak utang, tidak benar. Hutang kita rendah kok. Utang kita hanya 29,6% dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60% dari PDB. Lalu banyak lagi. Hal-hal semacam ini, berita-berita hoaks ini, jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Apa harapan Bapak terhadap para mahasiswa?
Enggak apa-apa, tapi jangan ribut karena berita-berita hoaks. Karena yang akan mengawaki bangsa ini ke depan adalah mereka.
Jadi Bapak tidak merasa diusir ya? Tidak, kalau diusir kenapa saya hampiri mereka? Ada yang ajak toss, selfie.
Apakah ini baru pertama kali terjadi pada Bapak? Iya tapi it’s OK, ini namanya demokrasi, asal jangan sampai terjadi kekerasan.