Pemilihan guru berprestasi oleh Dinas Pendidikan Deli Serdang dinilai sarat dengan permainan.
Hal ini karena guru yang terpilih dan lolos ke tahapan lanjutan justru merupakan sosok yang memiliki nilai lebih rendah dibanding dengan guru yang tersingkir.
Hal ini diungkapkan LSM Suara Kebenaran Indonesia (SKI) yang fokus pada pendidikan.
Kami melihat ada kecurangan dalam seleksi tersebut dimana guru yang mendapat nilai 76 tidak lolos seleksi, sementara rekan guru lainnya sesama peserta guru prestasi (gupres) nilainya jauh dibawah yakni nilai 59 dan ada yang kurang dari 50 bisa lolos masuk tahap berikutnya," kata Sekjen DPP SKI kepada redaksi, Selasa (10/8/2021).
Irwanto menjelaskan, fakta ini mereka temukan setelah melakukan investigasi perolehan nilai dari seluruh peserta guru berprestasi tersebut. Hal ini kemudian mereka komparasikan dengan hasil pengumuman seleksi guru prestasi tersebut yang diumumkan oleh Dinas Pendidikan Deli Serdang pada Selasa (3/8/2021).
"Kita berharap hal seperti ini tidak terjadi dalam dunia pendidikan. Kita ingin hasil kompetisi benar-benar menghasilkan guru yang kompeten untuk menjadi yang terbaik. Apalagi seleksi ini menggunakan anggaran yang tidak sedikit," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia seleksi guru berprestasi tersebut Nurmaidah Purba saat dikonfirmasi mengaku sudah menyikapi ketidakpuasan peserta. Hal ini mereka lakukan dengan menarik ulang kelengkapan data untuk penilaian yang lebih akurat. Ia memastikan proses ini dilakukan dengan transparan dimana nilai peserta tidak hanya berdasarkan ujian online namun juga para peserta diberi kesempatan untuk menyiapkan semua komponen agar memiliki kesempatan yang sama.
"Sebelumnya nilai online tinggi, kalau nilai-nilai lain rendah bahkan tidak ada, pasti tidak bisa masuk nominasi. Namun yang pasti evaluasi sistem yang kami buat, kami ingin menemukan guru-guru terbaik dan hebat tanpa intervensi dari pihak manapun. Mudah-mudahan hasilnya nanti terbuka dan transparan," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved